*
Satu pekan telah berlalu. Hari kemarin adalah hari terakhir Elnandra melihat proses pemasangan tenda dekorasi. Sebab kali ini, tepat di bawah mentari pagi, di antara ratusan—bahkan hampir mencapai ribuan—orang, Elnandra melihat tenda itu telah berdiri sempurna, menaungi bangku-bangku. Serta, tenda kecil yang diisi bazar dan karya pameran sebagai sambutan.
Kedatangan Elnandra disambut perintah dari Kak Bina—kakak kelas sekaligus ketua OSIS. Cepat-cepat, cowok itu membantu anggota lainnya mempersiapkan segala hal dari konsumsi, jajaran barang pameran, dan melakukan penyambutan.
Hari ini, segenap pertunjukan diadakan guna membangun suasana di acara reuni akbar yayasan Dewanta. Semua angkatan, dari pertama kali yayasan dibentuk, akan datang ke sana.
Elnandra agak was-was. Takut kalau dirinya susah menangani orang-orang.
"Gue cabut dulu." Elnandra pamit. Mengambil langkah masuk ke area sekolah. Menyusuri lapangan indoor, untuk lalu berhenti di tikungan menuju gedung teater. Memilih bersembunyi di balik dinding sembari mengetikan sebaris kalimat di ponselnya.
Hanindita Rahayu
|Gue perhatiin lo sampai perintah gue terlaksanakan
Sementara di sisi lain, notifikasi pesan dari Elnandra yang terpampang di layar kunci ponselnya, membuat Hanin seketika gugup. Hapalan naskah di kepalanya mendadak buyar. Dia tidak mau melakukan apa yang diperintahkan oleh Elnandra. Katanya ogah. Terlalu lebay. Tapi, begitu melihat banyaknya pesan yang dikirim Elnandra hingga saat ini, Hanin mulai memberanikan diri.
Dengan cepat dia menekan ikon berbentuk telepon di kolom chat pribadi antara dirinya dengan Elnandra. Baru setelah itu, Elnandra berhenti mengirim spam.
"Woi!" Hanin berseru. Puas lo, Naka!
Mendengar seruan itu, Naka awalnya celingak-celinguk. Menyadari tak ada orang selain dirinya, kotak makan berisi sushi yang sedang dia lahap, berpindah posisi dari pahanya ke bangku sebelah, sebelum gadis itu beranjak. "Apa lagi masalah lo?!"
"Gue—gue."
Naka mengangkat alis. "Apa?"
"Guemintamaafsoalwaktuitu."
"Hah?"
Hanin mengepalkan tangan. "Apa nggak jelas?! Gue minta maaf."
Minta maaf? Naka dibuat mendengus. "Ck. Dapet apa lo abis minta maaf sama gue? Disuruh siapa lo? Oh! El.. sekarang babunya gantian jadi majikan ya?" Kekehan kecil keluar dari mulutnya. Naka kini menyilangkan tangan di depan dada. "Sebenernya gue nggak mau maafin lo. Tapi, firasat gue yang terlalu kuat kalau El yang minta lo, gue nggak tega jadinya. Mm.. oke gue terima."
Hanin cemberut. "Gue yang minta maaf. Bukan Nandra. Gue mau, lo maafin gue itu tulus bukan karena dia."
"Siapa suruh lo maunya pas diminta Elnandra. Bucin banget ya sampe goblok? Udah.. yang penting gue maafin. Tapi, jangan diulang lagi ya, cantik." Naka tersenyum genit. Memutar tubuh, untuk lalu melanjutkan aktivitas makannya. "Mau?" tawarnya sambil menaikan kotak makan.
KAMU SEDANG MEMBACA
RYUDA : Bad Angel [END]
Teen Fiction[RYDNIVERSE 1] Dari jutaan laki-laki di muka bumi ini, Ryuda jadi laki-laki pertama yang mau terjerat dalam kehidupan Naka. Dari sedikitnya perhatian yang Naka terima, hanya perhatian Ryuda yang mampu membuatnya menghangat. Hanya dalam sebuah pertem...