⇛chapter 1 《佐野》

3.2K 243 8
                                    





~Happy reading~

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

~Happy reading~


Kini, satu Minggu telah berlalu, dan Shinjiro yang telah menginjak usia 1 Minggu.

Bayi laki laki itu sangat aktif, terkadang membuat sang ayah bingung, dengan sikap sang anak yang tidak menuruni dirinya ataupun sang istri.

Dan siang hari ini, Shinichiro telah di buat kewalahan, oleh Shinjiro yang terus rewel, tak ingin melakukan rutinitas tidur siangnya.

Terkadang, bayi berumur 1 Minggu sering sekali tidur, tetapi tidak dengan bayi bermarga Sano ini.

" Ayo, Shiro tidur dulu yuk. " Ucap Shinichiro, yang tengah menimang sang anak agar tertidur.

Bukannya tertidur, Shinjiro malah menangis kencang, membuat sang ayah panik.

Wakasa yang baru saja masuk kedalam bengkel Shinichiro, langsung di kejutkan oleh tangisan Shinjiro, yang sangat kencang.

" Astaga naga. " Gumamnya, sambil mengelus dadanya.

Kedua kakinya langsung berjalan mencari keberadaan sang teman.

" Shin! " Panggilnya.

Mendengar suara panggilan, Shinichiro langsung berjalan keluar dari kamarnya.

Manik ungu Wakasa menjumpai Shinichiro yang tengah berjalan mendekatinya, dengan Shinjiro yang menangis di gendongannya.

" Oh, Waka kah? " Ucapnya, masih fokus menenangkan sang putra.

Sementara Wakasa hanya diam, menatap Shinichiro yang masih berusaha untuk menenangkan Shinjiro.

Melihat Shinjiro yang tak kunjung tenang, Wakasa berinisiatif memberikan sebuah mainan, yang kebetulan baru saja dirinya beli untuk Shinjiro.

Ckringg ckringg

Mendengar suara Gemerincing mainan, membuat tangisan Shinjiro mereda.

Manik ruby bayi itu, menatap mainan yang berada di atasnya.

Kedua tangannya terangkat, menyentuh mainan bermotif biru laut itu.

Wakasa menggerakkan mainan itu kembali, membuat suara gemerincing kembali terdengar.

Shinjiro menampilkan senyuman manisnya, lalu menggerakkan kedua tangannya, ingin mengambil mainan yang berada di tangan Wakasa.

Sementara Shinichiro menghela nafas lega, saat melihat sang anak telah tenang.

" Arigatou Waka. " Ucapnya, dan hanya dibalas anggukan oleh pemuda itu.

Manik hitam Shinichiro menatap jam, yang menunjukkan pukul 2 siang.

" Sudah waktunya Shiro minum susu. " Ucapnya.

Wakasa yang mendengar itu langsung menepuk pundak Shinichiro.

" Biarkan aku yang menggendong Shiro, kau ambil susu saja. " Ucapnya, lalu menaruh mainan ber gemerincing itu di dalam paper bag nya.

Shinichiro hanya mengangguk, dengan perlahan dirinya menaruh Shinjiro di gendongan Wakasa.

Manik ungu Wakasa bertemu dengan manik ruby bercahaya Shinjiro.
" Shiro sama aku dulu ya. " Ucapnya.

Sementara Shinichiro telah berjalan menuju kulkas, dan mengambil sekantong ASI, dan menuangkan nya di dalam botol dot.

Jika kalian bertanya, dari mana asal ASI itu, maka jawabannya adalah rumah sakit.

Apa kalian pernah mendengar tentang donor ASI?

Seorang ibu yang baru saja melahirkan, telah kehilangan bayinya yang meninggal. Seorang ibu itu, tak sengaja bertemu dengan Shinichiro yang tengah menggendong Shinjiro.

Keduanya saling berbincang bincang, Shinichiro tak sengaja menceritakan apa yang terjadi dengan istrinya.

Karena mendengar cerita Shinichiro, seorang ibu itu merasa perihatin dengan Shinjiro, Sampai akhirnya ibu itu menawarkan donor ASI yang berasal darinya, untuk Shinjiro.

Saat mendengar tawaran itu, awalnya Shinichiro merasa keberatan, tetapi demi sang putra, dirinya menyetujui nya.

Dan berakhir setiap harinya, ibu itu mengirim lima kantong asi untuk Shinjiro.

Bisa dibilang, Shinjiro termasuk tipe bayi yang susah untuk minum ASI.

Hal itu membuat Shinichiro, sempat khawatir, tetapi untungnya seorang ibu tadi, menjelaskan alasan Shinjiro susah untuk meminum ASI.

Ok, back to story'

Shinichiro kembali dengan sebotol susu, yang berada di tangan kanannya.

Manik hitamnya menemukan Wakasa yang tengah menggendong Shinjiro.

" Ternyata sudah tidur. " Ucap Shinichiro, melihat Shinjiro yang terlelap di gendongan Wakasa.

Dirinya meletakkan botol susu itu di atas meja, yang dekat dengannya, lalu mengambil sang putra dari gendongan temannya.

" Aku akan memindahkan Shinjiro dulu. " Ucapnya, lalu berjalan menuju kamar.

Wakasa hanya diam mengangguk, jujur saja dirinya masih ingin menggendong Shinjiro.

Di dalam kamar, Shinichiro membaringkan Shinjiro dengan perlahan, di atas kasur bayinya.

Lalu mengecup kedua pipi tembam Shinjiro, dan tersenyum hangat.

" Mimpi indah, Shinjiro. "





























Hai guys bagaimana book pertama yang Zen tulis?

Bagus nggak?

Kalau begitu, sekian dari Zen jangan lupa vote dan comment ya.

Sampai jumpa di chapter selanjutnya.

Good bye.

Eits, jangan lupa jaga kesehatan kalian.

Salam dari Zen ⚡

Father And Son ( Sano Shinichiro )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang