Hasutan

91 17 0
                                    

***

Malam itu saat acara reuni sedang berlangsung, Kayle mendekati Hynri yang sedang duduk anggun di sebelah suaminya.

Perasaannya masih kesal untuk kejadian beberapa hari yang lalu. Dimana kak Gyftin sialan itu dengan mudahnya mendapatkan calon istri yang sangat cantik untuk putranya yang buta.

Pasti ada yang aneh disini. Kayle harus melakukan sesuatu.

"Kakak" panggilnya. Dia mendudukkan dirinya di sebelah Hynri.

Wanita anggun itu menoleh sekilas. "Eum?" Tanyanya.

"Aku minta maaf soal kemarin. Mungkin aku sudah sangat kasar pada kak Gyftin, tapi aku melakukan itu untuk memastikan sesuatu"

"Sesuatu apa? Ingat kau sudah menghina putraku?" Hynri menegakkan tubuhnya. Mulai tertarik akan hal yang Kayle bicarakan.

"Iya kak. Maafkan aku. Aku hanya memastikan apa benar gadis cantik itu calon istrinya. Mengingat ada banyak gadis yang hanya ingin harta. Lagipula siapa yang tidak kenal dengan keluarga Wyu? Aku ingin tau apa gadis itu tulus pada Jeykey atau tidak."

Jelasnya pelan. Sedikit demi sedikit membuat Hynri mengangguk.

"Kakak menurutmu apa kak Gyftin jujur pada kita? Maksud ku soal gadis itu?"

"Kenapa kau tanyakan itu?"

"Aku hanya berfikir mungkin ini semua rencana agar kakak segera membagi warisan mama padanya"

Hynri termenung. Perempuan itu mencoba mencerna apa yang baru saja adik bungsunya katakan. Warisan keluarga, yang nantinya akan di bagi bila sudah memiliki menantu. Ini dilakukan agar kehidupan keluarga mereka jauh dari kata sengsara. Tapi, suami Gfytin itu berasal dari keluarga Wyu, yang kekayaannya melebihi keluarga Hyn.

"Kau salah pengertian. Gyftin mungkin tidak berharap untuk warisan itu. Suaminya bahkan anak tunggal. Jika hanya untuk harta, dia tidak mungkin mempermainkan hidup putraku"

Putraku, panggilan itu di berikan Hynri untuk Liano, Jeykey, dan juga Tyler. Karna Hynri sendiri tidak memiliki anak. Begitu juga sebaliknya. Liano, Jeykey, juga Tyler memanggil Hynri dengan panggilan 'mama'

"Aku punya permintaan kak" Kayle mengubah nada suaranya menjadi serius. "Atur pernikahan Jeykey dengan gadis itu. Bagaimana pun juga Jeykey juga putraku. Dari sini kita tau bahwa kak Gyftin mempermainkan kita atau tidak" ujarnya.

Hynri menatap dalam, adik bungsunya. Sejak dulu perempuan itu selalu iri pada Gyftin. Mereka selalu bersaing dalam setiap hal, walau Gyftin tidak pernah mengganggap Kayle itu saingan namun wanita itu tidak pernah melepaskan kakak keduanya.

"Gyftin tidak akan kumaafkan jika berbohong soal putraku Kay, kau juga tau itu"

"Maka ayo kita buktikan kak"

Hynri menganggukkan kepalanya singkat. Dengan begitu senyum Kayle mengembang sempurna.

***

Geanna baru saja selesai mencuci piring bekas makannya, Jeykey, dan pak Liano. Saat ini ketiga manusia itu sedang duduk di atas sofa cream kesayangan nyonya Wyu.

Geanna duduk di sebelah Jeykey sedangkan pak Liano duduk di depan mereka. Tidak ada yang berbicara. Pak Liano meminta Geanna tinggal sebentar lagi. Lagi pula gadis itu masih merasa terlalu kenyang.

"Jadi gitu ceritanya" ujar Liano tiba-tiba.

Lah??!!

Geanna memutar matanya bosan. Ini adalah kejadian paling tidak jelas dalam hidupnya. Duduk di antara dua lelaki tanpa melakukan apapun, setidaknya seharusnya mereka menghidupkan tv kan?

BLIND [JUNGKOOK]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang