15

407 66 8
                                    

Hii prend, ketemu lagi nih!!.

Sebelum baca silahkan vote, komen, dan follow aku ya prend. Luv u

Happy reading!

---o0o---

"ga ada yang abadi di dunia ini, semuanya pasti akan mati pada saatnya."

-lalisa

"Oh iya Lis," Wajah Lisa tertoleh menatap wajah Jaemin.

"Ya?"

"Kamu ga lupa kan besok?" Tanya Jaemin, membuat Lisa berpikir sejenak.

"Ga tau, emang kenapa?"

"Cuci darah sayang." Jawabnya cepat sambil mengelus pucuk kepala Lisa.

"Eh iya, lupa hehe. Untung kamu ingetin." Lisa memeluk pinggang Jaemin dengan erat.

"Masih pusing? Mau muntah ga?" Tangan Jaemin beralih ke tangan Lisa untuk menggenggam nya.

1 jam yang lalu, setelah menangis Lisa mimisan dan kepalanya mendadak terasa pusing. Oleh karena itu Jaemin masih berada dirumah Lisa.

"Enggak." ujarnya sambil memainkan pipi Jaemin.

"Aku pulang ya?"

"Iya, makasih udah mau nemenin." Pelukan Lisa terlepas, dia berdiri untuk mengantar Jaemin sampai di depan rumah.

Sampai nya di depan rumah, Lisa berdiri sambil melambaikan tangan ke arah Jaemin yang sudah siap pergi.

"Besok aku jemput ya," Teriak Jaemin pelan sambil membalas lambaian tangan Lisa.

"iya, hati hati! " Akhirnya motor Jaemin sudah pergi dari pekarangan rumah Lisa.

Tak berselang lama, sebuah mobil sport berhenti di pekarangan rumah Lisa.

Seorang wanita dan pria paruh baya keluar dari mobil tersebut dengan membawa secarik kertas digenggaman tangan wanita itu.

"Ma, habis dari mana?" Tanya Lisa saat Han So Hee dan Gong Yo sudah di hadapannya.

Dengan wajah tegas sang ibu menatap Lisa, "Dimana sopan santun mu Lalisa? Mama baru saja datang dan kamu sudah bertanya. Setidaknya tunggu mama masuk ke dalam rumah." Tegas sang ibu.

"Maaf ma, ayo masuk." Sesal Lisa, akhirnya mereka memasuki rumah menuju ruang keluarga.

"Lalisa." Lisa berjalan menuju kamarnya, tapi langkah kakinya terhenti saat Han So Hee memanggil namanya.

"Mama sama papa mau bicara sama kamu."

---o0o---

"Gimana?" Lamunan Lisa terbuyar saat suara berat Gong Yo masuk ke dalam pengengarannya.

Lisa memainkan jari-jarinya. Sedih, gelisah, marah, dan bingung. Semua campur menjadi satu.

"Kenapa?" Gong Yo dan So Hee menatap bingung putrinya.

"Kenapa harus perceraian?"

SufferTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang