Penyesalan dan keputusan

83 14 1
                                    

Nyonya Wyu menatap sedih Geanna yang kini berada di pelukan seorang wanita. Dirinya merasa sangat bersalah, apalagi dengan tidak tau malunya sudah mempertontonkan bagaimana putranya di tolak dengan menyakitkan.

Sedangkan Liano, lelaki itu meremas jari-jarinya takut. Takut bahwa kali ini pun mama Hynri yang benar.

Dan Jeykey, lelaki itu memberi wajah tanpa ekspresi.

"Kami akan pulang"

Geanna mengangguk mendengar apa yang wanita itu katakan. Pelukannya di lepas dan orang-orang disana mulai berjalan keluar. Satu-persatu orang memberi Geanna selamat dan beberapa menepuk pundaknya untuk memberinya semangat.

Geanna tersenyum manis. Ada rasa syukur karena kali ini dirinya tidak kesulitan. Walau sempat berfikir mereka tidak mungkin mau bersimpati padanya.

Setelah semua orang sudah pergi, Geanna menoleh pada ketiga penghuni rumah itu sebentar lalu mengambil tas kecilnya yang tadi sempat terjatuh.

"Saya pulang dulu" ujarnya pelan. Kalimatnya membuat ketiga orang itu tersentak kaget.

Nyonya Wyu mendekati Geanna untuk di tahan.

"Ge, kamu kenapa? Kita bicara dulu. Kamu pasti ada Yang mau di bicarakan, bukan? Saya juga mau berterimakasih padamu"

Geanna memberi senyum singkat "Ah benar. Saya hampir lupa. Jadi saya kemari untuk bilang kalau saya menolak menikah dengan pak Liano" jeda sebentar "Saya rasa saya berhak untuk menolak Karna pada akhirnya saya berfikir jika ini karena saya maka seharusnya saya menikah dengan Jeykey bukan pak Liano. Namun pak Liano bilang kalau Jeykey itu anti terhadap perempuan apalagi pernikahan, dengan begitu saya setuju-setuju saja Karna saya tidak mau Jeykey membenci saya." Jeda lagi. Geanna menarik nafasnya pelan "Dan yang terjadi sekarang sudah jelas. Saya tau, bahwa kalian tidak ingin saya menjadi menantu. Kalian tau saya akan menolak pak Liano. Maaf jika saya pernah menyakiti hati kalian, saya tidak berharap kita punya hubungan lagi. Permisi"

Geanna membungkuk untuk memberi hormat dan bergegas pergi namun nyonya Wyu menahan tangannya.

"Geanna, kenapa kamu berfikir seperti itu tentang saya? Saya sangat menyayangi kamu hingga saya meminta Liano menikah denganmu jika Jeykey tidak mau, atau mungkin kamu yang tidak menerimanya. Saya hanya terlalu memaksakan apa yang Saya mau, maafkan Saya, sayang. Maaf" Nyonya Wyu menatap sedih. Wajahnya ikut memerah melihat Geanna yang tidak memberi respon.

"Kamu terlihat seperti terlalu berusaha untuk menikah dengan saya"

"Jeykey!!"

"Jungkook!!"

Liano juga nyonya Wyu tersentak akan kalimat Jeykey. Mereka bahkan tidak habis fikir apa yang mungkin ada di dalam kepala lelaki yang kini menunduk itu.

Geanna tersenyum. "Begitu?" Tanyanya pelan.

"Jangan terlalu berusaha seperti tadi, saya tidak akan simpati. Kita memang berteman tapi kamu sudah melewati batas mu" Sambung Jeykey lagi.

"Jeykey" Liano memukul bahu Jeykey.

"Jey, jangan lakukan ini. Geanna akan semakin marah. Mama mohon padamu"

Jeykey mengangkat kepalanya lalu tersenyum sinis. "Saya kan sudah bilang, saya benci perempuan! Kenapa kamu tidak mengerti? Jika tidak mau menikah ya sudah. Kak Liano pasti dapat yang lebih baik"

"Jey" Geanna berjalan mendekati Jeykey "Kamu jahat banget tau gak?" Pekiknya

"Ya terus?"

"Aku benci kamu!! Benci!!"

Lalu Geanna keluar dari rumah keluarga Wyu.

Nyonya Wyu terdiam menahan emosinya. "Jeykey, kamu tau Geanna sudah dua kali menolong keluarga ini? Mama tidak akan maafkan jika pernikahan ini batal"

BLIND [JUNGKOOK]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang