Kosong

48 7 0
                                    

Geanna membuka pintu rumahnya perlahan. Melangkah dengan penuh perjuangan hingga berhenti Karna di hadang oleh mamanya.

"Kamu baru pulang? Seharusnya kamu mengambil cuti. Pernikahan tinggal 4 hari lagi"

Geanna melanjutkan langkahnya untuk menggapai sofa di ruang tengah. "Menyerah saja, ma. Pernikahan sudah batal"

Nyonya Wyn mendekati putrinya lalu menjewer telinganya. "Tidak baik berbicara seperti itu. Kamu menginginkan pernikahan ini tapi kamu menghilangkan semangat mu?"

"Aku tidak bertemu dengan pak Liano" adu Geanna setelah meringis Karna di jewer oleh mamanya.

"Tentu saja" Nyonya Wyn tersenyum "Mereka tadi ada disini" lanjutnya. Geanna melihat mamanya tanpa minat. Jika dari sini, lalu? Kenapa?

"Yang kemari itu, Nyonya Hynri, Liano, dan Jungkook"

Mendengar nama Jungkook, Geanna menegakkan tubuhnya. "Mereka tidak marah pada Jeykey?"

"Tidak. Mama sudah bilang, tidak ada yang bisa memutus hubungan keluarga"

Senyum Geanna mengembang, setidaknya Jeykey baik-baik saja disana. Seharusnya dia tadi tidak kuliah, iya kan? Ah! Geanna merasa sial! Tapi tidak! Kuliah lebih baik agar tidak bertemu pak Liano.

"Apa yang mereka bicarakan?" Tanya Geanna. Dia mulai tertarik dengan tujuan mereka kemari. Bukankah Jeykey sangat manis jika akhirnya mau ikut campur atas persiapan pernikahan mereka?

"Melihat baju pernikahan kalian" Nyonya Wyn menjawab dengan nada mengejek. "Jungkook benar-benar tampan dengan setelan rancangan mama" lanjutnya lagi.

Geanna terkekeh. Jeykey memang tampan tapi apa-apaan mamanya ini? Tentu saja Geanna tidak akan iri Karna dia bisa melihat lain kali.

"Mama fikir, mungkin Jungkook juga bisa menjadi model mama"

Geanna mencibir "Apa pekerjaan itu bisa untuk siapa saja?"

"Ya." Nyonya Wyn menjawab tanpa berfikir dua kali "Jika modelnya Jungkook, maka tidak perlu apapun lagi"

"Mama memang pecinta lelaki tampan"

"Dan bertubuh bagus"

"Apa mama sudah melihat tubuh Jeykey?" Geanna memandang curiga.

"Seandainya"

"Mama!"

Tawa nyonya Wyn menggema. Membuat Geanna marah adalah keahliannya setelah dia selalu di panggil ke kampus Karna kenakalan Geanna. Beruntung beberapa dosen dan rektor disana itu, kenalan nyonya Wyn.

Geanna mendengus kesal. "Jadi mereka datang hanya untuk baju pernikahan?"

"Benar. Setelahnya mereka pulang Karna Liano harus bekerja, namun Jungkook memutuskan untuk tinggal sebentar" nyonya Wyn menatap Geanna lembut. "Mama yakin, Jungkook sangat pantas untukmu. Dengarkan mama, jangan kecewakan Jungkook. Jika marah, marahlah padanya karena kamu berharga. Jangan membuatnya tersinggung karena kekurangannya. Urus dia dengan baik dan jangan sakiti hatinya. Jika suatu saat kamu jatuh cinta dengan lelaki lain maka beritahu pada mama atau Nyonya Wyu, mereka akan mengurus semuanya. Jeykey akan di buat mengerti oleh mereka"

Geanna memandang mamanya penuh keseriusan. Dia tidak suka hal serius tapi jika ini menyangkut mamanya, dia pasti akan melakukannya.

"Kenapa mama mengatakan itu?" Tanya Geanna bingung. Apa sesuatu sudah terjadi disini? Mungkin selama Geanna berada di kampus, siapa yang tau?

"Karna mama percaya bahwa cobaan tidak memandang pada siapa dia akan datang"

***


BLIND [JUNGKOOK]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang