Tanpa mereka sadari, Keyvan yang sedang duduk di pojok kantin bersama keempat sahabatnya tengah menatap Kaira dengan intens. Entah mengapa sejak perjodohan yang semalam mama dan keluarga Kaira rencanakan membuatnya memusatkan pikiran serta perhatian juga tatapan matanya kepada gadis itu. Hingga suara seseorang membuyarkan fokusnya yang sejak tadi menatap Kaira.
"Woy, Keyvan! Lo liatin apaan, sih?" teriak salah satu sahabatnya ikut memperhatikan hal yang sejak tadi menarik perhatian Keyvan.
"Owh ... Kaira ... lo demen sama dia, Key?" lanjutnya.
"Apaan sih Yo, siapa juga yang suka sama dia. Nggak banget deh!" elak Keyvan.
"Emang sih ya gengs, pesona Kaira itu gak main-main. Bener deh! Si kutub utara Keyvan ini aja yang kita kira udah belok bisa tertarik sama tu cewek, bukan maen!" heboh sahabat Keyvan lainnya yang ber-name tag Gilang Kurniawan.
Gilang Kurniawan, satu-satunya sahabat Keyvan yang suka mengandalkan wajah rupawannya untuk memikat para wanita, lebih tepatnya dia seorang playboy cap kakap sih, dan dia juga memiliki sifat yang terkadang lola, meresahkan, menyebalkan, dan suka menguji kesabaran banyak orang karena tingkah absurd-nya yang sudah menempel dalam dirinya sejak ia berada di dalam rahim sang ibu.
"Yoi bener banget lo Lang, lagian nih ya ... si Kaira itu dicap sebagai primadona sekolah karena sikap dan kecantikannya yang tiada tanding. Buktinya si cabe-cabean Nindi dan temen-temennya aja kalah saing sama pesona yang Kaira miliki," timpal Tio.
Lebih tepatnya David Arif Prasetia dan ia lebih sering dipanggil Tio oleh teman-temannya, ia adalah sahabat Keyvan yang tak pernah diam, suka ceplas-ceplos, dan jangan lupakan sikap jahil serta menyebalkannya yang sudah mendarah-daging sama seperti Gilang.
"Btw nih Key, emang lo beneran suka sama si Kaira? Kalau iya, gue harap lo gak pernah sakiti dia."
"Kenapa lo ngomong gitu, Ri?"
"Ya ... gimana ya bro, soalnya kan si Kaira gak pernah pacaran ataupun deket sama cowok selama ini. Jadi ya ... kalau emang si Keyvan suka atau bahkan cinta sama Kaira, gue harap dia bisa serius sama Kaira dan gak akan pernah sakiti Kaira. Kalian tau itu man," jelas Fahri. Fahri Al-Farobi salah satu sahabat Keyvan yang paling lembut tutur katanya dan dia juga merupakan sosok yang paling alim, dewasa, dan pengertian dari tiga sahabatnya yang lain.
"Lo tau dari mana hal-hal yang berkaitan dengan Kaira? Lo pernah deket sama dia, atau ... lo sahabatnya?" tanya Keyvan dengan wajah datar dan tatapan mengintimidasinya.
"Yaelah Keyvan ... lo berapa bulan sekolah di sini, sih? Semua hal-hal yang berkaitan dengan Kaira seantero sekolah ini udah tau, kalik! Lo-nya aja yang kudet, kurang uptudate!" tekan Tio pada akhir katanya.
"Update kali tiang bendera, bukan uptudate! Gini nih, kalau pas pelajaran membaca sibuk molor. Jadi sesat, 'kan!" cerca Gilang.
"Enak aja tiang bendera! Lo tuh, gilingan kacang!"
"Ck. Udah deh ah, jangan mulai! Baek sekarang kita makan, dah laper nih gue. Makan yuk!" ajak Fahri kemudian menyantap makanannya.
***
Sepulang sekolah, sesuai janji mereka berdua pagi tadi di taman, Kaira dan Keyvan pulang bersama untuk menyiapkan seluruh persiapan yang harus mereka lakukan untuk acara pernikahan mereka di esok hari. Kaira tak menyangka bahwa mulai besok, statusnya akan berubah menjadi seorang istri dari pria dingin, cuek, dan berwajah datar seperti Keyvan Alecio Edwardo di usianya yang masih belum matang.
Di dalam mobil, suasana yang terjadi sangatlah awkward karena Kaira tak pandai dalam memulai topik pembicaraan. Canggung? Sudah pasti! Apalagi untuk kedepannya Kaira harus terus berhadapan dengan sosok manusia es seperti Keyvan ini, entah akan se-stress apa Kaira nanti.
KAMU SEDANG MEMBACA
Bisakah Aku Bahagia? (END)
Teen Fiction"Ayah, bunda, bisakah aku bahagia?" "Ayah, bunda, aku lelah. Bolehkah aku pergi menyusul kalian saja?" "Tuhan, bisakah aku bahagia? Walau sesaat saja, bisakah aku mendapatkan kebahagiaanku di dunia yang kejam ini?" "Tuhan, tak bisakah aku mendapatka...