⇛chapter 11《佐野》

1.1K 144 9
                                    



~Happy Reading~

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

~Happy Reading~





Bengkel milik Shinichiro di ramaikan oleh kedatangan ambulans dan mobil polisi.

Tepat pukul 12 malam, pemilik bengkel ditemukan tergeletak pingsan dengan seorang bayi laki-laki di gendongannya.

Dua anak laki laki menjadi tersangka atas kecelakaan yang terjadi.

Mikey yang baru saja datang langsung di sungguhi oleh pemandangan Shinichiro yang di bawa kedalam ambulans.

Atensi beralih kepada ponakannya yang terus menangis, di gendongan seorang perawat.

Baju bayi yang awalnya bewarna putih bersih, kini telah ternodai oleh merah pekat darah sang ayah.

Tak lama setelah itu, kedua anak laki laki yang memiliki status sebagai pelaku, sekaligus sahabat dari Mikey, keluar dari bengkel itu dengan kedua tangan yang telah di borgol.

" Baji. " Panggilnya dengan suara kecil.

Baji menoleh dengan air mata yang telah turun deras. " M-Mikey g-gomen. " Lirihnya.

Mikey benar benar syok dengan kecelakaan itu.

Saat pintu ambulans ingin ditutup, Mikey berbicara dengan salah satu perawat bahwa ia adalah keluarga dari korban.

Pemuda Sano itu masuk kedalam ambulans. Melupakan keponakannya yang masih menangis.

Suara tangisan bayi Sano itu, membuat hati semua orang terasa pilu.

Seorang ibu berinisiatif untuk menenangkan bayi itu, ia timang bayi Sano itu dengan perlahan.

Sampai seorang pemuda dengan surai putih menghampirinya.

" Permisi, baasan saya ingin mengambil keponakan saya. " Ucapnya dengan tersenyum, walau terlihat jelas kekosongan dari tatapannya.

" Kau pamannya bayi ini? " Tanya bibi itu.

Pemuda itu hanya mengangguk.
" Iya, saya Kurokawa Izana, dan di gendongan baasan itu keponakan saya. Kurokawa Shinjiro. " Ucapnya.

Melihat kepastian yang sangat kuat dari manik ungu pemuda itu. Akhirnya ibu itu memberikan Shinjiro kepada Izana.

" Arigatōgozaimasu baasan. " Ucapnya.

Bibi itu mengangguk, lalu pergi.

Izana menatap Shinjiro yang tak kunjung tenang. Hatinya tersayat sayat melihat Shinjiro menangis seperti ini.

" Cup cup, Shiro ikut aku dulu ya. " Ucapnya, lalu berjalan pergi, meninggalkan polisi yang masih menyelidiki tempat kejadian.

Di sisi lain.

Mikey menunggu kakak laki-laki yang tengah di operasi dengan khawatir. Sebelumnya Emma datang, dan kini duduk dengan air mata yang terus turun.

Tetapi ia merasa bahwa ada seseorang yang terlupakan.

" Shiro. " Gumamnya dengan kedua mata membulat.

Tiba-tiba ia beranjak dari duduknya, membuat Mikey terkejut.

" Ada apa Emma? " Tanya Mikey menatap adik perempuannya itu.

Manik Emma menatap manik hitam Mikey.

" Shiro, dimana Shiro?! " Tanyanya.

Mikey terdiam. Ah sial, ia melupakan keponakannya itu, karena terlalu khawatir dengan kakaknya.

" Aku melupakannya. " Lirihnya.

Emma menatap Mikey sendu.
" Bagaimana bisa kau melupakan Shiro!? " Gadis Sano itu kembali menangis.

Tak lama kemudian pintu ruang operasi terbuka, menampilkan dokter yang tengah melepaskan sarung tangannya.

Langsung saja Emma dan Mikey menghampiri dokter itu, dengan perasaan penuh harap.

" Bagaimana kondisi kakak saya dok? " Tanya Emma.

Sang dokter tersenyum kecil, menatap sepasang Saudara itu.

" Syukurlah, pasien dapat di selamatkan. Ini benar benar keajaiban yang besar, selama ini tidak ada pasien yang selamat setelah mendapatkan luka seperti itu. Tetapi pasien mengalami koma. " Jelasnya.

Air mata kembali menetes dari pelupuk mata Emma, kali ini bukan air mata kesedihan, tetapi kebahagiaan.

" Yokatta. " Gumamnya dengan senyuman kecil.

Dokter pamit untuk undur diri.

Mikey memeluk Emma erat. Ia sangat bersyukur sang kakak masih dapat menemaninya. Walau kini kakaknya tengah dalam kondisi koma.

" Syukurlah Niisan. "









TBC .. .. .. ..

Akemashite Omedetō Gozaimasu🙇🏻‍♂️

Terimakasih sudah membaca
Jangan lupa untuk vote guys!!
Jaga kesehatan kalian semua!!

Salam dari Zen ⚡

Father And Son ( Sano Shinichiro )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang