22) Jujur

88 28 11
                                    

"Gue liat, Ghin, dia sama cewek itu." Ucap Ella.

Ghina memasang wajah gugupnya, "siapa? Jangan bilang..."

"Iya, yang selama ini lo curigain."

"T-terus gimana?"

Ella menggeleng pelan, "gue gak tau. Tapi mungkin mereka punya sesuatu hubungan yang gak gue tau."

"Duh, jadi penasaran kan gue." Ucap Ghina.

"Kalian ngomongin apa sih?" Tanya Ares yang sedari tadi hanya menyimak obrolan kedua gadis itu.

"Masalah perempuan, gak usah kepo." Ucap Ella pada Ares.

"Gue kan penasaran," balas Ares cemberut.

"Mau tau kelanjutannya gak?" Tawar Ella. Ghina mengangguk cepat, begitu pula dengan Ares.

"Celyn sama Dirka akhirnya ngasih tau ke Amelia kalo mereka udah nikah."

"OALA! JADI KALIAN DARITADI NGOMONGIN FILM?!"

Ghina menatap sinis Raden yang baru saja berteriak tepat disampingnya. "Berisik! Ganggu orang lagi cerita aja deh."

"Ya Allah, gue kira lo pada lagi ngomongin Sadam anjir," ucap Raden lalu duduk disamping Ella.

"Hah? Kok Sadam?"

"Kemaren, gue liat dia pelukan ama anak kelas sebelah, gila gak tuh?"

Ghina memukul lengan Raden keras, "pagi-pagi udah gosip aja."

"Eh tapi kok dia bisa pelukan sama anak kelas sebelah?" Tanya Ghina penasaran yang dibalas tatapan sinis oleh Raden. Tadi katanya gak boleh gosip.

"Sepupunya kali, Sadam kan punya sepupu yang seangkatan sama kita." Sahut Rihanna yang baru saja datang bersama Juan.

Setelahnya mereka semua kembali ke kegiatan masing-masing kembali. Rihanna dan Juan berkutat soal tugas, Ella, Ghina dan Ares masih membahas tentang film tadi sementara Raden kembali melamun sambil menatap ke arah jendela.

Namun tak lama kemudian, Raden bangun dari duduknya dan pergi begitu saja. Ella sempat melirik ke arah pemuda itu sebentar lalu berkata, "ceritanya lanjut nanti ye, gue kebelet buang air kecil nih."

"Yaudah, jangan lama-lama tapi, penasaran gue soalnya." Ucap Ghina yang diangguki oleh Ella.

Gadis itu pun segera pergi dan sempat memberi sinyal kepada Ravael untuk mengikutinya, untungnya anak itu cepat tanggap dengan sinyal yang diberi Ella.

"Mau ngapain?"

"Minta penjelasan ke Raden," jawab Ella. Ravael mengerutkan keningnya, "terus ngapain ngajak aku?"

Gadis itu berhenti mendadak membuat Ravael hampir terjungkal kaget. "Karena kamu juga ada di TKP kemarin, jadi aku butuh saksi mata." Ujar Ella lalu menarik Ravael dengan cepat untuk mengejar Raden.

"Raden!" Seru Ella membuat sang empu berhenti berjalan. "Kenapa?" Tanya pemuda itu.

"Ikut gue," Ella menyeret pemuda itu menjauh dari kerumunan orang-orang dan pergi ke gudang sekolah.

Sesampainya mereka di gudang sekolah, Raden lantas bertanya, "Oh, kenapa? Ngapain kita disini?"

"Waktu hari Sabtu kemarin, lo ke kedai gelato tapi sama cewek, kan?"

"Enggak.. tuh," jawab Raden pelan.

"Gue liat lo sama cewek lain, sial! Lo jalan sama cewek lain tapi gak ngasih tau Ghina, kan?" Tanya Ella dengan nada menggebu-gebu.

"Lo tau darimana kalo gue gak ngasih tau ke Ghina, gue jalan sama cewek lain?"

"Ghina pasti selalu cerita ke gue tiap dia jalan sama lo, dan anehnya pagi itu dia gak ngasih tau gue apa-apa. Lo pasti gak ngasih tau ke dia, iya kan?"

16 (SIXTEEN)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang