⇛chapter 32《佐野》

716 90 6
                                    























Kedua pemuda berbaring lemah di atas genangan darah. Salju perlahan turun, tatapan keduanya menghadap langit. Luka tembakan berada di masing-masing tubuh kedua pemuda itu.

" Aku masih ingin bersama Shiro... " Ucap sang pemuda bersurai putih pelan, yang masih di dengar oleh pemuda di sampingnya.

Manik ungunya menunjukkan kekosongan yang sangat dalam. Memori kebersamaan antara dirinya bersama seorang bayi kembali berputar dalam benaknya.

Dirinya tak menyangka akan secepat itu meninggalkan bayi kesayangannya yang masih berumur 2 tahun.

" Percayakan Shiro kepada Sanzu..... Izana. "

Seluruh orang yang berada di sana, terus memanggil nama kedua pemuda itu. Tetapi suara mereka tak dapat di dengan oleh keduanya, seolah hanya mereka berdua yang berada di sana.

" Aku masih harus memperhatikan Shiro tumbuh...... bukankah aku sudah janji dengannya. " Izana tersenyum tulus walau luka tembakan yang di dapatkannya terasa sangat menyakitkan.

" Shiro menunggu ku pulang..... Aku membayangkan jika Shiro menyambut kepulangan ku dengan senyuman manisnya dan mengucapkan ' okaerinasai ' tte pasti sangat menggemaskan. "

Izana tersenyum lebar dengan tulus sehingga kedua matanya tertutup. " membayangkannya saja sudah membuatku sangat senang! "

" Kakucho.... kau harus tetap hidup. "

Kakucho hanya diam, perlahan kesadarannya mulai menghilang. " Kau juga harus tetap hidup.... Izana. "

Semua orang yang berada di sana menjadi saksi percakapan mengharukan antara keduanya.

Sepasang manik bewarna ungu menatap sendu Izana dan Kakucho.

" Kalian, otsukaresama...... beristirahatlah dengan tenang. "

Di sisi lain.

Seorang bayi tengah bermain dengan Seorang pemuda bersurai putih sebahu.

" Haru-nii, liat! Shiro buat pesawat. " ucap Shinjiro dengan antusias, membuat Pemuda Sanzu itu melukiskan senyuman manisnya di balik masker.

" Shiro hebat! " Pujinya.

Shinjiro tersenyum lebar, sehingga kedua matanya tertutup. Kelopak matanya kembali terbuka, menatap wajah Haruchiyo yang setengahnya di tutupi oleh masker hitam.

" kenapa Haru-nii pakai masker? " tanyanya polos.

Haruchiyo terkejut dengan pertanyaan tiba-tiba Shinjiro. " Aku hanya menutupi luka. " Jawabnya lembut.

Manik Ruby Shinjiro berbinar.
" Shiro mau lihat wajah Haru-nii! " serunya, semakin membuat Haruchiyo terkejut.

Tatapan binaran Shinjiro membuat Haruchiyo terpaksa membuka maskernya. Kedua matanya tertutup tak siap melihat raut ketakutan Shinjiro.....

Eh?

Kedua matanya terbuka lebar ketika merasakan sentuhan hangat telapak tangan kecil Shinjiro.

" keren! " puji bayi itu dengan antusias dan mata yang berbinar.

" Haru-nii benar-benar keren! " Pujinya lagi.

Haruchiyo benar-benar terkejut dengan reaksi Shinjiro yang tak seperti bayangannya.
" benarkah? " tanyanya dengan mata yang berkaca-kaca.

Shinjiro mengangguk semangat. Lalu memeluk leher Haruchiyo dengan erat.
" jangan tutupi luka itu lagi... " pintanya.

Pemuda Sanzu itu tersenyum hangat lalu mengangguk.

" Aku takkan menutupinya lagi... "















TBC....

Gomenne chapter ini pendek...
Menurut kalian, Izana death nggak?????

Father And Son ( Sano Shinichiro )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang