27. Permintaan Maaf

48 25 3
                                    

*

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

*

Siang setelah akhir pekan berlalu di hari kemarin masih seperti sedia kala. Cuaca tak menentu dan suhu yang dingin.

Namun ada yang berbeda kali ini. Yang membuat Naka setidaknya bersemangat setelah murung seharian dari kemarin lusa. Yakni Elnandra yang mendadak menyuruhnya menjadi supporter saat dia beraksi di lapangan. Bukan. Bukan lagi bersaing dalam mengikat sampul tandu seperti biasanya, melainkan untuk pertama kali tanding futsal.

Yah, dibanding olahraga lainnya, Naka agak mengerti dengan olahraga satu ini. Hanya saja, dia tak tahu aturan-aturan mainnya.

Naka duduk di tribune. Sesekali merapatkan kardigan berwarna senada dengan tasnya karena dingin yang menusuk. Di sebelahnya, dua botol air mineral turut jadi supporter dadakan. Masih dingin dengan bulir embun yang muncul menghiasi permukaannya.

Bel pulang sekolah berbunyi sejak lima belas menit yang lalu. Jadi, sekarang Naka tidak khawatir karena tidak akan ada yang menegur dirinya untuk masuk kelas.

"Gol!"

Riuh para siswa yang juga menyempatkan untuk menonton pertandingan main-main itu langsung menguar saat Elnandra mencetak gol.

Gila! Naka akui, cowok itu memang multitalenta.

Naka jadi memikirkan Ryu. Untuk ukuran saudara, mereka punya banyak kesamaan. Ryu juga suka olahraga yang satu itu. Naka jadi dibuat kian bertanya-tanya, apa Ryu juga bisa senam selincah Elnandra? Apalagi saat memimpin senam para murid dan guru? Atau.. apakah Elnandra sebenarnya tidak sedingin itu dan malahan sama pecicilannya dengan Ryu?

Naka seketika menggelengkan kepala agar semua pemikirannya buyar. Nggak nggak.

Tiga puluh menit dari itu, Elnandra menjauh dari lapangan. Bergegas menuju tribune untuk menghampiri Naka bersamaan dengan sodoran botol mineral dari gadis itu.

"Thanks." Elnandra meneguk setengah air dari botol, lantas mengibaskan rambut yang basah karena keringat sebelum duduk di samping kanan Naka. "Makasih udah nyempetin buat nonton gue. Makasih udah mau nerima ajakan gue."

"Gue yang makasih. Gue serasa bangkit dari keterpurukan. Apalagi, sama lo." Yang notabene udah lama nggak saling interaksi.

"Hah?" Elnandra yang memang tidak jelas mendengar kalimat terakhir Naka pun bertanya.

"Nggak." Naka menggelengkan kepala dan tangannya. "Lain kali ajarin gue main bola ya. Gue suka. Tapi gue nggak tahu cara mainnya. Kebetulan nih, gue punya temen yang jago urusan bola." Dan pacar juga.

"Setuju. Kapan?"

"Kapan-kapan aja. Kalau lo lagi luang."

"Hm. Oke. Eh, lo udah makan siang?"

"Belum." Eh! Naka langsung membekap mulutnya. Jujur banget nih mulut.

"Mau makan bareng?"

RYUDA : Bad Angel [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang