Bite

7.8K 204 0
                                    

Setelah kegiatan "bersantai bersama" Adnan membiarkan Thea membersihkan diri terlebih dahulu. Adnan duduk di sofa kamarnya.

Setelah membersihkan diri, Thea menghampiri Adnan, dan langsung duduk dipangkuan Adnan.

"Aku ingin bertanya padamu" Ucap Thea.

"Silahkan" Balas Adnan mengusap lembut pipi Thea.

"Apa kamu masih mencintai Alice?" Tanya Thea.

"Tidak" Jawab Adnan lembut membelai rambut Thea.

Thea pun mencium pipi Adnan berkali-kali.

"Apa ada yang mau kamu tanyakan lagi, Nona? Adnan mencubit hidung Thea.

Thea menggelengkan kepalanya.

"Jika sudah tidak ada yang ingin ditanyakan, Bisakah kamu mengerjakan skripsimu sayang?" Adnan Tersenyum simpul.

Seketika raut wajah Thea berubah. "Bisakah kamu menciptakan suasana yang romantis, Tuan Adnan?" Thea mendengus kesal.

"Baru saja, kita melakukan kegiatan yang romantis di kamar mandi, apa masih kurang?" Balas Adnan.

"Bukan seperti itu Adnan !!!! Thea memukul bahu Adnan.

Adnan hanya tersenyum, dia merasakan atmosfer yang berbeda, ketika bersama Thea. Dulu bersama Alice. dia memang bahagia, tetapi bersama Thea ada kebahagiaan tersendiri yang dia tidak bisa jelaskan, apa karena Thea bodoh?.

"Cepat pakai bajumu, aku akan segera mandi" Adnan menurunkan Thea dari pangkuannya.

Thea  menurut, dia memakai bajunya dan duduk di tempat tidur sembari memainkan handphonenya.

Menunggu Adnan mandi itu adalah hal yang sangat membosankan, karena Adnan mandi bisa menghabiskan waktu 30 menit.

"Susah, memiliki kekasih yang higienis" Batin Thea.

"Sedang apa?" Suara Adnan berhasil membuat Thea terkejut. Thea sedang memperhatikan beberapa foto yang terletak di meja samping tempat tidur Adnan.

"Apa ini kamu?" Thea menunjuk salah satu foto anak kecil berumur sekitar 4 tahun.

"Siapa lagi, jika bukan aku" Jawab Adnan sembari mengeringkan rambutnya.

"Aku suka rambutmu basah" Ucap Thea.

"Aku tidak suka" Balas Adnan.

Thea mendengus kesal, Thea memang menyukai rambut Adnan ketika basah terlihat lebih Sexy.
Apalagi jika sedang berkeringat. Thea serasa melihat pangeran yang diturunkan dari langit.

"Apa kamu lapar?" Tanya Adnan.

"Iya" jawab Thea singkat.

"Aku akan memesan beberapa makanan, aku sedang malas memakai baju , jadi ingin dikamar saja denganmu" Mengecup pipi Thea hangat.

Thea Blushing, Ini ke sekian ratus ribu kalinya Adnan membuat wajah Thea memerah.

"Lebih baik kamu memakai baju" Ucap Thea.

"Tidak" Balas Adnan.

Adnan Mendorong Thea menepi ke pojok tempat tidur.

"Kamu suka melihat tubuhku kan?" Tanya Adnan mendekatkan wajahnya ke wajah Thea.

"Apa jawaban yang kamu inginkan?" Balas Thea.

"Katakan -Aku menyukai tubuhmu-"

Thea membulatkan matanya, Heran dengan kelakuan random seorang Adnan Mahesa Wijaya.

"Cepat katakan!" Perintah Adnan.

" Aku menyukai tubuhmu Adnan!"

Adnan menyeringai puas, dia mencium pucuk hidung Thea.

"Puas?" Thea memalingkan wajahnya, Sebenarnya dia tidak seharusnya merasa heran, karena sejak pertemuan pertamanya dengan Adnan, Adnan sudah terlihat Aneh.

Adnan hanya tersenyum, Adnan mencium pipi, hidung, mata semua titik diwajah Thea tak luput dari ciuman Adnan.

"Kamu menggemaskan!" Ucap Adnan gemas.

Adnan menarik Thea berbaring dipelukannya. Adnan membelai rambut Thea lembut.

"Apa kamu ingin pergi berbulan madu nanti?" Tanya Adnan

"Maldives" Jawab Thea cepat, tanpa basa basi, Maldives adalah destinasi impian Thea. dia selalu membayangkan betapa indahnya berbulan madu ditempat yang sangat luar biasa indah.

"Oke" Jawab Adnan.

" Serius?" Thea memastikan.

"Apa aku pernah tidak menuruti keinginanmu?"

Thea memeluk Adnan erat. Terlepas dari kekayaan Adnan, Adnan adalah laki-laki yang sebenarnya Idaman. Walaupun terkadang bertingkah Aneh, menyebalkan dan seenaknya sendiri, tetapi dia selalu menuruti kemauannya.

Saat sedang memikirkan hal-hal manis,tiba tiba Thea memikirkan hal hal yang merubah moodnya.

"Apa Adnan dulu memperlakukan Alice semanis ini? sehangat ini?" Batin Thea. 

Memikirkan hal tersebut, membuat Mood Thea berubah, dia merasa kesal. dia mencubit dada Adnan.

"Ada apa?" Adnan kaget merasakan sakit di dadanya.

Thea hanya diam, dia tidak ingin bicara. dia hanya ingin di bujuk oleh Adnan.

"Oh, aku tahu, sebentar ya makanannya sebentar lagi akan datang" Ucap Adnan.

Thea makin kesal, kenapa Adnan selalu mengira Thea lapar? padahal Thea sedang kesal karena overthinking.

Adnan mengusap lembut wajah Thea.

"Aku sangat menyukai ini" Adnan menunjuk bibir Thea.

"I want to bite it" Adnan mencubit gemas bibir Thea.

" Do it ..." Balas Thea perlahan.

Merasa mendapatkan izin dari pemiliknya. Adnan pun menempelkan bibirnya di bibir Thea. ketika hendak melakukan hal "lebih", Handphone Adnan tiba-tiba berdering.

"Ya"

"......."

" Antar ke kamar saya"

Adnan mematikan telfon sepihak seperti biasa. Lalu memakai bajunya.

"Tolong raut wajahnya tuan Adnan di kondisikan ya" Ejek Thea melihat wajah Adnan yang terlihat kesal karena gagal melakukan hal yang diinginkan.

Adnan mendekatkan wajahnya ketelinga Thea. "Tunggu saja, sehabis makan, aku akan menggigitmu sampai menangis" Bisik Adnan. membuat Thea merinding.

My Annoying Lecturer ( SELESAI) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang