Menari?

4.9K 234 1
                                    

Adnan menghampiri Thea yang sedang melamun.

"Sedang apa?" Adnan memeluk Thea dari belakang.

"Sedang berfikir, Acara apa yang sedang kau siapkan?" Thea berfikir keras, tapi dia tetap tidak menemukan jawabannya. sangat melelahkan.

" Pernikahan kita" Adnan mengendus perpotongan leher Thea dengan gemas.

Thea membalikan badannya, "SERIUS?".

Adnan hanya mengangguk, entah sekarang Thea harus bahagia,atau sedih rasanya campur aduk. bagaimana mungkin secepat ini?, bahkan dia belum menyelesaikan kuliahnya?.

"Tidak perlu terlalu difikirkan, lebih baik kita makan" Adnan menggandeng tangan Thea keluar ruangan tersebut.

Thea hanya diam, bagaimana bisa? tidak difikirkan? Bahkan ibunya belum tahu jika anaknya akan di nikahi laki-laki aneh ini.

" Kamu belum memberi tahu ibu, jika kita akan menikah, dan juga kamu telah mempersiapkan semuanya"

"Nanti aku beritahu, Ibu pasti akan senang!" Adnan sangat optimis, sebab ibu Thea sangat sayang kepadanya. dibanding dengan Thea.

.....

Tidak terasa, waktu menunjukan pukul 19.00, Adnan mengantar Thea pulang.
Adnan pun mampir sebentar, berniat memberi tahu ibu Thea tentang persiapan pernikahan mereka.

" jadi begini bu, persiapan pernikahan kami sudah mencapai 50%. jika ibu berkenan, besok malam saya dan keluarga ingin mengajak makan malam bersama" Jelas Adnan kepada ibu Thea.

"Dengan senang hati nak Adnan" Jawab ibu tersenyum sempurna. Anak kesayangannya sebentar lagi akan menikah dengan laki-laki baik dan penyayang.

"Terima kasih bu, besok saya akan menjemput ibu dengan Thea, sekarang saya pamit ya bu " Adnan pun mencium tangan ibu. dan pergi meninggalkan rumah Thea.

Thea malam itu sangat gelisah, mimpi apa dia? sehingga sebentar lagi dia benar-benar akan menikah?.

....

Karena terlalu banyak berfikir Thea tidur sangat larut. dan pukul 11 dia baru terbangun. Dia memeriksa Handphonenya. Tidak ada kabar dari Adnan.

"Ah mungkin dia sibuk".

Thea pun bangkit dari tidurnya dan mencuci muka. perutnya sangat lapar kali ini.

Thea pun berjalan kedapur, dan ya tidak  ada makanan, ibunya mungkin lupa untuk memasak.

Karena terbiasa, Thea pun menelfon Adnan.

" Ya"

"Apa aku mengganggumu?"

" Ya"

" Aku lapar "

"Oke"

Sambungan telfon tiba tiba mati, pelakunya tidak lain dan tidak bukan adalah Adnan. Kebiasaan!.

Thea pun mencari kesibukan agar bisa mengalihkan rasa laparnya, karena dia sangat malas untuk memasak.

45 menit kemudian, Thea terkejut, terdapat seorang laki-laki mengetuk pintu rumahnya.

"Iya, ada apa ya" Thea membukakan pintu.

" Apa benar ini kediaman ibu Thea Aquenne Salshabilla?" .Tanya laki-laki itu.

Thea hanya mengangguk bingung.

" Saya kesini, diperintahkan oleh bapak Adnan, untuk mengantar makanan untuk ibu" Jelas laki-laki itu. sembari memberikan beberapa bag berisi makanan.

Laki- laki itupun pamit dan pergi meninggalkan rumah Thea.

Thea menaruh semua makanan ini dimeja makan, setelag itu dia kembali menelfon Adnan.

" Iya, tidak perlu berterima kasih, cepat makan"

"Aku belum mengatakan apa-apa Adnan!"

" Sudah lebih baik kau makan,daripada mengoceh tidak jelas"

Seperti biasa, Adnan mematikan telfon sepihak. Thea hanya bisa diam, sangat tidak bisa dinalar dengan akal manusia. 

Thea pun memakan semua makanan yang diberi oleh Adnan.

Setelah makan, Thea merasa sangat kenyang. dan mengantuk.

Baru saja hendak tidur, handphone Thea berdering, panggilan masuk dari Adnan.

"Aku segera ke sana"

Belum sempat menjawab, Telfon telah diputuskan sepihak oleh Adnan.

Gagal untuk tidur, membuat Thea merasa sakit kepala, dia sangat mengantuk.

Tidak lama kemudian Adnan pun tiba, Adnan langsung masuk kerumah Thea dan duduk di kursi, sangat mandiri.

ralat, mungkin lebih terkesan sangat tidak sopan.

"Aku lelah" Ucap Adnan melepaskan Jas hitamnya.

"Terus?" Thea menanggapi Adnan dengan sangat malas. Lantas apa yang harus dilakukan Thea?

"Aku ingin jalan-jalan"

"Jika lelah, istirahatlah, Tidur atau lakukan apapun yang bisa menghilangkan lelahmu" protes Thea ketika mendengar Adnan ingij Jalan-Jalan. dasar Adnan!.

"Oke, aku ingin kamu menari untukku" Pinta Adnan.

"Menari?" Thea membulatkan matanya, apalagi ini? Menari?.

"Cepat" paksa Adnan.

Thea masih merasa bingung, menari apa yang dimaksud oleh Adnan?

"Menari yang seperti apa, yang kamu maksud Adnan?" Thea mulai kesal dengan tingkah Adnan.

"Terserah, yang penting kamu menari untukku" Jawab Adnan.

Thea membulatkan matanya, Ingin rasanya dia mencakar-cakar muka Adnan.

My Annoying Lecturer ( SELESAI) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang