Jadi?

62 12 0
                                    

Geanna menundukkan kepalanya saat pandangan mamanya terus saja menajam kearahnya. Disebelah mamanya ada mama Hynri yang tersenyum manis, seakan membuktikan pada dunia bahwa dia sedang sangat bahagia diatas penderitaan Geanna saat ini.

Sialan! Drama yang seharusnya tidak tayang akhirnya di buat dua episode sekaligus. Geanna tidak bisa habis fikir---walau saat ini duduknya jauh dari jangkauan Jeykey--tetap saja rasanya sudah seperti mereka harus tetap menahan rasa malu bersama. Meskipun keempat orang tua ini tau bahwa yang seperti ini tidak seharusnya di perpanjang, entah mengapa mereka seperti berniat untuk mempermalukannya dan Jeykey.

"Jadi, setelah semua ini masih ada kah yang tidak setuju mereka menikah?" Hynri bertanya dengan nada rendah dan suara yang begitu lembut namun kentara sekali tidak ingin menerima penolakan.

Mereka yang duduk di atas sofa hanya diam. Beberapa kali Geanna melirik kearah Liano yang mencibir padanya. Entah dendam apa yang Liano simpan, tapi rasanya hidup Geanna akan selalu dalam bahaya kedepannya.

"Untuk mamanya Geanna. Bagaimana? Apa kamu setuju?"

Yang di ajak bicara menolak. Tersenyum lembut pada Hynri yang mengeluarkan aura kepemimpinan.
"Tentu, selama Geanna menyukai___" ia berhenti Karna tidak tau nama lelaki yang sudah di tumpangi putrinya.

"Jeykey" Hynri memberitahu. "Nama putraku Jeykey" jelasnya.

"Selama Geanna menyukai Jeykey, aku menerima semua keputusannya"

Jeykey meremas kedua tangannya saat mendengar kalimat yang keluar dari bibir mamanya Geanna. Logikanya saja, siapa yang mau menikahkan putrinya pada orang buta? Sebaik apa mereka untuk seorang Wyu?

"Dan bagaimana dengan mu sayang?"
Lalu Hynri bertanya pada Jeykey.

Lelaki itu tersentak. Bingung harus menjawab apa. Apa ia harus mengatakan bahwa dia menginginkan Geanna? Atau dia harus bertahan dalam keputusan untuk menjauhi perempuan?

"Aku rasa kita tidak perlu bertanya pada mereka." Ibunya Geanna memotong sebelum Jeykey memberi jawabannya. "Mereka tidur bersama di kamar yang sama seperti yang jadi masalah di rumah ini. Aku yakin mereka berdua setuju akan pernikahan ini. Hanya saja......."

"Hanya saja?" Hynri bertanya penasaran

"Sepertinya nyonya Wyu tidak menyukai putriku"

Kini semuanya menoleh pada Gyftin hingga Gyftin terlihat canggung.
"Maaf sebelumnya, saya bisa jelaskan soal yang tadi tapi yang pasti saat ini, saya setuju untuk menikahkan Jeykey dengan Geanna." Ia tersenyum hangat "Saya sejujurnya sangat menyukai Geanna" jujurnya.

Semua tampak lega dan Hynri mengambil tangan ibunya Geanna "Adikku yang memperkenalkan Geanna pada kami. Kami menyukainya dan ingin mengambilnya menjadi menantu kami"

Keduanya tersenyum. Mereka melanjutkan pembicaraan dengan menentukan tanggal pernikahan Jeykey dan Geanna.

Sedangkan di sebelah sana, Geanna meremas kuat kedua tangannya. Ada perasaan takut yang membuncah. Bukan maksud menolak Jeykey, Ia hanya merasa tidak bisa menanggung tanggung jawab.

Geanna hanya tidak yakin Ia bisa merawat Jeykey seperti yang mama Hynri dan Mama Gyftin percayakan padanya.

Bagaimana jika Ia membuat kesalahan?

Bagaimana jika Ia menyakiti Jeykey?

Bagaimana jika Geanna merasa lelah?

Bagaimana jika Jeykey bosan padanya?

Bagaimana??

Geanna menundukkan kepalanya. Menghela nafas lalu meremas tangannya semakin kuat. Rasanya ia masih ingin tidur memeluk ibunya, rasanya Ia masih ingin menangis dan mengadu pada ibunya. Tapi, Jeykey adalah orang yang butuh bantuannya.

"Ge?"

Suara ribut-ribut yang membicarakan tentang pernikahan Jeykey dan Geanna tiba-tiba menjadi senyap. Menunggu apa yang akan Jeykey katakan.

Jeykey berdiri dari duduknya. Pandangannya lurus, seperti berusaha menoleh pada Geanna.
"Para orang tua sedang berbicara tentang pernikahan kita" Jeykey berhenti sebentar untuk mengambil nafas "Mau ke kamar saya? Kita berbincang di sana" sambungnya tegas tanpa merasa terintimidasi oleh ayahnya sendiri.

Kalimat Jeykey tadi membuat Geanna menoleh malu pada keempat orang tua yang tersenyum menatap mereka. Oh! Jangan lupakan wajah pak Liano yang tampak seperti ingin membunuhnya. Menjengkelkan sekali!

Geanna menghela nafas sebentar. Ia lalu berdiri dan menghampiri Jeykey. "Baiklah, ayo kita selamatkan diri dari sini" bisiknya hingga Jeykey tersenyum.

Lalu dengan bantuan Geanna, Jeykey dan Geanna pergi dari sana.







***






"Aku ingin pernikahan nya mewah"
Gyftin berujar semangat. "Jeykey adalah putraku yang paling penurut. Aku rasa mungkin Tuhan ingin menunjukkan jodoh sebenarnya hingga membuatnya tidak bisa melihat" Ia mulai menerawang. Meski belum bisa menerima kekurangan Jeykey saat ini, Gyftin merasa sedikit bersyukur untuk kedatangan Geanna.

Disebelahnya Hynri mengelus pundak adiknya. "Semua sudah takdir, dan takdir kita adalah menerima keputusan Jeykey" jelas Hynri mencoba menenangkan adiknya.

Jeykey juga putranya kan? Yang selalu mengerti apa yang dia rasakan. Terlepas dari apa yang Hynri paksakan untuk Jeykey wujudkan, lelaki itu terlalu rendah hati saat itu dan kini.

"Aku rasa Geanna akan menjadi gadis paling beruntung" ibunya Geanna ikut menimpali. "Kalau Jeykey bukan anak baik, kalian tidak mungkin memberinya pada putriku."

"Kenapa kamu berfikir seperti itu?" Tuan Wyu bertanya lebih dulu. Membawa pertanyaan yang juga ingin di tanyakan oleh kedua wanita yang sibuk terjebak dalam rasa sedih.

"Karna aku yakin, kalian adalah orang-orang baik. Jadi kumohon jaga putriku dengan baik." Ia tersenyum, ada rasa sedih namun bahagia di wajahnya. "Dia terkadang sangat nakal. Dia juga mudah luluh dan tidak bisa hanya diam jika melihat penindasan. Dia bisa menaikkan suasana, dia..... Geanna ku" sambungnya hingga setetes air matanya jatuh melewati pipinya yang tampak mulus.

Gyftin pindah duduk kedekat ibunya Geanna, wanita itu memeluk ibunya Geanna untuk memberitahu bahwa mereka masih menjadi keluarga. Bahkan jika Geanna menikah dengan Jeykey, Geanna tetaplah putri wanita itu.

Tidak akan ada yang berubah.

"Kami akan selalu menjaganya dan kau juga akan ikut menjaga Geanna juga Jeykey, benar kan?"

Di balas anggukkan oleh ibunya Geanna.

Mereka tersenyum lalu kembali melanjutkan pembicaraan tentang tanggal pernikahan anak mereka.

"Aku rasa kita bisa mengambil bulan bulan ini, di tanggal 14 mungkin"
Tuan Wyu menyarankan.

"Tapi itu dua Minggu lagi" Gyftin protes. Menurutnya dua Minggu itu terlalu lama.

"Itu hari valentine kan?" Ibunya Geanna bertanya memastikan.

Tuan Wyu mengangguk.
"Dan itu hanya satu Minggu dua hari lagi, Gyftin" lanjut tuan Wyu untuk menjawab istrinya.

"Aku rasa aku setuju" Hynri melontarkan persetujuan nya.

"Apa kalian akan sibuk mengabaikan saya?"
Serentak keempat orang tua itu menoleh pada Liano. Ah! Mereka lupa bahwa masih ada Liano di sana.

"Tidak, kami juga bertanya pendapat mu" jawab tuan Wyu.

"Papa tidak perlu menghibur hati saya"
Ujar Liano sinis. Tingkahnya menimbulkan gelak tawa dari ketiga wanita yang ada di dalam ruangan itu.

Mereka tersenyum dan Gyftin menghampiri putranya "Jadi sayang, bagaimana pendapatmu tentang tanggal 14 Februari?"

Sejenak Liano menoleh pada mama Gyftin. Wanita itu mengedipkan sebelah matanya, seakan mengatakan bahwa kali ini pun dia tidak mengambil keputusan yang salah

"Saya rasa......." Liano menoleh pada mamanya yang kini sibuk mengelus rambutnya. "Itu adalah tanggal yang bagus" Jawabnya dengan senyum hangat yang membuat keputusan keempat orang tua itu semakin mutlak.

Jeykey dan Geanna akan menikah satu Minggu dua hari lagi.

















_______

BLIND [JUNGKOOK]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang