Minta Maaf

82 14 0
                                    

Geanna berjalan pelan menyusuri perumahan elit tempat kediaman keluarga Wyu. Keputusannya akhirnya jatuh pada dirinya yang harus minta maaf pada Jeykey. Semuanya yang Tyler katakan itu benar, seharusnya Geanna meluruskan semuanya pada Jeykey.

Geanna melihat kembali kantung yang dia bawa. Tadi dia sudah membeli susu kotak, bibimbap, steak, nasi goreng juga berbagai macam camilan. Seharusnya ini bisa menjadi sogokan bukan? Semoga saja Jeykey bisa menerimanya.

Jalan kerumah Jeykey memang lumayan jauh dengan Geanna yang membawa beberapa belanjaan semua terasa seperti perjuangan. Gadis itu memutuskan untuk berhenti sebentar. Kepalanya celingak-celinguk, malam ini sedikit menyeramkan. Ah!! Tidak terbayang bagaimana nanti keluarga Wyu melihatnya.

Geanna kembali berjalan, kali ini gadis itu menambah kecepatannya dalam berjalan. Beberapa menit kemudian dirinya sampai didepan gerbang keluarga Wyu. Tidak ada mobil yang terparkir didepan rumah. Apa sedang kosong ya?

Geanna masuk kedalam lalu menekan bel agar bisa masuk menemui Jeykey.
Beberapa kali Geanna menekan bel, namun tidak ada tanda-tanda pintu akan terbuka. Geanna hampir saja putus asa jika saja pintu tersebut tidak terbuka secara tiba-tiba dan menampilkan wajah bangun tidur Jeykey.

Gadis itu meringis lagi. Sepertinya Kali ini salah waktu.

"Geanna?"

Geanna membola. Bagaimana Jeykey tau itu dirinya? Bagaimana? Apa Jeykey sudah bisa melihat? Ah tidak! Tidak!

"Kenapa diam saja? Ayo masuk" Jeykey kembali berucap. Lelaki itu menggeser tubuhnya untuk mempersilahkan Geanna masuk. Setelah merasa gadis itu sudah masuk, Jeykey menutup pintu rumahnya.

Geanna tetap berdiri di tempatnya, disamping sofa Cream milik nyonya Wyu. Gadis itu fokus memandang Jeykey yang juga hanya berdiri di depannya.

"Maaf" ujar Geanna pelan.

"Hem?" Jeykey yang tersentak mendengar kata yang keluar dari mulut gadis itu, mendengung tidak fokus.

"Jey maafkan aku, aku yang salah. Aku tidak tau karna kelakuanku kamu terluka seperti ini" Geanna kembali menangis. Perasaannya kembali sedih. "Jey, kamu boleh marah padaku hiks hiks tapi jangan benci padaku. Aku hanya marah tadi, aku hiks tidak hiks benci padamu." Sambung Geanna dengan kalimat yang tidak beraturan. Gadis itu sudah terisak.

Jeykey mematung. Kapan terakhir kali dirinya menerima permintaan maaf ya? Kata-kata Jeykey sepertinya tadi sudah sangat menyakitinya, kenapa gadis itu memutuskan untuk meminta maaf? Apa tidak salah?

Tapi jauh di lubuk hatinya, Jeykey hampir ikut menangis. Ini bukan salah Geanna, Jeykey benci pada yang namanya perempuan juga bukan salah Geanna.

"Maafkan aku Jey, aku bawa makanan. Ada hiks yang bilang hiks hiks kalau aku hiks harus bawa hiks hiks makanan agar di maafkan"

Jeykey tergelak mendengar apa yang Geanna katakan. Geanna terdiam mendengarkan tawa Jeykey, masih dengan sesegukannya.

"Aku tidak bisa berjalan cepat lalu memelukmu Ge, kemari" Jeykey merentangkan tangannya bermaksud meminta Geanna untuk masuk kedalam pelukannya.

Geanna meletakkan belanjaannya. Dia melihat lagi kearah Jeykey yang masih merentangkan tangannya dengan senyum yang masih menghiasi bibirnya. Masih tidak percaya.

"Tidak mau?" Tanya Jeykey saat Geanna belum meresponnya. "Oh baiklah" sambungnya. Lelaki itu berniat menurunkannya tangannya. Namun sebelum itu, Geanna berlari dan masuk kedalam pelukannya.

"Ouh" Jeykey menahan tubuhnya kuat saat Geanna benar-benar berlari lalu menubruknya. Senyum tulusnya tercipta. Tangannya mengelus lembut kepala gadis itu.

"Maafkan aku" Geanna mempererat pelukannya pada Jeykey. "Aku tidak benci padamu" wajahnya di tenggelamkan pada dada keras Jeykey.

"Tidak apa-apa Ge, saya sudah maafkan. Lagi pula kamu bawa makanan kan?" Goda Jeykey. Lelaki itu kembali menahan senyumnya.

Selama beberapa menit mereka terdiam. Jeykey tetap mengelus kepala Geanna dan Geanna masih setia menenggelamkan kepalanya di dada Jeykey, berharap sesegukannya hilang karena sebenarnya Geanna sudah merasa sangat malu.

"Jey" Panggil Geanna dengan suara serak.

"Hem?" Jeykey bertanya. Dia mencium pucuk kepala Geanna, menikmati aroma shampoo yang gadis itu gunakan.

"Ini tidak boleh terjadi" ujar Geanna. Jeykey mengerutkan keningnya bingung "Aku merasa nyaman di peluk olehmu. Jeykey aku tidak boleh begini. Bagaimana jika semua ini menjadi candu?" Sambungnya bertanya dengan sungguh-sungguh.

Jeykey tergelak lagi hingga Geanna ikut bergoyang akibat tubuh Jeykey yang bergerak-gerak.

"Kenapa?" Tanya Geanna polos. Wajahnya menengadah untuk melihat wajah Jeykey.

Jeykey menunduk. Sesaat seperti bola mata mereka bertubrukan. "Tidak Ge. Saya hanya merasa kamu terlalu lucu. Kamu boleh minta saya untuk memelukmu"

"Benarkah?" Geanna berbinar. Jeykey mengangguk. "Aaaaa terimakasih Jeykey. Terimakasih" pekiknya lalu Kembali memeluk tubuh Jeykey

Sedangkan Jeykey, lelaki itu tersenyum senang. Terlalu senang hingga dia memeluk Geanna semakin erat.

***



"Jey, dimana semua orang?" Tanya Geanna saat mereka sudah duduk di sofa Cream milik nyonya Wyu. Saat ini Jeykey sedang fokus mengunyah steak yang Geanna suapkan padanya.

"Mama, kak Liano dan papa, mereka sedang keluar. Ada urusan penting jadi malam ini mereka tidak akan pulang." Jelas Jeykey.

Geanna kembali menyuapi Jeykey potongan Steaknya. "Wah, kamu di tinggal sendiri lagi. Ah iya, aku bawa susu untukmu"

Gadis itu mengeluarkan sekotak susu dari dalam kantung belanjaannya lalu membuka tutupnya. Kemudian Geanna memberinya pada Jeykey.

"Kamu beli banyak?" Jeykey bertanya setelah susunya di teguk dua kali.

"Aku tidak tau apa yang kamu suka. Aku beli banyak camilan juga beberapa kotak susu. Aku juga beli nasi goreng juga bibimbap" jelasnya sambil menghela nafas.

Jeykey mengulurkan tangannya, hendak menggapai kepala Geanna. "Terimakasih Ge. Kebetulan juga saya belum makan" kepala Geanna di elus sayang.

"Wah, pak Liano memang kejam. Bisa-bisanya dia meninggalkan mu sendiri tanpa memberimu makan dulu"

Jeykey tergelak. "Kamu dendam banget sama kak Liano ya?"

"Ah, aku tidak mau membahasnya Jey."

Geanna kembali memotong steaknya, menyuapi Jeykey yang dengan senang hati menerima suapannya.

"Jey, bagaimana dengan nasi goreng dan bibimbap nya? Kamu makan ya? Biar aku suapin"

Jeykey tersenyum. Sebenarnya dia sudah sedikit kenyang, tapi Geanna sudah bersusah payah membelikannya makanan. "Saya akan makan semuanya."

Geanna memekik "Aku akan suapi"

"Tapi Ge"

"Iya kenapa?"

"Sudah sangat malam. Kamu menginap saja"

Geanna terdiam. Menginap? Di rumah Jeykey? Apa nantinya akan ada masalah lagi? Misalnya seperti, mama Hynri yang datang tiba-tiba lalu menemukan Geanna yang menginap di rumah Jeykey.

"Emmmm aku sih mau tapi, gimana nanti orang-orang?"

Jeykey menghela nafas "Kamu tidur di kamar saya. Ge, jangan pedulikan orang-orang. Lagi pula, Ini sudah terlalu malam. Saya tidak mau terjadi apa-apa padamu" jelas Jeykey.

Geanna menunduk malu. Tidur di kamar Jeykey, aduh!! Sepertinya akan terjadi hal-hal yang, diinginkan? Oh!! Sialan!!! Geanna malah berfikir yang iya-iya.

"Ge?" Jeykey bertanya memastikan.

"Baiklah, aku akan menginap"

Selanjutnya Geanna bisa melihat senyum manis Jeykey di hadapannya.














***





Bobo bareng 🤭

BLIND [JUNGKOOK]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang