Pertemuan

33 8 0
                                    

"Jungkook?"

Jeykey berusaha menoleh walau salah arah. Dia kenal suara itu. Itu suara familiar. Suara itu milik, Unha. Ya, Jeykey yakin.

"Aku benar" suara itu kembali terdengar. Jeykey memberi ekspresi datar. "Itu kau. Si buta Jeykey. Apa yang kau lakukan disini?" Tanya Unha, dia mendekati Jeykey yang masih berdiri di tempatnya.

"Saya__" kalimat Jeykey terputus saat mendengar Unha tertawa. Dia bingung, kenapa? Apa Jeykey tampak aneh saat ini?

"Jangan bilang kau masih mencintaiku. Jangan bilang kau datang untuk mendukung ku setelah selama menjadi kekasihku kau tidak pernah hadir sekalipun"

Jeykey menunduk mengingat moment yang Unha sebutkan. "Maaf" ujarnya sedih. Sekarang, Jeykey sangat menyesal karena membuang waktu berharganya, lebih memilih bekerja daripada membahagiakan Unha.

"Jadi aku benar? Kau datang untuk melihatku?" Tanya Unha memastikan.

Di depannya, Jeykey perlahan mengangkat kepalanya lalu mencoba memandang Unha. "Saya tidak__"

"Aku di kiri, Jungkook! Kiri!" Sentak Unha lalu gadis itu mendecih "Ups, aku selalu lupa bahwa kau itu, buta!" Lanjutnya hingga beberapa orang menatap kearah mereka.

Jeykey menghela nafas. "Maaf" ujarnya lagi, lalu Jeykey memutar kepalanya ke kiri "Bisa kamu berbicara lebih pelan?" Tanya Jeykey kemudian.

"Kenapa? Apa kau fikir orang-orang peduli pada kalimat kita? Lagipula, orang buta seperti mu tidak akan pernah menarik perhatian gadis manapun. Mungkin iya saat melihat penampilan mu tapi saat mereka tau jika kau itu buta, katakan selamat tinggal pada mereka Karna kau di tolak!"

"Berhenti disana!"

Unha menoleh pada asal suara sedangkan Jeykey mencoba untuk menatap tepat sasaran.

Itu Geanna. Gadis itu menatap Unha dengan penuh amarah.

"Ya ya. Kau akan menjadi pahlawan untuk si buta? Aku akan memberimu saran, sebaiknya jangan ikut campur"

"Jangan ikut campur? Memangnya siapa dirimu? Apa kamu fikir aku takut padamu? Hell! Jika aku bersikap baik selama ini maka itu hanya karna kamu tetanggaku!"

Tanpa mereka sadari, mata Jeykey membulat. Dia kaget. Jadi Geanna adalah tetangga, Unha?  Oh Tuhan. Kebetulan macam apa ini?

Disana Unha tertawa. "Akan sangat memalukan jika aku mengatakan ini tapi si buta ini, mantan pacarku" jelasnya pada Geanna. Penjelasan itu mampu membuat Geanna menutup mulutnya rapat.

Jadi, Unha adalah gadis yang meninggalkan Jeykey saat lelaki itu terkena musibah? Musibah yang bahkan di dapat Karna menolong Unha?

Untuk pertama kalinya Geanna merasa iri pada Unha. Gadis itu tidak pantas mendapatkan kebaikan hati Jeykey.

Tidak mendengar suara Geanna dalam waktu beberapa detik, membuat Jeykey kahwatir "Ge?" Jadi dia memutuskan untuk memanggilnya, memastikan gadis itu masih disana.

"Ge?" Ulang Unha. "Jangan sok akrab! Sekarang kau menjadi rendah Karna menyodorkan diri pada gadis-gadis! Kau memang tidak berguna!"

Plakkk

Geanna memberi tamparan keras di wajah Unha. "Aku bilang, berhenti disana" geramnya.

Jeykey mencoba menarik tangan Geanna namun dia tidak menemukan apapun, sedangkan Unha memberi tatapan marahnya.

"Kau fikir siapa dirimu?!" Pekik Unha. Suaranya mampu membuat mereka menjadi pusat perhatian.

"Aku?! Aku calon istrinya! Aku calon istri orang yang sejak tadi kamu hina!" Geanna balas memekik "Hati-hati Karna aku mudah marah!" Selanjutnya masa suara Geanna di turunkan. Ini adalah peringatan. Dia bahkan semakin mendekat pada Unha yang bergerak mundur.

"Ge" Jeykey kembali memanggil.

Nafas Geanna tidak beraturan. Matanya merah menahan tangis.  Entahlah, Geanna tidak tau kenapa dia merasa sedih.

"Hahahaha" tawa Unha pecah "Pantas saja. Kau calon istri si buta. Selamat selamat! Kalian sangat cocok."

"Lucu?" Aura di sekitar mereka berubah gelap ketika suara Geanna mendominasi. "Apa ini lucu untukmu?" Geanna menarik kerah baju Unha hingga gadis itu merasa sesak "Bukankah aku sudah berkali-kali memberi peringatan padamu? Ini yang terakhir, jangan sebut si buta lagi tapi panggil dia dengan benar!"

Wajah Unha pucat. Dia mencoba lepas namun Geanna sangat kuat.

"Geanna" Jeykey kembali memanggil Geanna dan panggilan itu mampu membuat Geanna melepas cengkraman nya dari Unha. Unha terbatuk. Rasanya dia mungkin akan mati jika tidak kunjung di lepaskan.

"Kenapa Jey? Kamu marah Karna aku ikut campur? Jika iya maka lain kali kamu harus bertindak, atau aku akan membuat mu kecewa untuk yang kedua kalinya" ujar Geanna tanpa memberi jeda untuk kalimat yang akan Jeykey sampaikan. Nada suaranya penuh dengan kekesalan.

"Tidak. Saya tidak marah dan tidak kecewa. Kamu berhak untuk hidup saya sekarang. Tapi Ge, jangan jatuhkan harga dirimu untuk dia" balas Jeykey. Geanna menghela nafas berat, sedangkan Unha membola.

Dulu, Jeykey tidak berani menjawabnya tapi sekarang? Lelaki itu berani merendahkan dia? Tidak! Ini semua Karna Geanna, Unha yakin Geanna sudah menghasut Jeykey.

Dengan membawa perasaan malunya, Unha pergi dari sana meninggalkan Jeykey dan Geanna.

Geanna mendekat lalu mengambil tangan Jeykey. "Kita pergi dari sini" ujarnya lalu menarik tangan Jeykey keluar dari sana.

Meninggalkan, Liano, tuan Wyu, nyonya Wyu, dan mamanya Geanna yang tampak begitu terharu.

Mereka tentu menyaksikan, bagaimana Jeykey di hingga hingga akhirnya Geanna datang dan membuat perhitungan untuk Unha. Tidak ada part yang luput dari penglihatan mereka.

Kejadian tadi mampu membuat mereka yakin bahwa Geanna adalah gadis yang paling pantas untuk Jeykey.

Dan perkataan Jeykey tadi, berhasil membuat nyonya dan tuan Wyu lega. Sekarang mereka yakin, Jeykey akan segera melupakan Unha dan semua itu berkat Geanna.

"Terimakasih karna sudah merestui Geanna dengan putra kami, nyonya Wyn" ujar nyonya Wyu dengan penuh ketulusan. Kebahagiaan hari ini membuat nyonya Wyu merasa sangat bersyukur. Yang awalnya takut saat melihat Unha, kini berubah bahagia.

Begitu juga dengan tuan Wyu dan Liano, mereka tersenyum senang. Kekahwatiran mereka tadi hanya menjadi sebuah kekahwatiran. Geanna, gadis itu membersihkan segala kekacauan dengan kegilaannya.

Perlahan-lahan, Geanna mengambil tempatnya di hati Jeykey, Liano yakin itu.

"Sejak awal, Geanna memilih Jeykey" jawab mamanya Geanna. Dia ingat sewaktu Geanna menangis Karna meminta ijin untuk menjadi egois sekali lagi, dari sana nyonya Wyn tau bahwa putrinya punya keinginan lain.

Perjodohan yang ada di luar kendalinya, perjodohan yang terjadi secara tiba-tiba, perjodohan yang tidak bisa putrinya elakkan, perjodohan itu membuat perbedaan yang mengejutkan.

Mamanya Geanna bersyukur karna keluarga calon suami putrinya adalah orang-orang yang sangat baik dan Nyonya Wyu bersyukur karna Geanna adalah pilihan yang terbaik untuk Jeykey.

Ketika mereka saling menerima, tidak ada cobaan yang tidak bisa mereka lalui. Pernikahan sudah di tetapkan dan hati mereka sudah mantap, selanjutnya itu, rahasia.

Jeykey dan Geanna akan menjadi pasangan hidup, dalam waktu dekat.















BLIND [JUNGKOOK]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang