Selamat Pagi Siang Sore Malam Manteman
Sebelum baca, ayo mana vote sama commentnya
Happy Reading Manteman
Bonus Pict : Ryuda
*
Kalau boleh Theo bercerita tentang Ryu, maka jujur, anak itu—serius, bagi Theo, berteman dengan Ryu memang seperti mengasuh anak kecil—adalah orang paling sensitif yang berlindung dibalik sifat kerasnya. Tujuannya satu, agar dia tangguh menghadapi kebuasan garis hidupnya. Ryu sering meluapkan amarah demi menahan air matanya supaya tidak jatuh.
Tapi hari ini, pertahanan yang dia buat selama ini hancur. Tangis Ryu berderai. Masih dengan posisi berlutut—tak peduli celana dan telapak tangannya kotor karena bersentuhan dengan aspal—meski mobil Papanya telah bertolak sedari lima menit yang lalu.
Tak lama kemudian, dia meraih potongan-potongan pilar yang berhamburan. Mengumpulkannya seolah dapat kembali seperti semula.
Cukup membuat Theo merasa hatinya lagi-lagi diremas sekuat tenaga oleh tangan tak terlihat.
"Ryuda udah! Semuanya nggak bakal bisa utuh lagi. Ini bukan plastisin yang dengan gampang bisa lo bentuk." Theo lantas menarik tubuh Ryu perlahan. "Berdiri, nggak?!"
Ryu menurut.
"Maaf. Maafin gue. Semua ini karena gue. Ntar gue ganti deh motor kalian yang rusak."
"Ya elah santai aja. Pikirin diri lo sendiri, Bang." Doni menepuk bahu Ryu.
"Bener. Nggak usah permasalahin kita." Yang lain menyahut.
Ryu yang tak sengaja menoleh pada arloji di pergelangan tangannya sontak membelalakan mata tatkala mendapati jarum pendek jam tengah merembet ke angka tiga. "Untuk kali ini, Doni, bawa anak-anak dan infoin ke yang lain buat ke rumah gue kalau kumpul." Perintah itu langsung dapat anggukan Doni. "Tot, gue harus ke sekolah. Lo ikut anak-anak. Akses ke rumah gue kan cuma lo yang punya."
Theo melotot. Dengan segera dia berseru, "Don!"
Doni menoleh seiring tiba-tiba Theo melemparkan sebuah kartu kepadanya, yang otomatis setepat mungkin dia raih. "Apaan ini?"
"Kartu buat buka pintu rumah Ryuda. Gue mau nemenin nih anak. Kalian aja yang ke rumah Ryuda. Tapi inget, jangan masuk kamarnya, bau banget!"
Wajah Ryu yang tadinya murung berubah drastis. Terperangah kaget sebab Theo baru saja menjelek-jelekkannya. "Apa? Ngomong sekali lagi?" Ryu berjinjit, memiting leher Theo. "Bau-bau gitu lo sering tidur di sana tanpa sepengetahuan gue. Ngaku?!"
Ketauan. Theo membatin. Tapi dia bersyukur, setidaknya dia mampu mengembalikan senyum Ryu.
"Masuk ruangan manapun nggak apa-apa." Ryu menentang perkataan Theo. "Buruan kalau mau ikut."
KAMU SEDANG MEMBACA
RYUDA : Bad Angel [END]
Teen Fiction[RYDNIVERSE 1] Dari jutaan laki-laki di muka bumi ini, Ryuda jadi laki-laki pertama yang mau terjerat dalam kehidupan Naka. Dari sedikitnya perhatian yang Naka terima, hanya perhatian Ryuda yang mampu membuatnya menghangat. Hanya dalam sebuah pertem...