"Ayo nonton,""Kapan?"
"Besok,"
"Gak bisa."
"Kenapa?"
"Ada latihan basket."
Ghina menatap Raden curiga, "beneran?" Tanyanya dengan nada penuh selidik. Aneh saja karena di akhir pekan ini ada latihan ekskul.
Nih orang bohong jangan-jangan. Batin Ghina.
Pemuda itu mengangguk, tapi semacam anggukan ragu. "I-ya."
Ghina terdiam sebentar baru menghela nafas panjang, walau jawaban Raden terlihat meragukan, tapi itu tetap membuatnya kecewa.
"Lagian lo tumben banget sih ngajakin ke bioskop, padahal biasanya kalo gue ajakin juga gak mau." Heran Raden.
"Ada film horor baru yang seru tau, Den. Gue mau nonton itu, tapi takut sendirian, jadi ajak lo aja, eh tapi lo sendiri juga gak bisa."
"Kalo gitu ajak Rihanna sama Ella aja," saran Raden. Ghina langsung berdecak, "mereka gak suka film horor, sukanya film komedi."
"Ya udah, gak usah nonton."
"Jangan gitu dong! Kan masih ada Ares!"
Raden mengerutkan keningnya, namun langsung sadar dengan sesuatu. "Lo mau nonton film sama Ares?"
Sang empu mengangguk, "iya, kan lo gak bisa, Rihanna sama Ella juga. Jadi ya sama Ares aja, gapapa kan?"
"Gak."
"Dih?!"
"Denger ya Rosanne Ghina Nasution. Udah berapa kali gue bilang ke lo, jangan deket-deket sama Ares."
"Kenapa?"
"Ya karena gue gak suka!"
"Ya udah, kalo gak suka ya pendem sendiri aja, jangan larang-larang gue deket Ares. Lagian, masa nonton berdua sama sahabat sendiri gak boleh."
"Yakin kalian sahabatan?" Pertanyaan Raden membuat Ghina mendelik lalu menaikkan sebelah alisnya.
"Yakin dia nganggap lo sahabat? Bukannya waktu itu Rihanna udah pernah bilang ke lo, kalo si Ares udah suka sama lo dari lama?"
"Lo tuh emang gak ngerti soal beginian apa gimana sih, Ares tuh suka sama lo, Ghin. Udah dari lama banget."
Pikiran Ghina langsung tertuju pada kalimat itu, namun gadis itu buru-buru menggelengkan kepalanya.
"Itu kan dulu, siapa tau aja sekarang udah enggak semenjak gue sama lo pacaran, iya kan?"
Raden menghela nafas, "terserah lo, tapi sekali lagi, jawaban gue gak. Jangan-jangan deket-deket sama Ares, kalo lo deket-deket sama dia, bisa-bisa nanti dia ambil lo dari gue."
.
.
Minggu, jam 8 pagi.
Seharusnya keadaan rumah masih tenang dan nyaman. Tapi mungkin karena ini hari Minggu, jadi semuanya sudah ribut kesana-kemari dari jam 6.
Rihanna dan keluarganya bersiap ingin pergi ke gereja hari ini.
Sementara keluarganya sibuk ribut, dirinya ini malah sibuk menunggu chat dari Juan. Rihanna pun berpikir keras, "dia marah ya sama gue? Emangnya gue salah ngomong apa kemarin?" Monolog gadis itu.
"Heh! Ngapain ngomong sendiri?! Ayo buruan berangkat!" Teriak Sang Mamah mengejutkan Rihanna. Reflek gadis itu langsung bangun dan masuk ke dalam mobil.
KAMU SEDANG MEMBACA
16 (SIXTEEN)
FanfictionKalau tidak salah, Raden pernah dengar kalau tiap orang akan bertemu dengan jodohnya diumur 16 tahun, yang mana itu adalah disaat masa-masa SMA bukan? Tapi kenapa masa SMA di usianya yang 16 tahun ini tampak sangat suram karena kehadiran gadis bern...