|♪| 𝐀 𝐅𝐨𝐨𝐥

343 42 14
                                    

Kalau ada yang bisa mendeskripsikan bagaimana kondisi hati Sean detik ini, mungkin pemuda itu akan memilih kosakata seperti;

Kesal, marah, kecewa, merasa dikhianati, frustasi, dan sedih.

Semua perasaan itu sedang tercampur rata di dalam hatinya. Fakta bahwa Nadira adalah sepupunya begitu menghantam diri pria tersebut. Selama mengenal gadis itu, Sean tidak pernah sekalipun berpikir bahwa Nadira tengah melakukan sandiwara di hadapannya dan sang Bunda. Siapa yang tahu? Bahwa sebenarnya gadis itu punya rencana lain untuk berusaha menghancurkan keluarganya.

Kala itu, Sean tak sengaja mendengar percakapan antara Tante Dewi yang tiba-tiba datang ke rumah dan terlibat percakapan serius dengan Ayah dan Bundanya. Pada awalnya, pemuda dingin itu enggan mengetahui pembahasan mereka. Hingga di satu momen, Sean mendengar kalimat yang cukup mengejutkan.

"Iya. Nadira itu putri saya, bukan putri sahabat kamu, Yuna."

Pemuda tersebut mendadak berhenti melangkah. Matanya membulat karena rasa terkejut. Ia terdiam cukup lama di ujung tangga rumahnya. Pandangannya kosong, pikirannya pun kalut. Ternyata yang Kai katakan benar adanya. Meski sudah sempat mendengar seluruh penjelasan dari sepupunya, Sean sempat ragu untuk mempercayai ucapan Kai. Namun kini, semua sudah jelas.

Lama terdiam bergelung dengan pikirannya sendiri, akhirnya pria itu tersadar dari lamunan lantas memutuskan untuk segera menghubungi Nadira. Bertepatan ketika dirinya membuka ruang obrolan bersama Nadira, ia mendapati satu pesan yang dikirim oleh gadis yang ternyata merupakan sepupunya.

Nadira: Sean habis dari kampus, nanti aku mampir ke rumah kamu ya.

Tanpa membuang waktu, Sean segera pergi menuju mobilnya. Mengendari kendaraan roda empat tersebut dengan kecepatan cukup tinggi agar bisa cepat sampai di kampusnya guna menemui Nadira secara langsung.

Untung saja tidak terjadi hal buruk dalam perjalanan ke kampus, sebab Sean tengah dilingkupi amarah yang ia tahan sekuat tenaga. Bahkan setelah turun dari mobilnya, beberapa orang yang menyaksikan pria itu berjalan memasuki area kampus sempat bergidik ngeri usai melihat ekspresi di wajahnya.

Belum genap langkahnya sampai di gedung fakultas Nadira, Sean tanpa sengaja melihat bahu seseorang dibalik dinding. Semula ia hendak mengabaikan, namun ketika mendengar suara memekik samar, langkahnya terbawa untuk pergi ke sana.

Sean berusaha melangkah tenang, tanpa suara. Saat sampai tak jauh dari posisi bahu seseorang yang dirinya lihat, Sean diam mendengarkan percakapan mereka.

"Lo ngomong terus terang aja! Maksud lo apa sebenernya?!"

Sean mengenal suara Nadira. Dan pemilik suara yang barusan mengucapkan kalimat tersebut jelas adalah Nadira. Hening untuk beberapa waktu sebelum akhirnya Sean kembali mendengar lawan bicara Nadira bersuara.

"You're Sean cousin!"

Sean tertegun setelah mendengar suara lawan bicara Nadira. Itu suara kekasihnya. Arindita. Dan nampaknya, Arin sudah mengetahui tentang fakta jika Nadira adalah sepupunya. Anak dari Tante Dewi.

Suara tawa sinis Nadira mengudara. "Sepupu apa sih, maksud lo? Emang Sean belom cerita ke lo soal gimana dia ketemu gue?"

"Gak usah ngarang cerita kalo lo cuma mau bikin hubungan gue sama Sean semakin menjauh nantinya!" Sambungnya dengan suara yang semakin meninggi.

"Well, emang seharusnya lo tau diri dan ngejauh dari gue, Dir."

Sean yang sudah geram dan merasa tak bisa bersembunyi lebih lama lagi akhirnya menginterupsi obrolan Nadira dan Arin. Kehadiran mengejutkannya berhasil membuat dua gadis di sana menatap tak percaya ke arahnya.

Choir [HUNRENE]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang