14. Alterasi Mama

63 33 5
                                    

Now playing; The Kid LAROI & Justin Bieber-Stay

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Now playing; The Kid LAROI & Justin Bieber-Stay

Raungan mesin motor yang semula memekik di sepanjang jalan seketika senyap seiring kaki Ryu menyentuh ke tanah. Menahan beban kendaraannya, untuk membantu Naka turun lebih dulu. Baru setelah itu, Ryu ikut turun seraya melepas helm pada kepalanya dan Naka.

"Kamu jangan khawatir. Semuanya udah selesai. Maaf ya, aku kurang fokus buat nolong kamu."

Ternyata masih bahasan yang tadi.

Masalah insiden jatuhnya Hanin dari stage. Yang akhirnya selesai karena banyak saksi mengatakan Hanin yang bersalah. Gadis itu tidak mendapatkan penghakiman apapun. Joe bilang, jatuh dari stage sudah cukup membuatnya tersiksa.

Naka menggeleng. "Aku nggak khawatir kok. Dan kamu nggak salah." Mata Naka menyipit mengiringi kepalanya yang menengadah. Rumah bertingkat itu sukses membuatnya terheran-heran. "Ngomong-ngomong, ini rumah siapa?"

"Rumah orang."

Ryu menggenggam jemari Naka. Membawa gadis itu masuk usai menempelkan cardlock pada kotak sensor. Melihat Naka angguk-angguk, Ryu mengangkat alis. "Kenapa angguk-angguk?"

"Rumah kamu."

"Aku bilang rumah orang ya rumah orang."

"Ya orangnya kamu." Naka mencebikkan bibir. Tak lama, sebab setelahnya, senyum terukir diiringi matanya yang membulat sempurna. "Cantik." Kata itu terlontar begitu saja tatkala pandangannya beradu dengan sebuah foto wanita dengan bingkai emas. "Siapa ini, Ryu?"

"Malaikat tak bersayap, yang kehadirannya bikin seisi dunia iri karena orang yang paling dekat sama beliau itu aku."

"Mama kamu?"

Bibir Ryu menipis. "Hm."

Keduanya lanjut berjalan menyusuri rumah yang didominasi dengan cat abu-abu. Seisi ruangan tampak tertata rapih. Tak ada bekas dijajah orang. Tak ada tanda-tanda habis dipakai. Semua barang terlihat baru. Ryu juga menyimpan sebuah bola dan sepasang sepatu futsal untuk melengkapi koleksi di lemari pajangannya.

"Kamu suka main bola, Ry?"

Ryu menoleh, menatap koleksinya sekilas sebelum mengusap kepala belakangnya. "Suka sih.. suka mainnya tapi nggak terlalu tahu soal klub sepak bola. Kegemaran aku stuck setelah ada insiden kecil dan dilanjut schedule yang numpuk waktu SMP."

Naka angguk-angguk. Dibanding Ryu, dia merasa tidak ada apa-apanya karena tidak punya kegiatan sebanyak itu.

Melewati ruang keluarga, ruang makan, dan dapur, rasa takjub Naka masih hinggap. Sampai akhirnya dia melewati pantry, barulah tercium bau tak asing yang mampu membuat Naka meringis sekaligus menghilangkan rasa takjubnya.

Tidak ada hal lain di atas sana selain deretan botol minuman alkohol. Naka tidak langsung protes. Naka tahu, masih belum pantas baginya untuk sembarangan bertanya.

RYUDA : Bad Angel [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang