Olimpiade ³

16 6 0
                                    

Jeykey meremas tangannya kuat-kuat. Hatinya tidak tenang setelah host menyebut nama yang sangat familiar untuk dirinya.

Unha.

Kepala Jeykey terasa sakit. Ingatan tentang amarah gadis itu menjadi satu-satunya alasan Jeykey tidak ingin memperlihatkan dirinya lagi.

Apa itu Unha yang sama? Yang jijik terhadap dirinya?

"Jey?" Nyonya Wyu di sebelahnya menggenggam tangan Jeykey pelan. Menyalurkan kekuatan untuk Jeykey agar lelaki itu tidak hilang kendali.

Melihat keadaan putranya, tuan Wyu menghubungi Liano dan pergi dari sana.

"Papa, kenapa?" Liano bertanya setelah dia datang. Pesan tuan Wyu tadi berhasil membuat dia meminta ijin sebentar.

"Kamu tau Unha ada disini? Kamu tau Unha adalah lawan Geanna dalam olimpiade ini?" Tanya tuan Wyu tanpa basa-basi.

Unha itu adalah Unha yang sudah menghancurkan hidup putranya, kenapa Liano ingin mereka bertemu?

"Ya. Saya tau jika Unha ada disini dan saya tau jika lawan Geanna adalah Unha. Unha yang membuat adik saya hancur" jawab Liano

"Apa yang ingin kamu lakukan dengan semua ini, Liano?"

"Apa maksud, papa?"

"Jelaskan kenapa kamu ingin Jeykey bertemu dengan gadis itu lagi?"

"Saya tidak punya niat apapun, pa"

"Dia adik kamu, Liano!"

"Ya." Suara Liano naik "Saya sengaja pa. Saya akan buktikan pada gadis rendah itu bahwa Jeykey bisa mendapatkan seseorang yang jauh di atasnya! Saya akan membuat dia menyesal telah menghancurkan hidup adik saya. Geanna, punya segalanya. Geanna adalah gadis sempurna dan gadis sempurna itu menerima Jeykey. Sekarang gadis sempurna itu adalah milik Jeykey" jelas Liano penuh dengan kemarahan. Tubuh Liano bergetar dan matanya memerah. Itu adalah niatnya, membuktikan pada Unha kalau Jeykey jauh lebih bahagia tanpa dirinya.

Tuan Wyu menghela nafasnya berat. Dia memandang putranya yang nafasnya tidak beraturan. Menarik Liano lalu memeluknya. Tuan Wyu senang Karna Liano memikirkan Jeykey, namun semua ini masih salah.

"Papa mengerti semua keinginan mu nak, tapi ini tidak benar" jelas tuan Wyu. "Kamu terlalu ingin membuktikan tapi kamu tidak mempertimbangkan rasa trauma adikmu" lanjut tuan Wyu memberi pengertian, di bagian mana Liano bersalah.

Liano melepaskan pelukannya "Papa"

"Papa senang kamu peduli terhadap Jeykey, tapi peduli saja tidak cukup, nak. Seseorang harus menyelam lebih dalam jika ingin menyelamatkan yang tenggelam dan Jeykey tenggelam dalam perkataan Unha"

Tubuh Liano menegang. Dia menangis dan tuan Wyu membawanya dalam pelukan. Bener! Seharusnya Liano memikirkan Jeykey yang pastinya belum siap bertemu dengan Unha. Sekarang, dia harus bagaimana?

"Apa yang harus saya lakukan, pa?"

"Biakan semua berjalan seperti yang seharusnya"

***

Geanna mengerutkan keningnya ketika melihat jam tangannya. Masih ada sisa waktu lima belas menit untuk dirinya menyelesaikan soal-soal namun, Geanna sudah selesai.

Tidak bisakah dia langsung mengumpulkan kertasnya lalu membeli makanan? Geanna saat ini, kelaparan.

Dia mengerjakan soal nya dengan terburu-buru Karna kelaparan.

Ingin sekali rasanya Geanna mengangkat kepalanya, tapi banyaknya manusia yang ada di depannya membuat dia merasa malu. Sesekali Geanna dengan spontan mengangkat kepalanya dan bertemu pandang dengan mata nyonya Wyu. Wanita itu tersenyum dan terpaksa Geanna membalas senyumnya lalu buru-buru menunduk, takut dikira bersekongkol.

Padahal di sebelahnya, Unha terlihat santai menyebarkan senyumnya pada penonton yang mendukungnya.

Cih.

Geanna kembali memeriksa semua jawabannya. Dia ingin memastikan bahwa dia tidak membuat kesalahan. Ini pertama kali untuknya, jadi Geanna merasa dia harus memastikan semuanya dengan teliti.

Tidak terasa, waktu 15 menitnya berakhir. Petugas mengambil kertas jawaban dan soal Geanna, Unha, dan peserta lainnya.

Waktu penilaian sekitar 30 menit. Geanna dan yang lainnya belum bisa meninggalkan tempat ujian Karna olimpiade selalu mengeluarkan pemenangnya saat itu juga.

Meja mulai di perbaiki. Geanna, Unha, dan peserta lainnya di dudukkan berjejer untuk menunggu hasilnya.

Berkali-kali Geanna merasa gugup yang luar biasa. Dia tidak tau harus apa ketika peserta lain, bahkan Unha, bergerak kesana-kemari dengan penuh percaya diri.

Sekali lagi, ini pertama kalinya untuk Geanna. Dia hanya duduk tegak tanpa memandang pada mamanya atau bahkan penonton yang mendukungnya. Entah dari mana, tapi yang pasti Geanna terhibur dengan dukungan mereka.

Sekitar lima belas menit berlalu, para panitia mulai bergerak kesana kemari untuk menghiasi ruangan besar itu. Mengubahnya menjadi lebih mewah tanpa membuat para tamu terganggu.

Kesibukan mereka menjadi pusat perhatian Geanna. Jika begini setidaknya dia bisa mengalihkan perhatiannya dari semua orang yang sibuk mengarahkan ponselnya pada Geanna.

Namun yang namanya tidak fokus, itu adalah Geanna. Dengan mata yang tidak teralihkan, Geanna memandang Jeykey yang tampak begitu pucat, kenapa? Apa lelaki itu sedang, sakit?

Semua tingkah laku Jeykey tidak luput dari pandangan Geanna, bahkan ketika nyonya Wyu dan tuan Wyu terlihat bertanya padanya.

Namun Geanna tidak bisa apa-apa Karna dia harus duduk disini hingga acara pengumuman.  

Lima belas menit lainnya berlalu bersamaan dengan selesainya para panitia menghias ruangan besar itu.

8 juri yang tadi pergi ke belakang untuk memeriksa hasil ujian mereka, satu persatu menampakkan dirinya. Jantung Geanna berpacu cepat.

Dia sebenarnya tidak masalah jika dapat juara 3 tapi tadi dia sudah sombong pada Unha. Sial! Geanna mengutuk dirinya, seharusnya dia tidak perlu sombong di awal. Sekarang kepercayaan dirinya sudah hilang.

Para tamu dan penonton serentak diam saat para juri berdehem. Host mulai dengan pembukaannya dan kata-kata manis untuk penyemangat.

"Baiklah sekarang waktunya kita mengumumkan siapa yang berada di posisi 2" si host mulai membuka amplop yang juri berikan padanya. Senyum si host mengembang, "Selamat kepada, Thisa Anderguan"

Riuh tepuk tangan menggema ketika nama gadis itu di sebut oleh si pembawa acara. Banyak dari mereka yang berdiri untuk melihat Thisa menerima medali perak dan hadiah uang tunai.

Jantung Geanna semakin tidak karuan. Dia yakin dia ada di posisi 3 atau tidak sama sekali. Bagaimana pun dia ini pendatang baru. Mata Geanna menoleh kearah Unha yang menaikkan dagu nya, Sombong, dan rasa takut menyerang kepala Geanna setelahnya.

Jika begini Geanna menyesal telah ikut olimpiade, apalagi keluarga Jeykey hadir untuk menonton dirinya.

Geanna menoleh pada Liano yang berada di sisi kanan para juri, terlihat menutup mata dan mengatupkan kedua tangannya, apa dia berdoa untuk Geanna?

"Baiklah, sekarang kita akan memanggil juara 3 kita untuk maju ke depan." Host kembali mengambil amplopnya. Kini dia memasang wajah penuh misteri dan memandang para peserta. "Wah, ini sangat tidak mungkin dan mengejutkan" komentarnya sebelum mengatakan siapa yang akan menjadi juara 3. Kalimatnya membuat Geanna merasa dia akan menjadi juara ke 3 Karna dia yang paling tidak mungkin dan mengejutkan.

"Dan juara 3 kita tahun ini adalah.."

Semua memasang wajah takut...

"Unha Rori"








BLIND [JUNGKOOK]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang