12) Classmeet

151 44 17
                                        


Hari ini classmeet. YEAYYY!!

Semuanya seakan senang dengan classmeet ini karena lebih menyenangkan dari saat mereka dulu di SMP. Kalau kata Raden sih begitu.

"Ghina! Semangat euyy! Nanti kalo menang gue ajak nonton ke bioskop!" Seru Juan semangat pada Ghina yang bersiap untuk melakukan lomba cerdas cermat.

Dia jadi panitia buat lomba cerdas cermat, sementara Rihanna jadi panitia lomba naik tiang bendera, Ares yang jadi panitia tarik tambang, dan Ella yang jadi panitia lomba gombal/quotes.

Iya, Ella itu salah satu anggota OSIS, bendahara 1 malah. Kaget tidak?

Sementara Juan sibuk menyemangati Ghina, di tempat lain, Rihanna tengah menceramahi Sadam yang sebentar lagi juga akan memulai lombanya.

"Lo tuh harus cepet nanti naiknya, Dam, biar gak ketinggalan sama peserta lain." Ujar Rihanna.

"Ya kalo misalnya gue kecapekan di tengah jalan gimana?" Balas Sadam.

"Lo cuma manjat tiang bendera, bukan manjat tebing, gak usah lebay." Sadam cemberut, padahal kan ya, dia ikut lomba naik tiang bendera ini kan gara-gara dipaksa Ella.

"Lagian nih ya, Dam. Manjat tiang bendera sama aja kayak manjat pohon kok-

"Tapi masalahnya gue kagak pernah manjat pohon, Ina. Lagian tiang bendera kan tinggi anjir, ramping lagi, gue takut tiba-tiba nanti tiang benderanya rubuh gara-gara gue panjat."

Kemudian, suara peluit pun terdengar. "WOY! YANG IKUT LOMBA MANJAT TIANG BENDERA BURUAN KUMPUL! MAU DIMULAI NIH!"

Sadam langsung berjalan cepat ke arah tempat yang dimaksud oleh panitia.

"Aaa! Sadam! Semangat!"

Itu bukan teriakan Rihanna melainkan salah satu kakak kelas mereka yang sedang berteriak semangat untuk pemuda itu di kursi penonton.

Rihanna mendelik mendengarnya, "bisa-bisanya orang kayak Sadam punya banyak fans, gue yang cakep gini aja kagak punya."

.

.

"Ya baik, sekarang sudah ada 6 peserta lomba gombal/quotes, dan mari kita mulai lombanya!" Ucap sang MC.

"Dimulai dari peserta 1, Reno Satria dari kelas 12 IPA 1, silahkan!"

Gimana bisa anak IPA nyasar ke lomba gombal/quotes, Raden kira lomba ini khusus buat anak IPS. Raden pun berbisik pada Ella yang kebetulan ada disampingnya saat ini.

"Psst, El. Kok ada anak IPA disini? Bukannya kategori lomba ini buat anak IPS, ya?" Bisik Raden.

"Ya enggak lah, bego. Ya kali cuma buat anak IPS doang, nanti dikiranya OSIS pilih kasih lagi." Jawab Ella malas.

Reno berdehem sebentar sebelum akhirnya berbicara mengenai gombalannya. "Gue tau ini cringe, tapi mumpung gue lagi ikut lomba gombal sekalian aja gue mau gombalin pacar gue."

Teriakan penonton menggema seketika, mereka semua meneriakkan nama pacar Reno, alias si Diva.

"WOO!! KAK DIVAA! PACARNYA NIH!"

"CIE DIPA!"

"WOY KAGAK ADA YANG MAU GOMBALIN GUE APA?"

"Buat pacar gue yang cantik, Diva. Cinta aku ke kamu itu seperti atom, tidak bisa dibagi dengan apa pun."

"Anjir lah! Anak IPA banget!" Seru Ella membuat Raden ikut terkejut mendengar seruan gadis itu.

Semua orang bertepuk tangan, sementara sang MC tertawa mendengar gombalan receh ala anak IPA dari Reno.

"Widihh, anak IPA banget ya, gue yang anak IPS aja juga baper. Oke, mari kita lanjut ke peserta nomor 2, Claudia Astara dari kelas 11 IPS 3!" Ujar sang MC

"Halo guys! Karena gue gak punya pacar kayak Kak Reno, jadi gue mau ngasih gombalan aja buat sahabat gue, Janu." Ucap Claudia membuat seisi lapangan bersorak ria kembali.

"LOH? BUAT GUE?" Kaget Janu dari kursi penonton.

"Lo tau, Nu? Gue kira sahabatan sama cowok kayak lo lebih gampang dari yang lain." Claudia menjeda kalimatnya sebentar dan menatap Janu lekat. "Tapi ternyata jauh lebih susah, karena resikonya jatuh cinta."

"TUH KAN! GUE BILANG JUGA APA, NU!"

"JADI SELAMA INI CLAUDIA SUKA SAMA JANU?"

"KOK RADA RELATE YA SAMA GUE?"

Raden terdiam mendengarnya. Benar, ini relate sekali dengannya, termasuk juga Ella.

"Wow! Kayaknya bakal ada yang confess beneran setelah ini haha. Selanjutnya, peserta nomor 3, Raden Mas Prananta dari kelas 10 IPS 4!" -Sang MC

Raden meneguk ludahnya gugup, gilirannya. Entah kenapa dia jadi gelisah seperti ini, padahal tadi dia sudah menyiapkan banyak jurus gombalan yang akan dia keluarkan untuk lomba kali ini.

Ella yang menyadari kegugupan sahabatnya pun, menoel pundak pemuda itu lalu berbisik. "Berdiri, Den, jangan diem aje."

Raden langsung mengangguk cepat dan berdiri, dia mengambil nafas panjang. "Buat orang yang gak pernah tau soal perasaan gue ke dia, someone I've liked for a long time."

Sorakan penonton jauh lebih keras dari sebelumnya, bahkan Ella sendiri terkejut dengan penuturan Raden. Someone he likes? Who?

"Gue tulis nama lo di langit, eh ditiup sama angin. Gue tulis nama lo di laut malah kebawa sama badai. Akhirnya gue nyerah dan nulis nama lo di hati gue, cinta namanya."

"YA ALLAH RADEN! LO SUKA SAMA SIAPA?" Seru Ella.

"RADEN SPILL CEWEKNYA KALO GAK GUE TENGGELEMIN LO DI SUNGAI CILIWUNG!"

"DEK! ITU PASTI GOMBALAN BUAT KAKAK YA?"

"SIP! UDAH GUE REKAM!"

Raden hanya tertawa canggung melihat reaksi para penonton yang heboh dengan ucapannya, tak sia-sia dia menghafal dua hari semalam.

.

.

"Gila anjir, gerah banget!" Juan mengibaskan buku tulisnya.

"Gue berasa lagi tinggal di planet Bekasi," tukas Ella.

"Ututu, kasian banget temen gue. Nih minumnya." Ghina membawakan minuman pesenan mereka semua.

Kebetulan lomba sedang dijeda sebentar dan beberapa murid dan panitia bisa beristirahat. Ketujuh manusia ini pun berkumpul di kantin.

"Gimana tadi, Ghin? Bisa gak lombanya?" Tanya Ares.

"Bisa dong, gampang kayak pertanyaan anak SD." Jawab Ghina dengan nada sombongnya.

"Awas aja lo ye, udah sombong kayak gitu tapi gak menang," ancam Rihanna.

"Btw, gue denger-denger dari murid-murid lo lagi suka sama orang ya, Den?" Raden langsung tersedak mendengar pertanyaan Juan.

"Ih iya! Siapa orangnya? Pasti lo udah ngecrushin dia dari lama, spill dong!" Timpal Ella.

"Widih, punya crush juga lo akhirnya." -Sadam

"Bukan siapa-siapa elah, cuma bohongan doang tadi biar agak manis aja gitu gombalan gue." Ucap Raden.

"Yah, penonton kecewa deh." Ucap Ghina melihat reaksi kecewa temen-temennya.

"Bohongan, bohongan. Gak gue lolosin ya lo biar menang," kesal Ella.

Raden tertawa senang, mana mungkin Ella melakukan itu, masih ada OSIS lain yang bisa ngelolosin dia biar menang.

"Tapi lo serius gak ada cewek yang disuka?" Tanya Ares memastikan, dan berhasil membuat terdiam berpikir.

Semuanya seakan menunggu jawaban dari pemuda itu, bahkan Ghina rela duduk berdekatan dengan Raden untuk mendengarkan jelas jawabannya.

Si empu tertawa kecil, "kalau pun ada orang yang gue suka, kemungkinan besar orang itu si Ghina."

16 (SIXTEEN)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang