01||Awal Sebuah Kisah

26.1K 1.1K 12
                                    

(Revisi)

"Saya nikahkan dan kawinkan engkau dengan pinangmu. Putri ku, Alhara Zeyn Putri AlFarabi, dengan mahar, satu set perhiasan dan uang tunai sebesar dua ratus lima puluh juta rupiah serta hadiah pernikahan berupa hapalan surah Ar-Rahman, dibayar tunai!"

Arkana menarik napas panjang sembari memejamkan matanya. "Saya terima nikah dan kawinnya, Alhara Zeyn Putri AlFarabi binti Mannaf Muhammad AlFarabi dengan mahar tersebut dibayar tunai!"

Arkana bernapas lega, ia menatap manik mata Mannaf, ayah mertuanya. Disana mulai tergenang air mata kebahagiaan.

Bagaimana tidak? Seorang ayah telah melepas putri satu-satunya ke tangan pria pilihannya.

Arkana mencium tangan Mannaf. Berterima kasih karena telah menerima lamarannya untuk menikahi putri tunggal keluarga AlFarabi. Walaupun sang mempelai wanita sendiri tidak tau bahwa hari ini ia telah dinikahi oleh seorang pria yang tidak dikenalnya.

Mannaf memeluk erat sang menantu dan berbisik ditelinganya. "Nak. Sekarang anak Ayah sudah jadi tanggung jawab kamu, cintai dia sepenuh hati kamu, jadikan dia yang pertama dan terakhir dihidup kamu. Cintai dia bukan karena fisiknya. Melainkan karena Allah.

"Yang dipegang dari seorang laki-laki adalah tanggung jawab, bukan hanya sekedar janji. Janji ada untuk di ingkari. Tapi tanggung jawab, ayah harap kamu penuhi."

Arkana yang mendengar wejangan dari sang mertua mengangguk mantap, ia akan selalu menjadikan wanitanya diposisi pertama setelah Allah dan Ibunya.

Setelah mencium tangan ayah mertuanya, kini ia beralih ke ibu mertuanya. Seperti yang dilakukan oleh Mannaf, Hanum Juga melakukan hal yang sama. Memberi wejangan kepada menantunya.

"Kak, Allah maha membolak-balikkan hati. Minta sama Allah supaya hati kamu tetap untuk anak Bunda. Alhara masih kecil, jangan paksa dia untuk berfikir dewasa, jangan biarkan dia tau sebelum waktunya. Bunda tau kakak bisa paham maksud ucapan Bunda." Ucapnya dengan mata berkaca-kaca.

"In Syaa Allah Bunda, Arka akan jaga hati Arka untuk Lara dari jauh, Arka akan mencintai Lara dengan sepenuh hati. Arka janji, tidak ada air mata kekecewaan dari anak Bunda selama dia bersama Arka."

"Bunda titip Lara ya, Kak."

"In Syaa Allah, Bunda."

Setelah mendapat wejangan dari kedua mertuanya, kini Arka beralih ke kedua orangtuanya. Sama halnya dengan sang mertua, orangtuanya juga memberikan Arka nasehat-nasehat untuk menjadi suami yang baik.

Setelah selesai, seluruh keluarga besar dari mempelai wanita dan pria melaksanakan shalat isya berjamaah lalu di lanjutkan makan malam bersama. Dan tentunya, tanpa sang mempelai Wanita .

...

Ditempat lain, kini Alhara telah selesai menunaikan shalat Isya-nya. Ia dengan tergesah-gesah melipat mukenah dan sajadah miliknya lalu menyimpannya kembali kedalam lemari. Malam ini, Alhara menginap di villa milik keluarganya ditemani Billa sahabatnya sedari kecil.

Setelah menyimpan mukena dan sajadahnya ke dalam lemari, ia buru-buru naik ke rooftof. Karena mendengar teriakan dari sahabatnya.

"Ada Apa Bil?." Tanyanya panik sesaat setelah menginjakkan kakinya dilantai rooftop

Billa yang mendengar pertanyaan dari Alhara lantas segera berbalik. "Gak papa kok, cuman teriak aja. Abisnya malam ini sejuk banget, lebih sejuk dari biasanya." Jawab Billa dengan wajah tak bersalahnya.

"Dasar Kamu! O-orang lagi shalat Juga! Malah teriak, jadi kag-et kan.." Ucapnya dengan napas terengah-engah.

"Ya Maaf La, tapi sumpah loh. Ini hawanya enak banget."

Lauhul Mahfuzh (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang