22. Sefruit Tips

45 29 7
                                    

*

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

*

"Kita mau ke mana?!"

Naka bertanya agak berteriak sepanjang Ryu membawa mereka di atas motor. Iya, Ryu berhasil mendapatkan Naka.

Beberapa menit yang lalu, Hesa lagi-lagi kalah telak dengan kata 'gue pacarnya' terlebih kali ini ada penambahan pada kalimatnya. Juga, melihat Naka seolah mendapatkan nyawanya kembali, membuat Hesa tidak tega. Dan memilih percaya pada Ryu.

"Casting."

"Beneran?!"

Ryu mengangguk. Teringat kata-kata Bang Renaldi ketika kedua kali membawa Naka ke lokasi syuting. "Aku dikasih tahu Bang Ren kalau dia bakal bikin proyek baru sekitar beberapa bulan lagi. Kebetulan, dia tahu kalau kamu juga ngebet audisi. Makanya Bang Ren suruh aku rekomendasiin kamu duluan sebelum dia panggil aktor atau aktris lain. Karena siapa tahu, kamu ada kecocokan karakter sama tokoh utama. Sebenernya sih, dia bilang begitu udah lama. Bahkan sebelum pentas seni digelar."

Dari kaca spion, Ryu dapat melihat Naka mengulum bibir. Mungkin dia merasa kecewa.

"Tapi maaf banget, aku baru bisa bilang sekarang. Kebetulan, jadwal casting-nya hari ini. Jadi aku buru-buru—"

"Makasih."

"Nanti makasihnya. Kamu baru aja motong pembicaraan aku," seloroh Ryu. Membuat Naka mengerucutkan bibirnya. Lucu.

"Aku pengennya sekarang. Makasih, karena udah tepatin janji. Makasih udah mau dukung mimpi aku."

"Sama-sama, Tuan Puteri."

Semburat merah padam menghiasi pipi Naka seiring bibirnya menipis. Tuan Puteri. Kata-kata yang amat Naka rindukan, terucap langsung dari mulut Ryu. Sekaligus mengundang rasa deja vu.

"Tapi kamu baik-baik aja, 'kan?"

Tanpa aba-aba, Ryu mengerem kendaraannya. Naka meringis kecil, cemas kalau pembahasan mendadaknya menyinggung Ryu.

"Baik." Laju motor Ryu kembali. "Baik banget malahan. Perawatan yang kamu kasih, yang Theo, Ibu, Alsya dan temen-temen Rydenix kasih, bikin aku sembuh seiring berjalannya waktu." Nada bicara Ryu rendah. Lemah. "Aku nggak mau terus-terusan terpuruk dalam kesedihan dan kesakitan."

Mendengar itu, lengan Naka terangkat, dibuat memeluk erat pinggang Ryu. Dagunya turut maju, menempel pada bahu lebar cowok itu. Kini tak ragu lagi baginya untuk mengikis jarak, berdekatan dengan orang yang hadir di lembaran hidupnya. Benar kata Ryu, Naka memang gadis langka. Alasannya, sebab dia tidak mau menyia-nyiakan kehadiran seseorang seperti Ryu.

Karena hanya Ryu yang mau hadir di kehidupan Naka.

Ryu membelokkan motornya ke jalan kecil dan berhenti tak jauh dari pintu gerbang. Ada seorang cowok yang duduk di atas motor. Yang lalu langsung menoleh tatkala Ryu menepuknya keras dari belakang.

RYUDA : Bad Angel [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang