Rasa Posesif

75 11 0
                                    

Tingg Tongg

Lelaki bertubuh tinggi itu menunggu dengan sabar. Wajahnya yang tampan dengan hidung mancung yang begitu menarik perhatian, menambah kesan seksi padanya.

Setelah menunggu hingga hampir sepuluh menit, akhirnya pintunya terbuka. Terlihat Jeykey yang seperti baru saja membuka matanya, padahal jam sudah menunjukkan pukul setengah sepuluh pagi.

"Selamat pagi, Tuan" lelaki itu menyapa lalu membungkuk sejenak. Walau Jeykey tidak bisa melihat, sopan santun dan kebiasannya tidak bisa hilang begitu saja "Lama tidak berjumpa. Bagaimana keadaan, Tuan?" Tanyanya basa-basi.

Yang di tanya memberi senyum manis "Seperti yang kamu lihat, saya baik-baik saja. Bagaimana denganmu?"

"Saya baik, Tuan"

"Silangkan masuk" Jeykey mempersilahkan.

Dan mereka masuk kedalam rumah besar bak istana milik keluarga Wyu.

Jeykey mempersilahkan lelaki itu duduk, ia lalu pergi untuk meminta bibi pelayan membuatkan mereka minum. Setelahnya kembali dan duduk di sofa samping lelaki tadi.

"Saya datang Karna panggilan Tuan yang Tuan Liano sampaikan" dia mulai memberi tau maksud kedatangannya, agar tidak menjadi penghinaan pada tuannya.

"Benar, saya yang memanggilmu. Maaf Karna baru mengubungi lagi, Yuka"

"Ah tidak masalah Tuan"

"Jadi, tanggal 14 Februari saya akan menikah."

Yuka membulatkan matanya. Terkejut akan kenyataan bahwa wanita seperti Unha tetap bertahan di sebelah Tuannya.
"Akhirnya tuan dan nona Unha akan menikah. Selamat ya Tuan"

Jeykey terdiam.

Bibi pelayan datang membawa teh untuk mereka. Setelah mengatakan terimakasih mereka kembali pada Fikiran masing-masing.

Tentu yang tadi itu bukan salah Yuka! Lelaki itu tidak tau bahwa Unha dan dirinya sudah putus dan dalam waktu yang singkat, Jeykey sudah menemukan gadis baru.

"Emm itu, saya tidak menikah dengan Unha" jelas Jeykey.

Yuka menutup mulutnya rapat. Sudah dia duga, Unha itu bukan wanita baik-baik. Buktinya berapa kali Yuka di goda oleh wanita itu.

"Kalau begitu maafkan saya Tuan."

"Tidak masalah." Jeykey tersenyum lagi "Jadi, nama calon istri saya itu Geanna Riqueenstar Wyndzu, saya mau kamu laporkan semua yang dia lakukan di luar sana. Kamu juga harus jaga dia tapi jangan sampai dia tau"

"Baik Tuan" Yuka mengangguk. Ia tersenyum pada Jeykey walau lelaki itu tidak melihatnya.

"Terimakasih Yuka. Saya harap semuanya berjalan lancar"

"Saya yang berharap semuanya lancar untuk Tuan. Kalau begitu saya pamit dulu, tuan. Selamat pagi, semoga hari Tuan menyenangkan"

Dan Yuka pergi dari sana di antar oleh Jeykey.




***







Geanna menekuk wajahnya, sedih. Olimpiade itu tiba-tiba saja di majukan menjadi tiga hari lagi. Bukan tidak percaya diri bahwa dia akan menang, justru kepercayaan diri itu yang membuatnya takut.

Selama sisa hidupnya, menjadi beban adalah pilihan terakhir yang bisa dia lakukan, tidak lagi!

"Aku sangat senang"
Di sebelahnya Eska berteriak girang, kontras sekali dengan Geanna yang di liputi rasa takut.

"Kenapa kau sesenang itu? Bukankah jelas sekali bahwa itu artinya aku tidak punya waktu untuk belajar?"

"Tidak perlu belajar" Eska berucap tenang "Gunakan saja kemampuan otakmu, belajar di detik-detik ujian juga tidak akan menghasilkan apapun"

Geanna menghela nafas "Pokoknya jangan ganggu aku! Dua hari kedepan aku akan belajar mati-matian untuk menang"

"Dibilang tidak perlu juga kau akan tetap melakukan yang sebaliknya. Yah terserahmu saja"





***






"Jey, saya rasa kamu sudah semakin lancar berjalan di ruang keluarga. Mungkin kita akan coba dari ruang keluarga ke kamar"

Siang itu Liano dan Jeykey memutuskan untuk membeli rumah yang sudah mereka bicarakan kemarin.

Jeykey akhirnya memilih rumah dua tingkat yang lumayan luas. Di lantai bawah ada ruang tv, ruang keluarga dan ruang bersantai. Di samping ruang keluarga dan ruang tv ada ruangan terbuka yang di lengkapi pohon dan juga kolam renang.

Di lantai atas ada lima kamar dengan masing-masing balkon. Ada ruangan yang atapnya bisa di buka dan tutup untuk mereka bersantai.

Pilihan Liano dan Jeykey memang yang terbaik, meskipun sedikit berbahaya untuk Jeykey.

"Saya akan mulai dari pintu utama kak"

"Kenapa? Apa kamu membayangkan saat-saat kamu kesal dengan Geanna lalu marah dan masuk kedalam kamar? Sekalian saya bantu kamu untuk mengunci pintu, mau?"

"Kakak!"

Jeykey kesal! Kakaknya memang orang yang menjengkelkan. Dia selalu........ Bisa menebak apa yang Jeykey fikirkan. Sial!!

"Baiklah baik. Mari kita mulai dari pintu utama"

Jeykey mengangguk sebagai jawaban.
Sedangkan Liano tersenyum, adiknya sudah mau bercanda dengannya, lagi.  Setelah semua kejadian akhirnya mereka akan mendekati akhir yang bahagia, begitu kan?













***









Mall besar itu tampak sangat ramai. Tiga wanita yang sebentar lagi akan menjadi besan itu tampak tengah sibuk memasuki toko satu ke yang lainnya.

Rencananya hari ini mereka akan memilihkan kedua manusia yang akan menikah itu, baju pengantin.

Mereka sudah memilih baju untuk pre-wedding dan sekarang saatnya menemui desainer untuk gaun dan jas yang akan di pakai saat acara pernikahan.

"Menurutku jas berwarna abu-abu akan sangat bagus di tubuh Jeykey" Gyftin memberi saran. Ia menoleh pada dua wanita di sebelahnya.

"Saran yang bagus. Gaun putih Geanna akan sangat cocok untuk jas abu-abu milik Jeykey" Hynri tersenyum setuju

"Jadi kita akan memilih warna itu kan?" Tanya mamanya Geanna.

"Aku yakin soal yang itu" jawab Gyftin. "Kita sudah mendapat konsep casual dan konsep sweet untuk foto Prewedding, jadi aku sangat yakin ini akan menjadi konsep terbaik yang kita padukan" lanjutnya dengan begitu semangat.

"Aku baru ingat, kemarin desain undangan yang aku buat sudah selesai di cetak. Apa kita sekalian ambil saja? Tapi aku ingin kita makan dulu." Hynri menyarankan.

Mereka menganggukkan kepalanya menyetujui apa yang Hynri sarankan. Lalu bergerak memasuki sebuah restoran seafood.

Setelah ketiganya duduk di tempat masing-masing dan memesan, mereka  kembali bercerita tentang apa yang akan mereka lakukan.

"Kita akan bagi undangannya. Nyonya bisa membagi pada kerabat dan keluarga lainnya, sedangkan Gyftin dan aku akan membaginya pada yang lain" jelas Hynri memberi saran.

Mamanya Geanna menoleh "Boleh aku beri pada tetangga?" Tanyanya dengan wajah tidak enak.

"Tentu saja, berikan pada semua yang ingin nyonya undang" jawab Gyftin dengan senyum hangat yang menghiasi bibirnya.

Mamanya Geanna tersenyum senang. Geanna nya akan mendapat seseorang yang memiliki banyak kasih sayang dan mereka pasti akan membuat putrinya bahagia, pasti!

"Terimakasih banyak"
Ujarnya penuh haru

"Untuk?" Gyftin dan Hynri bertanya.

"Karna sudah menerima Geanna"
Jawabnya

Dan mereka memberi senyum manis pada mamanya Geanna. "Semua akan baik-baik saja dan kami juga berterimakasih untuk semua yang sudah Geanna dan nyonya lakukan untuk keluarga kami"

Di balas senyum manis oleh mama Geanna.






















_______

BLIND [JUNGKOOK]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang