Hii prend, ketemu lagi nih!!.Sebelum baca silahkan vote, komen, dan follow aku ya prend. Luv u
Happy reading!
---o0o---
Matahari sudah ingin tenggelam, Lisa berjalan pulang menuju rumahnya. Dia memang tidak di jemput orang tuanya, tidak mungkin juga orang tuanya mau menjemputnya.
Di perjalanan Lisa bisa melihat sepasang kekasih yang sangat romantis. Saling berpelukan dan bersenda gurau bersama. Ah.. Lisa jadi mengingat kenangan nya bersama Jeno.
"Jeno!! Hujan!" Teriak Lisa disela derasnya hujan. Dia dan Jeno sedang berjalan pulanh bersama, tapi mendadak turun hujan membuat mereka terpaksa meneduh di salah satu halte.
"Maaf Lis, seharusnya tadi aku sama kamu pulang pakai motor aja, eh malah motornya mogok." Sesal Jeno.
"Gapapa Jen, aku malah suka jalan berdua sama kamu."
Jeno membuka tasnya dan mengeluarkan satu Jaket miliknya lalu memakaikan ke tubuh Lisa.
"Nih, pakai." Lisa bungkam, jantungnya mendadak berdetak dengan kencang. Ia tebak pipinya sudah memerah seperti tomat sekarang.
"Dih? Nge blush hahahah" tawa Jeno pecah saat melihat pipi Lisa semerah tomat.
"Apasih Jen!! Udah ah aku mau pulang aja." Saat Lisa hendak pergi, jemari Jeno meraih pergelangan tangan Lisa dan menariknya sehingga kepala Lisa bertabrakan dengan dada bidang Jeno.
"Masih hujan. Udah disini aja sama gue Lis." Lisa dan Jeno saling bertatapan cukup lama. Jeno tersenyum. Sungguh saat melihat wajah Jeno yang tersenyum, ia mungkin tidak akan pernah melupakan wajah Jeno selamanya. Pahatan sempurna yang diberikan kepada Tuhan serta kelembutan hatinya, dia bersyukur mendapatkan kekasih
Seperti Jeno.Lisa tersenyum masam, mengingat kejadian itu selalu membuatnya sakit hati. Kenangan nya bersama Jeno, senyum manis Jeno, hangat tubuh Jeno waktu memeluk Lisa. Jujur dia sangat rindu semua itu.
"Argh, ssh.." Lisa memegang pinggangnya. Merasakan nyeri hebat dan sesak napas yang hebat, ia seperti kehabisan oksigennya. Akhirnya Lisa memutuskan untuk duduk di bangku dekat jembatan.
"K-kenapa d-datang lagi...."
"Awh, s-sakit.." cicit Lisa hampir tidak terdengar. Dia menggigit bibirnya dengan kuat hingga berdarah, sesakit itu.
"Lo kenapa?" mendengar suara itu, Lisa langsung mendongakkan kepalanya ke orang yang ada di depannya.
"Gapapa." bohong Lisa sambil memasang wajah biasa saja. Sebenarnya masih sedikit sakit.
"Lo sakit? Mau gue anter pulang?" tawar Jeno memberi tumpangan agar Lisa bisa pulang dengan selamat karena akhir akhir ini wajah Lisa sangat pucat. Dia sedikit khawatir.
"Nggak makasih, gue bisa pulang sendiri." tolak Lisa, lalu berdiri berjalan pergi meninggalkan Jeno sendiri yang masih berdiri mematung.
---o0o---
"Lisa pulang." Lisa sudah sampai di rumahnya. Walaupun tidak ada yang menjawab sapaannya.
Dengan langkah gontai, Lisa berjalan menuju kamarnya.
"Lalisa Manoban." suara berat Ayahnya menghentikan langkah Lisa. Lalu ia memberanikan diri untuk mendekati ayahnya Gong Yoo itu nama ayahnya.
"Ada apa pa?" tanya Lisa dengan was was, dia sedikit takut.