Rival

5.8K 340 2
                                    

Pukul 11.00 Thea terbangun dari tidurnya karena suara ketukan dari pintunya. 

"Kenapa bu?" Thea membuka pintu sembari mengucek matanya. Rasanya baru saja dia tidur, kenapa ibunya membangunkannya?.

"Sudah jam 11 nak" Ibu mengusap rambut Thea. "Cuci muka dan makan" Ibu pun meninggalkan Thea.

Thea yang baru saja terbangun, menjatuhkan tubuhnya ketempat lagi.
Thea meraba raba seluruh tempat tidurnya,  mencari dimana handphonenya.

Setelah menemukannya, Thea melihat satu kotak masuk.

Pak Adnan

Pukul 13.00 saya akan menjemputmu.

diterima pukul 10.45.

Hampir saja Thea lupa, jika hari ini dia ada janji dengan Adnan.
Thea pun mandi, bersiap-siap agar Adnan tidak lama menunggunya.

Thea mengenakan kaos putih pemberian Adnan yang bergambarkan bunga matahari. serta mengenakan celana jeans pendek.
dia ingin tampil sesantai mungkin. Agar dia tetap nyaman.

Tepat pukul 13.00.  Adnan datang menjemput Thea.
Thea pun berpamitan dengan ibunya. dan meminta doa agar dirinya tetap sehat sampai dia kembali kerumah.

Disepanjang perjalanan Thea merasa heran, tumben Adnan berpakaian seperti ini, mengenakan kaos berwarna Merah, celana pendek santai. dengan sepatu olahraga.
sebenarnya kemana dia akan pergi?

"Kenapa?" Adnan merasa Thea terus memperhatikannya dari tadi.

Thea hanya menggelengkan kepalanya. dia malas berdebat dengan Adnan sekarang.

Setelah berjalan kurang lebih 30 menit. Adnan dan Thea pun sampai ditempat tujuan. Golf and swimingpool" . Apa Adnan akan mengajak Thea berenang? .

"Ikuti saya" Adnan berjalan di depan Thea.

Betapa terkejutnya Thea. ternyata Adnan bertemu dengan teman-temannya. dan ada dosen ramah yang dia temui kemarin dirumah Adnan.

"Datang juga" Arga menyeringai melihat Adnan datang.

Adnan hanya membalas dengan sedikit senyum.

Arga Bhanu Bramantya, Adalah Ceo muda pemegang kekuasaan penuh Bhanu Group. Arga adalah rival Adnan semasa kuliah. Arga adalah sosok laki-laki yang ambisius. Maka dari itulah dia ingin sekali mengalahkan Adnan dari segi apapun.

Arga tahu bahwa Adnan belum diberi kekuasaan penuh atas perusahaannya. itu adalah point plus.  karena dia bisa selangkah lebih maju daripada Adnan.

" Kau melanggar peraturan kita ya, kau membawa orang lain kesini" Mata arga menuju ke Thea.

Thea hanya bisa tertunduk. dia benar benar bingung, dimana dia sekarang? ternyata ada dosen yang lebih menyeramkan daripada Adnan.

"Aku yang memberinya izin" Nata pun membuka suara, karena dia merasa harus bertanggung jawab. agar tidak terjadi kesalahpahaman.

"Oh baiklah, ayo kita lanjut" Arga pun melanjutkan permainannya yang tertunda karena melihat Adnan datang tadi.

" Kamu duduk saja disini, jangan mengatakan apapun, kepada orang itu. ingat!" Tegas Adnan memperingatkan Thea agar tidak terlalu banyak bicara dengan Arga.

Thea hanya mengangguk, lagi pula siapa juga yang ingin mengobrol dengan laki-laki seperti itu.

Wajahnya memang tampan, manis, sensual, dengan kulit yang tidak terlalu putih, alis tebal, tetapi tatapannya terlihat meremehkan.

Setelah 2 jam Thea duduk, dia hanya melihat tiga orang laki laki main, tetapi tidak ada keseruan, tidak ada obrolan. perkumpulan macam apa ini?.

Mereka pun istirahat dan meminum minuman yang telah dipesan oleh Nata.
Nata adalah koordinator acara di perkumpulan ini, dia yang menyiapkan segala sesuatunya. ya karena hanya dia bersedia. Adnan dan Arga adalah tipe laki-laki yang tidak suka di repotkan.

"Sejak kapan, seorang Adnan menjadi laki-laki manja yang harus membawa pelayan bersamanya?" Tanya Arga dengan mata menyelidik kearah Thea.

Thea pun membulatkan matanya, apa-apaan? apa tadi dia bilang? pelayan?.

"Saya bu-

" Kamu tidak perlu tahu" Adnan mencegah Thea berbicara.
Thea pun melirik ke arah Adnan.

"Oh iblis" batin Thea penuh kesal, cuaca yang terik sangat pas dengan suasana hati Thea.

"Bagaimana? apa ada kemajuan? apa tetap menjadi "pesuruh" di Wijaya Group?" Tanya Arga lagi. Nata menunduk kali ini. perdebatan kekuasaan ini lah yang sering kali merusak suasana mereka. Nata hanya bisa berharap Adnan bisa lebih sedikit menahan emosinya. mengingat terakhir kali mereka bertemu, Adnan dan Arga babak belur.

" Seperti biasa" jawab Adnan santai dengan meminum Orange juice. 

"Oh, come on bro, Sudah bertahun - tahun? apa begitu tidak meyakinkannya dirimu?  sehingga orang tuamu tidak membiarkanmu memimpin perusahaan terbesar nomor 1 di kota ini?" Arga menyeringai puas. dia merasa menang satu level diatas Adnan. diusia mereka yang menginjak kepala 2, Adnan sangat lambat melakukan Progres.

Thea yang bingunga hanya bisa diam,
apa? perusahaan? terbesar? Apa itu semua? siapa yang memiliki perusahaan.? Apa para dosen ini sedang melakukan latihan drama?
tapi kenapa terasa nyata sekali?.

" Hei, Apa ada yang sudah memesan mobil keluaran terbaru?" Nata mengalihkan pembicaraan.  dia tidak ingin berlarut larut dalam obrolan kekuasaan ini.

Adnan dan Arga sama-sama mengangguk.

"Waw, berarti ini terjadi lagi? Mobil keluaran terbaru itu hanya di produksi 3 unit. dan jika kalian yang memesannya. dan 1 unitnya sudah aku pesan. Kita memang geng yang kompak" Nata terlihat sangat senang.

Nata memang memiliki sifat yang berbeda dari Arga. Dia menyenangkan, dia suka tertawa pada hal kecil. maka dari itu.setiap orang yang dekat dengannya akan merasa bahagia.

Tetapi Nata tidak selamanya sempurna,Dia adalah manusia paling ceroboh di muka bumi ini. Dia suka merusak barang-barang, menjatuhkan segalanya yang dia pegang.

Sangat berbahaya.

"Apa kamu ingin mengisi posisis manager di perusahaanku? Aku akan memberikanmu gaji 2x lipat?" Tanya Arga kepada Adnan. Karena di perusahaannnya sedang mencari seseorang Manager.

"Terima kasih" Adnan membalas dengan senyuman. dia tidak ingin terlalu meladeni Arga disini. Jika dia tidak membawa Thea, dia mungkin sudah menghajar Arga habis habisan sedari tadi.

"Sayang jika kepintaranmu tidak di apresiasi, jika kamu jadi manager di perusahaanku, kamu akan dapat fasilitas yang luar  biasa" Arga tetap membujuk Adnan.

Adnan hanya tersenyum, dia merasa kepalanya mendidih sekarang. gelas yang dipegangnya bisa saja pecah sewaktu-waktu.

Nata pun hanya bisa diam, tidak tahu lagi harus seperti apa, membuat suasana ini menjadi harmonis. Arga memang senang sekali mengejek Adnan, dan Adnan terlalu mudah tersulut emosinya.

Thea Hanya fokus dengan cemilan didepannya, dia bisa tanyakan soal perusahaann kepada Adnan nanti ketika dimobil.

My Annoying Lecturer ( SELESAI) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang