"Saat orangtua mandiin anaknya, mereka tertawa bersama. Tapi kenapa saat anak memandikan orangtuanya, mereka menangis?"
_______________Disini aku cuma mau bilang, yuk! Sayangi orangtua kita selagi mereka masih ada. Cukup ketikan aku aja yang bercerita tentang luka. Kenyataan kita jangan:)
♡>-------------<♡
Selamat membaca!
Pagi ini, Alhara berniat untuk pulang ke rumah orangtuanya. Mengingat orangtuanya akan pergi ke luar kota.
Hari ini hatinya benar-benar telah tenang, ia tau keputusannya saat ini. Alhara langsung menuju mobilnya setelah berpamitan dengan Pak Ardi dan Mbak Ayu.
Sebelum pulang, Alhara sempat mampir untuk membelikan Ayah dan Bundanya martabak special. Karena makanan itu adalah favorit orangtuanya.
Ia ingin menelfon orang rumah, tapi baterai hpnya habis, dan betapa bodohnya, ia lupa membawa charger nya kemarin.
Saat kurang lebih 1 jam setengah ia berkendaran, ia tiba di komplek perumahan elit dimana rumahnya berada.
Dapat ia lihat dengan jelas keramaian tepat didepan rumahnya. Sedetik kemudian pikirannya ada dalam satu titik, orangtuanya.
Ia menggelengkan kepalanya, menepis segala pikiran buruknya.Saat mobilnya memasuki pekarangan rumah, ia turun dari mobil seraya menenteng plastik berisi martabak spesial untuk kedua orangtuanya.
Semua mata kini tertuju padanya, sesekali mereka menatap Alhara sedih. Tatapan mereka seakan sedang menguatkan Alhara.
Jantungnya berdebar kencang saat melihat bendera kuning tepat di depan pintu rumah miliknya.
Kakinya berhenti melangkah saat melihat Arka dan ayah mertuanya keluar dari rumah dengan wajah panik, Arka seperti sedang berusaha menelpon seseorang.
Alhara berusaha menguatkan dirinya sendiri, wajahnya benar-benar pucat sekarang. Ia berjalan mendekat ke arah Arka, ingin menanyakan apa yang sedang terjadi.
Arka yang tengah berusaha menelpon Alhara sedari tadi menghentikan aktifitasnya saat matanya beradu dengan manik mata teduh milik istrinya.
Alhara tidak mengerti dengan semua ini, ia benar-benar tidak tau apa yang akan ia lakukan.
Alhara berdiri dengan menegang, dan Arka berlari ke arahnya. Ia mendekap tubuh wanitanya dengan erat, ia berusaha menyalurkan kekuatan kepada sang istri.
Sementara Alhara, ia tak berkutip sedikitpun di dalam dekapan Arka, ia mendongakkan wajahnya untuk menatap sang suami. Arka yang merasa ditatap menundukkan kepalanya,lalu melepaskan dekapannya.
Alhara hanya mematung, mulutnya serasa terkunci. Arka memegang kedua pipi Alhara. Lalu berucap
“Sayang, aku yakin kamu kuat.”
Alhara yang tidak paham kemudian bertanya.
“kenapa?”
“Ayah sama Bunda… kecelakaan-.” Jawabnya dengan hati-hati
“te-terus?” tanya Alhara dengan wajah paniknya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Lauhul Mahfuzh (END)
Dla nastolatkówHak cipta dilindungi oleh Allah SWT. Kisah cinta rumit antara dua anak manusia yang begitu saja tenggelam dalam sebuah ikatan pernikahan. Kisah yang tidak dibumbuhi oleh cinta dari salah satu pihak. Disukai oleh dua laki-laki sekaligus, tapi harus m...