Planning

32 6 0
                                    

Hynri melangkah pelan saat memasuki rumah keluarga Wyu. Dia bisa melihat Jeykey yang sedang sarapan di meja dapur dan Liano yang sibuk membaca koran, seperti menggantikan tugas tuan Wyu yang saat ini belum terlihat di sana, atau sudah pergi bekerja?

"Pagi" sapa Hynri. Jeykey dan Liano bergerak bangkit untuk menyambut mama mereka.

"Pagi ma" balas Jeykey dan Liano bersamaan sambil memberi pelukan pada wanita itu. Senyum mengembang di bibir Hynri.

"Dimana semua orang?"

Liano menuntun Hynri untuk ikut duduk di sebelah mereka. "Papa dan Mama sedang pergi menemui Wedding Designer" jawab Liano. Ya itu benar. Pagi-pagi sekali nyonya Wyu sudah ribut Karna hampir telat menemui Wedding designer yang terkenal itu. Nyonya Wyu bahkan memarahi Liano yang tidak membangunkannya ketika Liano bangun.

"Ahh, benar. Pertemuannya hari ini. Kami awalnya sangat sulit untuk mendapatkan dia tapi ketika mendengar nama Jungkook, dia langsung setuju"

Jeykey yang namanya di sebut hanya mengerutkan alisnya, bingung. Apa dia mengenal orang itu? Atau tidak? "Apa dia bilang dia kenal pada saya?"

"Loh? Kenapa bilang begitu?" Mama Hynri mengelus lengan Jeykey yang berhenti makan "Kamu terkenal, Jey. Di kelompok arisan mama, mereka selalu meminta kamu menjadi menantu"

Liano terkekeh "Kalangan arisan mama kan hanya mama dan mama Kayle. Lalu apa mama Kayle ingin Jeykey menikah dengan Tayler?"

"Hush, ngomong nya" mama Hynri memukul pelan bahu Liano. Jeykey tersenyum singkat. "Mama sekarang bergabung dengan lebih banyak orang"

"Mungkin mama Hynri iya tapi mama Gyftin tidak, benar kan Jeykey?"

Jeykey mengangguk setuju.

Tawa Hynri pecah. Tentu saja, Liano dan Jeykey mengenal mereka berdua dengan baik. Dua lelaki ini memang selalu memperhatikan orang tuanya. Terkadang, Hynri begitu iri pada Gyftin namun Gyftin memberi akses padanya dan memberinya hak untuk membuat Liano dan Jeykey memanggilnya, mama.

Meski terkadang Hynri melewati batas, Gyftin tidak pernah memperlakukan dirinya dengan buruk. Sifat Liano dan Jeykey memang perpaduan antara orang tuanya, dan Hynri bersyukur akan hal itu.

"Bagaimana kabar Geanna? Mama tidak mendapat kabar setelah pertemuan terakhir" Hynri menerima air yang di berikan oleh Liano.

"Dia baik-baik saja, kali ini pun mama benar" jawab Liano. Lelaki itu terkekeh pelan.

"Mama mengenal kalian dengan baik, sama seperti kalian mengenal mama. Itulah kenapa mama pantas di panggil 'mama' oleh kalian" bangga Hynri.

"Itu sedikit berbelit tapi kami akan menerimanya" balas Liano tidak mau langsung memuji, menimbulkan tawa dari Hynri.

"Jadi, apa yang akan mama lakukan hari ini?" Setelah terdiam cukup lama, Jeykey akhirnya mengeluarkan suaranya untuk bertanya. Tentu saja pasti mama Hynri punya niat datang kerumah mereka.

"Awalnya mama akan pergi dengan dengan Gyftin untuk menemui mamanya Geanna. Kami memutuskan menggunakan desain yang mamanya Geanna buat untuk pernikahan" jelas Hynri. "Tapi ternyata mama harus pergi sendiri" lanjutnya.

Liano memberi tatapan penuh antusias "Saya bisa mengantar mama" tawarnya. Sekalian, dia ingin memarahi Geanna Karna sudah membawa Jeykey pergi tanpa kabar. Tidak sepenuhnya tanpa kabar sih, tapi Geanna terlambat memberi kabar. Itu tetaplah kesalahan.

Hynri mengangguk sebagai jawaban. "Pernikahan tinggal 4 hari lagi, sebaiknya kami membagi tugas. Mama bisa pergi kesana selagi Gyftin menemui Wenna"

"Wenna?" Jeykey bertanya

"Ya. Nama Wedding Designer itu, Wenna" jawab Hynri. "Kamu kenal?" Lanjut Hynri dan Jeykey hanya mengangguk singkat.

Jeykey ingat. Kira-kira lima tahun yang lalu, saat Wenna baru membuka usaha Wedding Designer. Tidak ada kemajuan dalam bisnisnya hingga satu tahun ke depan hingga gadis itu hampir bangkrut dan Jeykey datang membawa temannya untuk menggunakan jasa gadis itu. Dari mana Jeykey mengenalnya? Entahlah, Jeykey tidak benar-benar mengenalnya karena dia hanya selalu memperhatikan gadis itu yang bersedih di sebuah kafe.

Tidak tau bahwa komentar temannya dan promosi Jeykey membuat gadis itu terkenal.

"Jadi bisa kita berangkat sekarang? Mama rasa Jeykey bisa ikut, dia juga harus mencoba baju pengantin nya. Ini buatan mama mertua hihi"

Liano menghela nafas melihat mamanya yang kegirangan. Dia menarik Jeykey untuk pergi berganti pakaian sebelum mama Hynri meneriaki mereka Karna memakan waktu yang cukup lama. Meninggalkan Hynri dengan khayalannya.


***



"Wahh kamu sangat tampan" puji mamanya Geanna ketika Jeykey akhirnya selesai mengunakan setelan untuk pernikahannya. Kemeja putih dengan celana abu dan gas abu. Sempurna.

Jangan lupakan wajah bangga Liano yang ikut keluar dari dalam kamar, membantu Jeykey memakai setelannya.

"Ini sangat pas" nyonya Wyn mendekati Jeykey "Aku bahkan tidak tau ukuran badannya" adunya pada Hynri. Ada rasa haru di dalam suaranya.

Jeykey tersenyum sedangkan Hynri mengelus lengan Nyonya Wyn. "Ini artinya Jeykey memang di takdirkan menjadi menantumu" ujar Hynri, di balas anggukan oleh nyonya Wyn.

"Aku tau Gyftin akan iri padaku tapi seharusnya aku juga melihat Geanna dengan gaunnya" lanjut Hynri dengan nada suara penuh kekecewaan. Dia kecewa Karna tidak bisa melihat Geanna dalam balutan gaun pernikahannya Karna gadis itu pergi kuliah.

"Saya juga sedikit kecewa karna tidak bertemu dengan Geanna" timpal Liano. Tentu saja dia kecewa, sejak awal Liano bersemangat mengantar mama Hynri adalah untuk memarahi Geanna. Lupa kalau Geanna tentunya tidak ada di rumah di pagi hari, kecuali hari libur.

"Ohh aku ingat" nyonya Wyn terkekeh sebentar "Geanna sangat takut Liano marah pada Jungkook. Kemarin dia tampak sangat sedih hingga tidak bisa tidur. Dia takut tuan dan Nyonya Wyu serta Liano tidak akan peduli lagi pada Jungkook" cerita nyonya Wyn yang berhasil membuat Jeykey tersenyum tulus.

Sedangkan Hynri yang tidak tau ceritanya menatap bingung.

"Kenapa dia berfikir seperti itu?" Tanya Liano. Dengan wajah tidak habis fikir, Liano mendudukkan dirinya di sofa hijau nyonya Wyn.

"Karena kamu tidak berbicara padanya selama kamu mengantarkan dia pulang. Geanna bilang kalian sering bertengkar tapi kamu tidak pernah mendiamkan dirinya"

Liano tertawa mendengar penjelasan nyonya Wyn. Di sebelah sana Jeykey mengeluarkan senyumnya, melihat itu, Hynri menyenggol Jeykey untuk meminta penjelasan, lalu Jeykey mulai menceritakan kejadian kemarin. Hynri ikut tertawa bersama Liano, kemudian.

Setelahnya mereka kembali bercerita tentan pernikahan Jeykey dan Geanna yang tinggal 4 hari lagi. Jeykey kembali kedalam bersama Liano untuk berganti pakaian. Setelah semuanya selesai, mereka pamit pulang karena Liano ada kelas siang namun Jeykey memutuskan untuk pulang belakangan jadi Liano akan mengirimkan Yuka untuk menjemput Jeykey nantinya.

Dan disinilah Jeykey saat ini. Di rumah calon mertuanya. Wanita itu baik, dia meminta waktu untuk menyelesaikan tugasnya sebelum berbicara dengan Jeykey dan Jeykey setuju untuk menunggu.

Pernikahannya dengan Geanna hanya tinggal 4 hari lagi, sejak pertemuan pertama, Jeykey tidak pernah berbicara secara langsung dengan wanita ini. Jadi dia memutuskan akan melamar Geanna secara langsung.


















BLIND [JUNGKOOK]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang