14. Kesedihan yang Berlipat

1.2K 70 0
                                    

كُلُّ نَفْسٍدائِقَتُلْمْوْت

Artinya : "setiap yang bernyawa, pasti akan merasakan kematian."

Jadi alangkah baiknya kita sebagai seorang manusia, hendaknya kita semua mempersiapkan bekal akhirat dengan amal ibadah serta kebaikan di dunia yang hanya sementara ini agar saat kematian datang menjemput kita nantinya ....

Kita telah berhasil menciptakan suatu hal yang bermanfaat yang bisa saja menjadi amal jariyah kita di akhirat nanti. Amal yang akan tetap mengalir kepada diri kita, walau kita telah tiada sekalipun. Jadi berbuat baiklah kita sebelum ajal datang menjemput.

Happy Reading guys :)

***
Hanung meneliti seluruh wajah, bagian tangan, dan tengkuk sang adik setelah ia melepas hijab gadis di hadapannya yang kini masih berbaring tak sadarkan diri. Benar kecurigaannya, banyak sekali luka lebam akibat bekas cambukan dan lain sebagainya hingga membuat hati pria itu teriris seketika.

Apakah selama ini Kia mengalami kekerasan dalam rumah tangga? Jika iya, mengapa dia tidak mengatakannya padaku? Maafin Abang Sayang, Abang gagal menjaga dan melindungimu dari pria brengsek itu. Keyvan, kalau sampe gue ketemu lo nantinya ... jangan harap lo bisa lolos gitu aja dari gue! –batin Hanung sarat akan emosi.

Hanung mengambil kotak P3K dan es batu untuk mengobati lebam di tubuh sang adik, ia mengobatinya saat Kaira tak sadarkan diri agar adiknya itu tak merasakan perih atau rasa sakit saat ia mengobati luka lebam tersebut. Namun, sebelum ia mengobati luka sang adik dengan sepenuhnya, mata indah itu terbuka secara perlahan hingga membuat Hanung mengurungkan niatnya untuk mengobati luka  lebam itu.

"Awhs .... "

"Jangan bangun dulu kalau masih pusing! Keadaanmu masih belum pulih, Dek!"

"A ... Abang Hanung ... Kia mau liat jenazah ayah dan bunda untuk yang terakhir kalinya Bang. "

"Heum? Tiduran aja dulu ya, jasad ayah dan bunda masih diurus sama mama juga tetangga kita yang lain. Sekarang kamu jelasin ke Abang secara detail, apa yang terjadi padamu hingga kau mengalami luka lebam sebanyak ini?"

Deg!

"A ... Abang .... "

"Abang lihat luka lebam di sekujur tubuhmu tadi, bisa kamu jelaskan segalanya pada Abang? Apa ini karena Keyvan suamimu itu?"

Deg!

"Ti ... tidak Bang, le ... lebam ini ... karena ... karena tadi Kia ikut bantu pertarungan yang terjadi markas, iyah ... pertarungan  di markas geng motor kita!"

"Sejak kapan kamu bisa melawan traumamu yang akan selalu kambuh saat kamu melihat pertarungan yang mengingatkan kamu pada kejadian buruk di masa kecilmu hingga merenggut nyawa opa Rudholf, heum?"

"I ... itu .... "

"Itu apa? Kamu gak bisa bohong sama Abang, Kia! Kamu memang  pandai dalam segala hal dan Abang akui itu, akan tetapi kamu tidak pandai dalam berbohong kepada siapa pun!"

Balasan Hanung membuat Kaira menghela napas panjang, percuma saja ia berbohong kepada Hanung karena pada akhirnya pria itu pasti mengetahui terlebih dahulu kapan ia berbohong dan kapan ia berkata jujur. Memang sulit untuk membohongi pria yang memiliki tingkat kepekaan yang tinggi seperti abangnya ini karena itu semua pasti akan ketahuan sebelum ia menemukan alasan yang logis untuk menjawab semua pertanyaan yang dilontarkan.

"Jawab dengan jujur atau Abang akan caritahu sendiri penyebab kamu mengalami lebam-lebam di tubuhmu ini. Kamu pilih mana, heum? Kalau sampai perkiraan Abang dan mama benar bahwa Keyvan melakukan kekerasan padamu selama ini, maka jangan harap suamimu itu akan lepas dari tangan Abang."

Bisakah Aku Bahagia? (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang