~Happy Reading~
Manik ungu Izana menatap sendu, Shinjiro yang tertidur di gendongnya. Kepala sang bayi menyender di dada bidangnya, dan tangan kiri yang terpasang dengan infus.
Kedua kakinya terus berdiri selama berjam-jam, agar tak membangunkan Shinjiro.
Seharusnya besok adalah hari dimana Shinjiro mulai bersekolah untuk pertamakali nya. Bukan sekolah taman kanak-kanak, tetapi sekolah khusus bayi berumur 2-3 tahun.
Di pagi hari yang cerah, Izana di hadapkan oleh kondisi Shinjiro yang bisa di bilang, tidak baik baik saja.
Badan Shinjiro terasa sangat panas, keringat dingin membasahi tubuh Shinjiro, dan Shinjiro yang terus mengangis tanpa henti.
Dengan cepat Izana menelfon Kakucho, untuk membantunya pergi ke rumah sakit.
Hati pemuda Kurokawa itu terasa pilu, ketika Shinjiro terus menangis, terlebih ketika bayi Sano itu sedang di suntik oleh dokter.
" Kau tidak tidur Izana? " Kakucho bertanya dengan suara kecil agar tak membangunkan Shinjiro.
Izana menggeleng kecil. Satu kecupan jatuh di pucuk kepala Shinjiro. Kakucho hanya menatapnya dari jarak yang tak terlalu jauh.
Kakucho baru saja sampai, ia cukup terkejut dengan Izana yang masih terjaga, walau matahari perlahan mulai menampakkan diri.
" Bagaimana kondisi Shiro? "
" Masih sama seperti kemarin. "
Suasana ruang rawat Shinjiro kembali hening. Perlahan Siner matahari mulai masuk kedalam ruangan, lewat celah celah tirai jendela.
Shinjiro terusik dari tidurnya, perlahan kedua kelopak mata nya terbuka. Hal pertama yang ia lihat adalah raut khawatir Izana.
" Nii. " Panggilnya lirih. Tenggorokannya terasa sangat sakit, sehingga ia susah untuk berbicara.
Izana mencium pucuk kepala Shinjiro, lalu mendudukkan dirinya di atas ranjang milik Shinjiro. Sementara Shinjiro masih setia berada di gendongannya.
" Mimpi indah? " Tanyanya lembut, seraya mengelus surai hitam panjang sang bayi.
Shinjiro hanya dapat mengangguk, dengan kedua mata yang telah terbuka sempurna.
Tak lama kemudian pintu kamar rawat terbuka, memperlihatkan seorang suster dan dokter, yang terlihat ingin memeriksa keadaan bayi Sano itu.
Sang dokter tersenyum kecil, lalu berjalan mendekati Shinjiro, yang tengah menatapnya bingung.
" Waktunya melakukan pemeriksaan Shinjiro-san. "
||||||||||
Sudah dua hari Shinjiro berada di rumah sakit. Kini kondisi bayi itu telah membaik walau masih membutuhkan pantauan dokter.
Izana dengan sabar menemani Shinjiro selama berada di rumah sakit. ia harus bergadang semalaman karena Shinjiro yang selalu rewel.
Suhu tubuh Shinjiro akan naik ketika emosi bayi itu tak terkontrol. Seperti rewel tiba-tiba, dan menangis lama.
Di kamar gelap, yang hanya diisi oleh suara guyuran yang tengah membasahi seluruh bagian wilayah Yokohama, Izana duduk di salah satu yang berada di ruang rawat dengan Shinjiro di atas gendongannya tengah tertidur.
Sedari tadi ia hanya diam memperhatikan langit yang terus menerus menurunkan air.
Terlihat Shinjiro yang menggeliat tak nyaman, melihat hal itu Izana segera mengambil selimut tebal yang berada di sampingnya. Dan menyelimuti Shinjiro secara perlahan.
Shinjiro kembali tertidur dengan nyaman. Membuat Izana menghela nafas lega.
" Hari ini bergadang lagi. " Gumamnya, lalu tersenyum kecil ketika melihat raut tenang nan imut milik Shinjiro ketika tengah tertidur.
Tak masalah. Ia akan melakukan apapun untuk bayi gembul satu ini.
" Jangan cepat besar ya. " Ucapnya dengan suara kecil.
Ia mendekap Shinjiro sedikit lebih erat. Lalu memejamkan kedua matanya. Mengistirahatkan nya sebentar.
Ia benar benar lelah, dua hari tak tidur sama sekali.
" Oyaseminasai. "
TBC. . .
KAMU SEDANG MEMBACA
Father And Son ( Sano Shinichiro )
Fanfiction( Sano Shinichiro ) Tokrev -HIATUS+REVISI- Father and Son Writer: Author Rei & Zen S1: End_26 November 2021-16 May 2022_ S2: _22 June 2022-.................._ Tokyo Revengers ©️ Ken Wakui