33 || Dia Kembali.

4.6K 517 21
                                    

Jangan mudah menyimpulkan isi buku

dari judul dan covernya.

33 || Dia Kembali

     Tak pernah Arka mengerti dengan sikap Alhara selama sebulan ini. Istri kecilnya itu menjadi lebih dingin kepadanya. Alhara hanya akan berbicara dengannya jika Arka yang memulai lebih dulu.

Seperti saat ini, jika biasanya sebelum berangkat kesekolah, Alhara akan berteriak padanya saat telat. Tapi ini tidak, Alhara justru berdiam diri, bahkan dengan sukarela ia menawarkan dirinya untuk pergi sendiri.

"Aku duluan aja, kak. Kamu ke rumah sakit aja." Ucap Alhara dingin.

Arka yang masih bersiap dengan jas dokternya menolehkan padangan pada sang istri. "Gak boleh, La. Biar aku antar."

Entah sudah keberapa kali Arka menolak, tapi tetap saja gadis disampingnya itu keras kepala.

Alhara menghela napas pasrah, ia hanya mengangguk. Ratu kimia itu keluar lebih dulu dari rumah dan menuju gerbang depan sambil menunggu suaminya selesai.

"Aku pulang dulu ya, Syei. Assalamu'alaikum kesayangan."

Ucapan Arka dikala itu terus saja berputar di ingatan Alhara.

"Syei siapa sih, kak?" Tanyanya seolah sang suami ada didekatnya.

Dari pada memikirkan hal yang tidak- tidak, Alhara memilih membaca buku yang sedari tadi dipegangnya. Buku catatan bahasa inggrisnya, jadwal ujian hari ini.

Tak lama, mobil putih Arka keluar dari gerbang rumah dan berhenti tepat didepan sang gadis. Tanpa menunggu, Alhara segera msuk kedalam mobil.

Setibanya disekolah, Alhara hanya mengecup singkat punggung tangan Arka dan bersiap untuk keluar dari mobil.

“Yang…” Arka segera mencekal pergelangan tangan istrinya sebelum beranjak. Membuat Alhara kembali ke posisinya. “kamu kenapa?” Tanyanya setelah bungkam beberapa minggu terakhir.

Bukannya menjawab, Alhara justru menaikkan satu alisnya bertanya. Tidak, Alhara bukan bodoh, ia hanya ingin suaminya itu jujur dengan sendirinya.

“Kok diam?!”

“Ya maunya gimana?” Tanya Alhara kemudian.

“Kamu kenapa? Kok akhir-akhir ini berubah? Ada yang salah?”

Alhara melepas cekalan tangan Arka dengan perlahan. “Gak” Hanya helaan napas panjang yang terdengar. “gak ada, akhir-akhir ini aku cape.”

“Bohong.”
“kenapa? Aku ada salah, ya?”

Alhara menggeleng dengan senyum pedihnya, “Bukan kamu yang salah, tapi aku.” Ia menoleh kearah lain saat merasa air matanya akan luruh. “aku yang salah, kak. Bukan kamu.” Tak mampu menahan tangis, ia segera keluar dari mobil dan berlari kearah gerbang.

Perlahan, tubuh mungilnya menghilang dari balik gerbang abu-abu itu.

Dari dalam mobil, Arka memukul stir mobilnya dengan kuat. Ia bingung harus bagaimana, disisi lain ia sedih karena gadisnya berubah jadi pendiam, disisi lain ia juga bingung karena Alhara tiba-tiba berubah tanpa sebab.

Panggilan suara dari dr. Tirta

Arka membaca notifikasi dilayar ponselnya. Ia segera menggeser panel hijau kearah atas.

“Ada apa, dokter?”

”Maaf mengganggu waktunya dokter,”

“Tidak apa.”

Lauhul Mahfuzh (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang