Perkara Liano

50 11 0
                                    

"Salah!" Liano berteriak kencang saat melihat Jeykey yang masih salah mengenali. "Itu celana dalam mama, Jeykey!" Ia mengerang frustasi.

Jeykey menjatuhkan dirinya di atas kasur. "Lagian kakak kenapa menaruh celana dalam mama di sini?"

"Dengar!" Liano berujar penuh emosi "Kamu akan menikah dengan Geanna! Geanna itu perempuan! Dan dia tentu tidak memakai celana dalam lelaki kan?"

"Tentu saja, siapa bilang Geanna pakai celana dalam lelaki"

"Apa lemari bajumu dan Geanna akan terpisah? Apa lemari Geanna ada di Inggris dan lemari Mu ada di Jepang?"

Jeykey menggeleng. Hanya menjawab tanpa mengerti apa maksud si kakak sebenarnya.

"Nah!!" Jerit Liano kesal. "Bagaimana jika suatu saat kamu selesai mandi dan berpakaian, lalu karena tidak bisa mengenali celana dalam mu sendiri, Kamu jadi memakai celana dalam Geanna?! Bagaimana??" Jerit Liano.

Jeykey membulatkan matanya. Jika sampai itu terjadi maka lebih baik Jeykey bunuh diri. Bukankah itu sangat sangat memalukan?? Kak Liano Memang selalu bisa membuatnya takut hingga meringkuk.

Pagi ini Liano menariknya untuk memberinya pelajaran. Pelajaran pertama sukses, Jeykey bisa memakai pakaiannya tanpa terbalik. Menentukan bagian depan dan belakang dengan mulus.

Lalu pelajaran kedua, ini dia. Sangat sulit! Dia harus membedakan celana dalamnya dengan milik mamanya.

"Lebih mudah pakai boxer saja kak"
Ia menjawab lemah. Membedakan boxer kan lebih mudah.

"Atau usahakan tidak ada Geanna di kamar, lalu coba saja pakai. Jika merasa sesak artinya celana dalam itu milik Geanna. Tapi usahakan jangan sampai sobek" Liano menambahkan dengan wajah berusaha serius.

"Kakak!! Tolong serius lah. Mana mungkin saya mencoba celana dalam Geanna!" Jeykey berseru kesal. Wajahnya memerah.

"Kalau begitu bedakan saja!! Ini celana dalam mama lebih kecil dan ada bunga-bunganya!" Liano berujar kesal sambil mengangkat celana dalam mamanya tinggi-tinggi. Ia lalu berjalan mendekati Jeykey "Dengar adikku, di dunia ini kita punya makhluk hidup merepotkan. Perempuan itu merepotkan, mereka bahkan memakai sesuatu yang begitu menggemaskan, sedangkan kita hanya butuh warna untuk membedakan." Tambah Liano lembut.

"Baiklah kak, saya akan coba sekali lagi"

Jeykey bangkit dari tidurnya. Ia kembali fokus untuk mengambil celana dalamnya agar Liano tidak menambahkan kengerian lainnya.









***



"Geanna"

Suara yang menggema dalam telinganya itu membuat langkah kaki Geanna yang akan menuju gerbang kampusnya terhenti.

Ia menoleh dan menunggui seorang gadis yang berlari ke arahnya.
"Bagus sekali kau lolos ke babak selanjutnya. Olimpiade nya kapan?"
Gadis itu bertanya setelah berada di depan Geanna.

"Aku juga tidak tau kapan tapi sepertinya tidak lama lagi, lagian kau tidak perlu berlari, kan? Hanya untuk menanyakan itu. Bernafas dulu sana"

Gadis itu menuruti saran Geanna untuk mencoba meraup banyak oksigen. "Aku benar-benar kesal karena tidak masuk selama seminggu, banyak yang terlewat jadinya" ia cemberut sambil mengadu pada Geanna.

"Kau tampak senang sekali. Apa yang terjadi?"

Mereka melanjutkan perjalanan menuju kampus dengan saling beriringan. "Aku senang kau lolos. Unha sialan itu akan terdiam dalam kebisuan, dia akan kalah"

"Unha? Sepertinya aku tau dia" Geanna mengering mencoba meminta Eska memberitahukan dia siapa itu Unha.

Plak

BLIND [JUNGKOOK]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang