~Happy Reading~
Empat bulan telah berlalu, sudah empat bulan Shinjiro bersama Izana, dan sudah empat bulan pula semua keluarga Sano terus mencari satu satunya bayi di keluarga mereka.
Shinichiro tak kunjung bangun dari komanya. Kakek Sano, dan kedua cucunya melewati tahun baru dengan perasaan sedih.
Mereka telah melapor kepada polisi, dan selama empat bulan para polisi tak mendapatkan sepercik info pun tentang keberadaan bayi Sano itu.
Kini Mikey tengah di ruang rawat milik sang kakak. Manik hitamnya terus menatap kedua kelopak mata yang tak kunjung terbuka itu.
" Bagaimana kabarmu, Niisan? "
Ia mendudukkan dirinya di kursi yang berada di samping ranjang tersebut.
" Aku gagal menjaga Shiro. Kau tau, sudah empat bulan kau tertidur, dan Shiro tak kunjung ditemukan. "
" Aku gagal melindungi keponakan ku. " Lirihnya.
Tanpa disadarinya, setetes air mata jatuh. Mikey yang terlihat kuat, kini tengah berada di titik rendahnya. Tanpa di ketahui oleh seorang pun.
Sampai suara pintu terbuka. Dengan cepat pemuda Sano itu menghapus air matanya, dan menatap seseorang yang baru saja masuk.
" Kau tidak pulang Mikey? " Tanya pemuda, yang memiliki status sebagai sahabat Shinichiro.
Mikey menggeleng, lalu tersenyum.
" Tidak, Wakasa nii ingin mengunjungi Niisan? Kalau begitu aku akan membeli minuman sebentar. " Ucapnya, lalu melenggang pergi melewati pemuda Imaushi itu.Manik Wakasa terus menatap Shinichiro yang masih setia menutup Keuda matanya. Lalu mendekat, dan duduk di samping ranjang sang sahabat.
" Sampai kapan kau akan tertidur Shin. "
" Shiro hilang, Takeomi telah mengetahui hal itu. "
Berita tentang hilangnya Shinjiro telah tersebar. Tentu saja Takeomi dan Sanzu terkejut. Teman teman Mikey ikut sedih ketika mendengar berita itu.
Mereka telah mengerahkan seluruh usaha mereka untuk mencari Shinjiro.
Hilangnya Shinjiro cukup berdampak besar kepada Takeomi, dan adik laki-lakinya. Sanzu Haruchiyo.
Haruchiyo mengubah marganya menjadi Sanzu, setelah mendengar hilangnya Shinjiro. Terlebih, ia sempat bertengkar hebat dengan kakak tertuanya.
Sikap pemuda itu menjadi dingin, dan pendiam. Ia memiliki luka yang berada di kedua ujung mulut. Kedua lukanya di sebabkan karena pertengkarannya dengan Takeomi. Dan ia memilih untuk pergi jauh dari keluarganya.
Disisi lain Takeomi juga tengah mengkhawatirkan satu satunya ponakannya. Ingin rasanya ia mencari sendiri Shinjiro. Tetapi ia tak bisa, masih ada adik perempuannya yang masih kecil, dan harus ia jaga.
Bahkan ia tak lagi memikirkan adik laki-lakinya.
Wakasa terus melamun, sampai suara pintu terbuka, membuat lamunan pemuda itu terbuyarkan.
Ia berbalik, mematap Mikey yang telah kembali, dengan dua kaleng minuman.
Mikey berjalan mendekati Wakasa, lalu memberikan sekaleng minuman, dan di terima oleh Wakasa.
Suasana ruangan menjadi hening, tak ada percakapan di antara keduanya.
" Kenapa kalian memasang raut seperti itu? "
Sebuah suara yang sangat mereka rindukan, memasuki indra pendengaran mereka.
Langsung saja Mikey dan Wakasa menatap kearah suara. Kedua mata mereka membulat sempurna.
" SHINICHIRO! "
Di sisi lain. Izana tengah menimang Shinjiro, agar tertidur karena waktu yang telah menunjukkan pukul delapan malam.
Perlahan kedua kelopak mata Shinjiro tertutup. Kecupan lembut mendarat di dahi bayi anak itu.
Izana membaringkan Shinjiro di atas kasur, tak lupa ia memberikan pembatas guling agar bayi itu tak terjatuh.
" Good night baby boy. "
TBC .. .. .. ..
Maaf update terlambat 🙏
Terimakasih sudah membaca
Jangan lupa untuk vote guys!!
Jaga kesehatan kalian semua!Salam dari Zen ⚡
KAMU SEDANG MEMBACA
Father And Son ( Sano Shinichiro )
أدب الهواة( Sano Shinichiro ) Tokrev -HIATUS+REVISI- Father and Son Writer: Author Rei & Zen S1: End_26 November 2021-16 May 2022_ S2: _22 June 2022-.................._ Tokyo Revengers ©️ Ken Wakui