Juan menyenggol Ares yang tampak memperhatikan Ghina dan Raden yang sedang bercanda ria."Panas lo, liat mereka ketawa berduaan?"
Ares mendelik, "dih? Apaan sih?"
"Kalo cemburu mah ya cemburu aja Res, gak usah ngelak." Juan tertawa jenaka melihat tingkah temannya yang kentara sekali.
"Sejak kapan Ghina sama Raden jadi sedeket itu? Bukannya mereka kayak punya dendam satu sama lain ya?" Tanya Ares
Juan tertawa hambar, "asal lo tau aja. Ghina sama Raden udah deket dari kecil, tapi waktu kelas 5 SD Ghina sama keluarganya pindah ke kota lain, dan itu bikin Raden marah sama Ghina."
"Apalagi Ghina yang dulu sama Ghina yang sekarang beda banget," ujar Juan.
Kening Ares mengerut, "beda gimana, maksud lo?"
"Ghina yang sekarang tuh lebih cu—
Bugh
Ella memukul lengan Juan, raut wajah gadis itu tampak kesal. "Kerja bego, malah ngobrol."
"Ck, ya bentar ngapa. Masa ngobrol doang gak boleh." Juan mengerucutkan bibirnya.
Ella mendengus, "ngobrolnya bisa ditunda, kan? Ini proposal kita udah harus diacc besok, lo juga Res, kan lo ketosnya, kok malah gue yang repot disini?"
"Maaf," balas Ares.
"Udah ayo buruan kerja, pokoknya proposal harus udah diacc besok sama guru, biar minggu depan bisa dilaksanain acaranya." Ujar Ella
"Dana kita cukup gak sih?"
"Lebih dari cukup, abis ditombokin sama Ares soalnya." Balas Ella.
.
.
"So, lo serius mau ikut lomba?" Raden mengangguk pasti.
"Lo tau kan nih lomba bukan main-main, kalo kita sampe kalah kayak tahun kemaren, bisa-bisa harga diri kelas kita terinjak." Ucap Juan.
Raden menghela nafas, "iye tau. Makanya gue sebagai siswa teladan mencoba mencalonkan diri, siapa tau aja gitu kita bisa menang."
"Oke, nih pilih lomba yang MENURUT lo bisa dimenangin," ucap Rihanna sambil memberikan selembar kertas pada Raden.
Daftar Lomba
1. Lomba cerdas cermat
2. Lomba tarik tambang
3. Lomba naik tiang bendera
4. Lomba quotes/gombal
5. Lomba bola beracun (khusus putri)
6. Lomba estafet (khusus putra)
7. Lomba joget balon"Ini gak ada lomba ngehalu apa?" Tanya Raden yang langsung ditampar oleh Rihanna. "Gak usah ngadi-ngadi, cuma ada lomba ini kalo ga mau ya udah, gak usah ikut."
Raden cemberut kesal, padahal tadi dia hanya iseng bertanya.
"Kalo lomba naik tiang bendera, gue sih gak yakin nanti yang ada tiangnya roboh lagi. Lomba bola beracun? Gue juga gak bisa-eh kan gue cowok bukan cewek, kalo quotes/gombal..."
Juan menyipitkan matanya, "udah lo ikut lomba quotes/gombal aja, kalo pun ikut cerdas cermat juga lo bakal kalah, ada Ghina kebanggaan kelas kita yang ikut lomba itu."
"Iya juga sih," balas Raden sambil menggaruk tengkuk kepalanya.
"Mentang-mentang gue ikut lomba cerdas cermat, masa lo gak ikut. Kan kita bisa bertiga," celetuk Ghina dari arah pintu ruang OSIS.
Gadis itu datang bersama Ares yang membawa setumpuk kertas ditangannya.
"Bukannya harusnya lo lagi beresin berkasnya Bu Lisa, ya?" Tanya Juan
"Udah selesai," jawab gadis itu.
"Terus kalian gak ikut lomba gitu?" Tanya Ghina pada ketiga temannya-Juan, Rihanna dan Ares yang dibalas gelengan oleh ketiganya.
Seketika raut wajah Ghina berubah menjadi datar, "sejak kapan OSIS gak ngebolehin anggotanya buat ikut lomba kayak gini?"
"Dari 3 tahun kemarin bukannya? Waktu itukan ada anak OSIS yang ikut lomba, terus dia menang telak pointnya 3-1, eh gak taunya dia curang." Jawab Raden
Kening Ghina mengernyit, "lomba apa?"
"Kuis Matematika."
"Lagian kalo gue ikut lomba, gue mau ikut lomba apa? Gak ada yang sesuai sama passion," ucap Ares yang diangguki oleh Rihanna dan Juan.
"Kok lo gak ikut cerdas cermat, Den? Kan lo pinter," heran Ares. "Ngikut gimana anjir? Kan maksimal cuma dua orang." Balas Raden
"Lo ngikut ke kelas sebelah aja, kelas sebelah cuma satu doang." Tukas Juan
"Lah gimana ceritanya, anjir? Masa ngikut kelas sebelah?" Bingung Ghina.
Raden tertawa hambar, "gak guna. Ujung-ujungnya juga gue bakal ngalah biar Ghina menang."
Semuanya sama-sama terdiam lalu menatap Raden dengan aneh.
"Hah?"
Raden yang sedari tadi santai saja jadi agak gelagapan, "y-ya pokoknya gitu lah, udah ya gue mau ke kantin, laper."
Buru-buru pemuda itu pergi meninggalkan ruang OSIS meninggalkan kedua temannya yang masih menatapnya aneh.
"Dia kenapa?" Tanya Ghina.
"Udah gue bilang kalo dia itu suka sama lo," jawab Juan sambil membuka bungkus lolipopnya.
Ghina mengerutkan keningnya, "suka, dia suka sama gue? Padahal kita baru ketemu kemarin loh, gak make sense."
"Yaelah kalo diliat pake logika emang gak make sense, tapi kalo diliat dari segi perasaan ya make sense aja kalo kata gue." Sahut Rihanna
Ghina terdiam lalu menatap Ares yang sedang asik merapihkan ruangan OSIS.
"Aneh, gak mungkin."

KAMU SEDANG MEMBACA
16 (SIXTEEN)
Fiksi PenggemarKalau tidak salah, Raden pernah dengar kalau tiap orang akan bertemu dengan jodohnya diumur 16 tahun, yang mana itu adalah disaat masa-masa SMA bukan? Tapi kenapa masa SMA di usianya yang 16 tahun ini tampak sangat suram karena kehadiran gadis bern...