Setelah tragedi akhir pekan kemarin, Adnan langsung menuju rumah Thea untuk healing, dia merasa sangat lelah dan tidak menyenangkan sekali rasanya.
Sesampainya di rumah Thea, Adnan melihat Thea sedang memainkan ponselnya di ruang tamu.
"Selamat pagi istriku"
Thea mendengar suara Adnan merasa bergidik ngeri, tubuhnya seakan dingin seperti terendam es batu. Thea tidak ingin melihat ke arah Adnan karena wajah Thea sekarang mungkin memerah.
"Sedang apa?" Adnan langsung mengambil posisi disamping Thea dan memeluk Thea.
"Sedang memilih desain undangan" mata Thea tetap terfokus pada ponselnya.
Tiba-tiba mendaratkan ciumannya di pipi Thea. "Aku merindukanmu".
"Iya, bagaimana acaramu kemarin? menyenangkan?" tanya Thea.
" Tidak, sama sekali tidak, Nata mengajakku dan Arga untuk pergi memancing bukan kepantai, sangat membosankan, sepanjang hari menatap ke arah alat pancing dan air kolam." Adnan menjelaskan harinya kemarin dengan nada lemah, terlihat memang tidak menyenangkan. "Lain kali aku tidak akan mau lagi jika Nata mengajak menghabiskan akhir pekan" Sambung Adnan merasa trauma.
Thea tertawa dia tidak membayangkan dua manusia dengan tempramen tinggi seperti Adnan dan Arga memancing, ditambah mereka harus berdampingan, untung saja air kolam tidak mendidih.
Adnan memasang wajah kesalnya ketika melhat Thea tertawa.
"Adnan, kamu lucu sekali, ah aku jadi ingin makan ikan" Thea mencubit kecil pipi Adnan.
'Ayo ke rumahku!" Adnan dengan semangat penuh mengajak Thea.
"Kemarin kamu mendapatkan ikan banyak?"
"Tidak"
"Lalu? untuk apa kerumahmu jika tidak ada ikannya Adnan" Thea mulai pasrah dengan tingkah Adnan.
"Kita bisa beli, lalu kamu memasaknya di rumahku, aku juga ingin memperlihatkan sesuatu padamu" Jawab Adnan menaik turunkan alisnya,
Thea merasa ada yang tidak beres, tetapi ya kembali lagi, Adnan tukang memaksa sekuat apapun Thea menolak, sekuat itu juga dia memaksa.
Thea bersiap, berpamitan dan langsung berangkat, mereka membeli ikan di swalayan terdekat, setelah mendapatkan ikan mereka menuju rumah Adnan.
sesampainya di rumah Adnan, Thea langsung menuju dapur untuk memasak, seperti biasa asisten rumah tangga Adnan seperti bersembunyi jika dia datang. Pasti Adnan pelakunya.
"Adnan bisakah kamu bantu aku?" Teriak Thea.
"Bisa sayang" Adnan langsung menghampiri Thea. "Apa yang harus aku lakukan?" Sambung Adnan.
"Potong ini semua" Thea menunjuk beberapa tomat dan paprika. Adnan menurut dia membantu Thea memasak , 30 menit berlalu masakan Thea sudah siap dan siap disantap.
"Enak?" Thea melihat ekspresi Adnan ketika sedang menyuap makanannya.
"Tentu" Adnan membalas dengan senyumannya.
mereka melanjutkan makan siang mereka, setelah selesai Adnan langsung mengajak Thea ke kamarnya. Thea hanya bisa pasrah.
"Duduk sini" Adnan mendudukan Thea di pinggir tempat tidurnya. Thea diam saja menurut kepada Adnan.
"Ini" Adnan memberikan laptopnya kepada Thea.
"Apa ini?" Thea merasa bingung, apa Adnan menyuruhnya mengerjakan skripsi?.
Adnan menghela nafas. "Aku semalam sudah mengerjakan 85% skripsi, sisanya kamu kerjakan sendiri, hanya tinggal kesimpulan dan daftar pustaka saja".
Thea menundukan kepalanya dia merasa sangat tidak berguna, dia berfikir mungkin jika tidak mengenal Adnan dia tidak akan bisa menyelesaikannya sendiri, dia sudah banyak dibantu oleh Adnan.
Melihat wajah Thea yang sendu, Adnan menurunkan tubuhnya agar sejajar dengan Thea."Hei ada apa?" Adnan mengusap kepala Thea lembut dan perlahan menaikan wajahnya.
Thea tidak menjawab dia langsung memeluk Adnan dan meneteskan airmatanya. "Aku sangat tidak berguna Adnan, bahkan tanggung jawabkupun kamu yang menyelesaikannya, aku tidak mampu aku memang tidak mampu" lirih Thea.
Adnan mengusap rambut hingga punggung Thea." Sayang, Aku melakukan ini bukan karena ingin membuatmu merasa seperti ini, aku percaya kamu mampu, kamu bisa. Hanya kebetulan semalam aku sedang tidak bisa tidur, jadi aku memilih mengerjakan skripsimu lagipula tidak terlalu banyak, sebelumnya kamu sudah menyelesaikannya dan itu sudah sangat bagus".
Thea masih terus membenamkan wajahnya di bahu Adnan, dan Adnan masih terus setia mengusap lembut rambut Thea agar Thea lebih tenang.
"Aku akan melakukan apa saja untukmu, kamu tidak perlu merasa seperti ini. Bahkan jika aku harus mengorbankan semua yang aku punya ..." Adnan menggantungkan kalimatnya.
"Apa kamu akan mengorbankannya untukku?" Thea melepas pelukannya dan matanya menatap penuh harap ke arah Adnan.
"Sepertinya tidak" Adnan tertawa kecil.
"Adnan!!" Thea memukuli bahu Adnan berkali-kali. Adnan dengan sigap mengambil kedua tangan Thea dan memeluknya.
" I love you, jangan sedih lagi, bahagialah. aku ingin kamu bahagia bersamaku, kita akan saling melengkapi hingga nanti. Kita adalah dua orang yang saling membutuhkan, ayo saling mencintai lebih dalam lagi" Bisik Adnan membuat Thea ingin melayang. Bisa dipastikan sekarang wajah Thea sangat memerah, Lain kali Thea tidak akan membiarkan Adnan menjadi romantis, karena itu berbahaya untuk Thea.
"Masih sedih?" Adnan melepas pelukannya dan melihat wajah Thea.
Thea menggelengkan kepalanya."Terima kasih ya".
Adnan memberikan senyum termanisnya untuk Thea. Adnan memang sudha jatuh nagat dalam pada perasaan ini, yang dia lihat hanya Thea. Wanita yang sangat sederhana, yang tidak ragu memperlihatkan rasa kesalnya pada Adnan, justru semakin Thea kesal Adnan makin senag, wajah manisnya terus-terusan terekam di otak Adnan.
"Jangan lupa malam ini, kita akan memilih desain gaun untukmu".
"Iya Adnan aku tidak akan lupa" balas Thea, Thea merasa semakin gugup menuju hari bahagianya, benar-benar sebentar lagi dia akan resmi menjadi istri Adnan.
![](https://img.wattpad.com/cover/280338060-288-k601513.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
My Annoying Lecturer ( SELESAI)
Romancebagaimana jika dosen pembimbing tepat waktu bertemu dengan mahasiswi pengulur waktu? Thea Aquenne Salshabila, Seorang mahasiswi berusia 23 tahun. molor selama 6 bulan sangat lama jika di sesuaikan jadwal. Dengan berat hati, dosen pembimbing Thea ya...