Arin baru saja selesai membersihkan dirinya. Saat ingin mendudukkan diri, Arin mendengar getaran yang berasal dari atas nakasnya. Segera, perempuan itu mendekat untuk memeriksa apa yang ada di atas sana. Ponselnya ternyata baru saja mendapat notifikasi pesan yang pengirimnya Arin ketahui kala melihat nama yang tertera di layar kuncinya.
Sean.
Ada apa pemuda itu mengiriminya teks pesan?
Arin sebenarnya ingin mengabaikan, namun entah kenapa perasaannya mengatakan bahwa Sean ingin membicarakan sesuatu yang penting. Hanya sebatas feeling saja, namun Arin melakukannya.
Ia membuka ruang obrolan dengan Sean kemudian jarinya mengetik satu per satu huruf yang akan dikirim sebagai balasan atas pesan pemuda itu.
Sean
Sean: besok bisa ngomong sebentar?
Arin: iya, gue tunggu di taman abis kelas.
Sean: oke rin
Wow. Arin tidak menduga pemuda itu kembali membalas pesannya hanya dalam hitungan detik. Setelah itu Arin menutup aplikasi tempatnya bertukar pesan dengan Sean dan mematikan ponselnya.
Arin meninggalkan kamarnya untuk turun ke ruang keluarga. Hari ini ada drama korea yang ingin ia tonton. Kebetulan mama serta papa Arin sedang pergi ke rumah teman mereka, jadi hanya ada Arin dan Raka di rumah. Adiknya itu pasti tengah bermain game di kamarnya.
"Hai kakak cantik!"
Raka ternyata sudah duduk manis di depan televisi sambil mendekap setoples berisi keripik pedas dan sesekali menyuap ke mulutnya.
"Tumben banget gak main game," cibir Arin yang mengambil tempat tepat di samping Raka. Tangan gadis itu juga bergerak mengambil satu potong keripik pedas dari toples yang di peluk erat Raka.
"Salah mulu emang aku. Main game salah, mau nonton tipi pun salah, dahlah," Raka memasang raut wajah cemberut yang terlihat menggemaskan bagi kebanyakan perempuan, namun tidak sama sekali bagi Arin.
"Ih, ngapain si begitu, ah!" Arin memalingkan
wajahnya dengan ekspresi ingin muntah yang dibuat - buatnya.Raka kemudian mengubah air mukanya sedetik kemudian dan mendelik tajam ke arah Arin. "Muka muka aku, suka - suka lah!" Gerutunya sebal lalu melanjutkan kegiatan mengunyah keripiknya.
Arin lantas bergerak mengambil remot televisi yang tergeletak di meja depannya. Tangan serta matanya sibuk untuk mencari saluran yang menayangkan drama yang dicarinya.
"Mau nonton apa luu?"
"Drakor, gaboleh protes!"
"Siapa juga yang mau protes? Orang mau nanya, drama yang ada IU penyanyi korea itu apa judulnya?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Choir [HUNRENE]
Teen Fiction[ON GOING] Muhammad Sean Fakhri, seorang lelaki dingin dan terkesan tak acuh yang berhasil membuat Arindita Rachel Kirana jatuh cinta untuk pertama kalinya. Namun karena sifat Sean, terkadang Arin berputus asa dan berfikir untuk menyerah saja. Ditam...