35. Kejutan

34 25 0
                                    

Now playing; Drive-Bersama Bintang

"Jadi Ze, tinggalin Ayah. Tinggal lagi sama gue, gue nggak bisa menjamin masa depan lo aman kalau sama Ayah."

Mendengar kalimat itu, Zean merasa beruntung dan merasa bersalah di waktu yang sama. Beruntung sebab memiliki keluarga seperti Naka, yang mau menerimanya kapan saja meski telah menerima perlakuan buruk, yang menantinya lama meski tahu dia akan direpotkan kembali.

Sebaliknya, Zean merasa bersalah karena bersikap sewenang-wenang pada kakaknya. Sosok yang selalu peduli dan teramat menyayanginya. Sosok yang menggantikan kedua orang tuanya.

"Gue... Gue malu."

"Malu kenapa sih, Ze?"

"Gue selalu kasar sama lo. Selalu nggak merasa bersalah setelah bikin lo nangis-nangis. Selalu merasa lo nggak mau gue ada. Tapi nyatanya lo nungguin gue, Ka. Udah lama gue mau bilang begini. Bahkan sebelum gue ketemu lo di klub. Gue mau minta maaf. Tapi gue terlalu gengsi. Maaf, Ka."

"Ini bukan saatnya lo minta maaf. Sampe lo jungkir balik pun lo pasti tahu apa jawaban gue."

"Gue nggak tau."

"Lo banyak salah, tapi bukannya permintaan maaf itu emang harus diterima? Apalagi kalau yang minta, mohon-mohon begini sambil tunjukkin rasa bersalahnya." Naka mengusak rambut hitam Zean. Hingga tak lama, terdengar berbagai pertanyaan dan ujaran dari banyak orang, mengerumuni pintu ruangan.

Sudah Naka duga, Ayah tidak akan diam saja. Dia keluar dari sana. Dengan santai melenggang melewati wartawan bak model papan atas. Berbagai media menyorotinya.

"Apa benar, Nayanika adalah anak bapak?"

"Apa benar, anak bapak mencampakkan orang tuanya seperti kata bapak barusan?"

"Kalau iya, bisa dijelaskan kenapa?"

"Iya, Pak. Bisa dijelaskan?"

Pertanyaan-pertanyaan tadi otomatis menciptakan seringai di wajah Ayah sebelum beliau siap-siap buka suara. Namun sebelum hal itu benar-benar terjadi, Ayah dibuat bungkam lebih dahulu ketika seseorang menghalangi pandangannya.

"Mohon maaf, sesi wawancara untuk penonton ada di akhir acara. Dan sesi wawancara untuk orang lain yang bikin masalah, itu nggak ada."

Itu Theo. Dia langsung tak memberi kesempatan pada kamera untuk menyorot satu sisi pun dari Ayah. Serupa kegiatan pemblokadean.

"Nggak bisa gitu dong." Ayah protes.

Kali ini Theo berbalik. Menyatukan kedua telapak tangannya di depan dada. "Saya minta, tutup mulut bapak, pergi dari sini sekarang juga. Silahkan pergi sebelum saya berubah pikiran untuk mengusir bapak secara paksa."

"Orang-orang tanya sama saya ya saya harus jawab."

"Tapi saya tahu jawaban bapak amat tidak bermutu dan tidak sesuai fakta. Jadi silahkan-"

"Iya! Nayanika, anak saya, mencampakkan ayahnya. Apalagi sekarang! Dia sudah sukses, tapi dia nggak ingat ayah sama adiknya."

Dan tepat setelah itu suasana kian ricuh.

RYUDA : Bad Angel [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang