35 || Terlalu sakit untuk hati yang sudah rapuh.

5.1K 538 30
                                    

35 || Terlalu sakit untuk hati yang sudah rapuh.

Penyesalan selalu ada dibagian akhir, dengan tujuan tersendiri agar kedepannya sebelum berbuat, berpikir dahulu.


....

"Bukan kamu? Yang berdua'an sama cewek lain didalam kamar VVIP?"

Deg!

Arka memematung ditempat. Apakah Alhara melihatnya dirumah sakit bersama Syeila?

"Kenapa diem?"
"Oh! Aku tau, kamu putar balikkan fakta supaya gak rendahin diri kamu sendiri?"

Plak!

Seketika wajah Alhara menoleh begitu tamparan keras mengenai wajahnya. Panas dan keram terasa bersamaan. Rahangnya mengeras serta kepalan tangan yang semakin kuat.

Dengan senyum smriknya, Alhara menoleh pelan menahan rasa sakit dipipinya. Mata coklat terangnya beradu dengan sang pemilik mata hitam legam. "Kenapa? Aku salah? Atau..."

"Bahasa aku yang kurang jelas?"

"DIAM KAMU!" Bentak Arka dengan napas memburu. Tangannya kembali ia layangkan pada sang istri.

"Pukul! Pukul, kak!!" Bentak Alhara dengan menunjukkan wajahnya pada sang suami.

Arka yang mencoba mengontrol emosi menurunkan tangannya.

"Kenapa diturunin?!"

"KAMU BISA DIAM, TIDAK?!"

"Kamu siapa sih?! Kamu itu cuma orang asing yang masuk ke kehidupan aku!! Orang yang gak pernah aku kenal sebelumnya! Orang yang pertama kalinya pukul aku! Yang bahkan Ayah dan bang Ardhan gak pernah lakuin itu ke aku!" Bentak Alhara menjadi-jadi.

Arka hanya mendengar, tidak ada niatan ingin membalas ucapan istrinya itu.

"KENAPA DIAM?!"

"Aku diam karena aku gak salah, yang salah itu KAMU! Kamu yang udah cium laki-laki lain didepan aku!"

Alhara menggeleng dengan senyum remehnya. "Aku atau kamu yang salah?!" Bentak Alhara dengan melempar ponsel yang sedari tadi digenggamnya pada dada sang suami. Setelahnya ia berlari ke kamar.

Pandangan Arka tak lepas dari benda pipih yang kini tergeletak dilantai. Ia berjongkok dan mengambil. Seketika perasaannya menjadi khawatir saat melihat isi galeri sang istri sejak hari kemarin.

Ada banyak foto dirinya dan Syeila dihari itu.

Tak lama, Alhara kembali dengan mukenah hitamnya. Tak ada air mata yang ia perlihatkan. Hanya raut wajah kecewa dan lebam disudut bibirnya.

"Mau kemana?" Tanya Arka tenang sembari menghalangi jalan istrinya.

"Temuin selingkuhan aku" Jawab Alhara dengan senyum smriknya. Tak peduli dengan reaksi Arka, ia segera pergi dari sana meninggalkan sang suami dengan emosinya yang seketika memuncak.

"ALHARA!!"

***

Faika berjalan dengan pelan menuju pintu utama. Ia tampak sedikit terkejut dengan kedatangan Alhara yang menggunakan mukenah untuk menutupi rambutnya. Dan jangan lupakan memar disudut bibirnya.

"La? Kamu kenapa, dek?" Tanya Faika segera membawa adik iparnya masuk kedalam rumah.

"Kamu tunggu dulu."

Faika berlari kecil kearah dapur dan kembali dengan air putih di dalam gelas kaca. Ia mendudukkan dirinya pada sofa yang sama dengan Alhara.

"Minum dulu, dek."

Lauhul Mahfuzh (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang