"Jadi, lo kapan baikan sama Sadam?" Tanya Ghina membuat Ella tergelak."Hah? Lo mau gue baikan sama Sadam? Setelah dia bikin gue marah sampe hampir pengen lempar sepatu?" Tanya Ella dengan wajah tak percayanya.
"Ya kan kalian biasanya kalo berantem juga gitu, abis itu baikan lagi. Tapi kok ini enggak sih? Mau sampe kapan lo musuhan terus sama Sadam?"
Ella mengibaskan tangannya ke udara. "Gak bakal sebelum dia yang minta maaf duluan."
"Ck, kayak anak kecil aja sih kalian, pake nunggu acara ada yang minta maaf duluan." Celetuk Ares yang langsung duduk di samping Ghina.
Ella mencebik kesal, "lo bayangin ada diposisi gue, Res. Dikatain kayak gitu sama dia, apa gak bikin sakit hati?"
Ketiganya terdiam, sementara Ella semakin menampilkan wajah murungnya. "Lagian apa salahnya sih suka sama Ravael? Padahal dia baik loh, si Sadam mah tukang fitnah mulu, bilangnya kalo Ravael cuma mau pansos ke gue. Padahal dia aslinya emang baik, malahan lebih better Ravael dari Sadam."
"Terus kalo gitu, lo suka sama Ravael?" Tanya Ghina.
"Ya iya lah! Siapa yang gak suka sama cowok paket lengkap kayak dia, udah cakep, pinter, baik, perhatian, peka, kalem, teladan."
Rihanna tersenyum miring, "kalo lo bilang gitu, gak cuma cowok kayak Ravael aja yang bisa kayak gitu. Raden juga bisa, Aji juga bisa, Sadam juga bisa! Gue gak bakal percaya kalo lo bilang lo suka sama Ravael sebelum lo cerita ke gue kalo dia bisa sebrengsek Sadam."
"Maksud lo?" Tanya Ella dengan kening mengerut.
"Kanistha Ella Maina itu tipe cewek yang selalu jatuh hati sama cowok brengsek, contohnya kayak Sadam. Gue heran kenapa lo tiba-tiba bisa bilang suka ke Ravael, bukannya apa, cuma kalo menurut gue, walaupun lo bilang lo suka dia, ucapan itu gak tulus dari hati lo." Jelas Rihanna.
"Bener tuh, gue yakin, Ravael paling cuma pelarian lo aja gara-gara lo capek ngehadapin Sadam." Timpal Ares.
Ghina mengangguk setuju atas ucapan teman-temannya, "lo sama Sadam, sama-sama lari ke orang lain karena capek sama satu sama lain doang, El."
Ella terdiam sejenak, lalu tertawa kecil. "Terus kenapa? Kenapa kalo Ravael cuma pelarian gue doang? Terserah gue dong mau anggep Ravael serius atau enggak, itu urusan gue."
"Ya emang urusan lo, tapi gue disini sebagai orang yang pengen ngasih tau lo, buat berhenti aja mending, daripada akhirnya nanti lo bikin dia sakit hati karena tau kalo selama ini lo cuma jadi bahan pelarian aja." Balas Rihanna dengan wajah seriusnya.
Ella meremat sumpitnya erat, "kenapa lo keliatan pengen banget sih gue baikan sama Sadam? Kenapa lo pengen banget gue bisa sama dia? Sedangkan lo tau sendiri, kalo gue sama dia gak pernah cocok dari segi aspek manapun." Ucap Ella dengan nada bergetar.
"Kalo lo sama Sadam emang gak cocok, gak bakal gue buang-buang waktu gue cuma buat pisahin dia sama pacarnya."
"HAH?!"
.
"Ayo putus," ucap Adrin tiba-tiba.
"Hah? Apa sih? Kamu abis makan apa, kok jadi ngelantur gini?" Tanya Sadam keheranan.
Sang empu mengepalkan tangannya kuat, "aku serius, ayo putus, aku capek."
"Loh, emangnya dipikir yang capek cuma kamu doang? Aku disini posisinya juga capek." Balas Sadam seolah tak terima dengan ucapan Adrin.
"Kamu tuh, sebenernya anggep aku apa sih, Dam?" Tanya Adrin dengan mata yang nampak berkaca-kaca.
"Ya pacar lah, kamu kan pacar aku, pacar kesayangan aku." Jawab Sadam mencoba untuk menjawab serius pertanyaan Adrin.
KAMU SEDANG MEMBACA
16 (SIXTEEN)
FanficKalau tidak salah, Raden pernah dengar kalau tiap orang akan bertemu dengan jodohnya diumur 16 tahun, yang mana itu adalah disaat masa-masa SMA bukan? Tapi kenapa masa SMA di usianya yang 16 tahun ini tampak sangat suram karena kehadiran gadis bern...