8. Gramedia

1K 70 0
                                    

Kaira masih kesal dengan suaminya yang seenak jidat memberikan mahar sebanyak lima puluh juta, ia berpikir akan hal apa yang ingin dirinya beli dan habiskan dengan uang sebanyak itu. Sambil memasak makan malam bersama sang bunda dan mertuanya, Kaira terus saja menggerutu tak jelas untuk melampiaskan kekesalannya.

"Kenapa Sayang? Kok menggerutu gak jelas gitu, heum?" tanya Mitha membuat Kaira menghentikan kegiatannya.

"Bunda ... mau Ai gunakan buat apa mahar sebesar itu, Bunda? Ai gak suka shopping dan habisin uang sebanyak  itu untuk beli sesuatu ..., " rengek Kaira.

"Kamu kan bisa beli skincare Sayang, dan pastinya anak gadis kaya kamu suka pakai skincare, 'kan?" usul Maudy.

"Tapi Ma ... skincare Ai itu udah banyak di meja rias, kalau beli lagi yang ada keburu kadaluarsa dong."

"Yaudah kalau gitu, Mama mau tanya sama kamu. Selain masalah kecantikan, kamu suka apa?"

"Aku suka baca novel dan buku-buku sih, emang kenapa?"

"Kalau gitu ... kamu gunakan uang tersebut untuk membeli buku yang banyak aja Sayang, kalau bisa buat perpustakaan pribadi khusus kamu aja di rumah nanti. Gimana?" Bukan Maudy atau Mitha yang menjawab, melainkan Keyvan yang baru saja turun dan langsung menghampiri istri kecilnya.

"Nah, bener apa yang suami kamu bilang tuh! Kamu kan suka banget baca buku," timpal Mitha.

"Heum ... Kaira pikir-pikir dulu deh, yaudah kalau gitu sekarang kita makan yuk! Ai laper, hehehe .... "

"Yuk!"

Setelah itu mereka makan malam bersama dengan khidmat tanpa ada suara sedikit pun,  karena memang tak ada topik pembicaraan yang akan mereka bicarakan untuk sekarang. Sesudah makan malam bersama, mereka semua masuk ke dalam kamar masing-masing untuk mengistirahatkan diri karena lelah mengurus semua persiapan pernikahan dalam waktu singkat ini.

Kaira masuk ke dalam kamarnya dan langsung merebahkan diri di atas kasur King Size miliknya dengan menghadap kanan, berbeda dari Keyvan yang masuk ke dalam kamar mandi terlebih dahulu untuk sekedar mencuci kaki dan tangannya sebelum tidur.

Ceklek.

Mendengar suara pintu kamar mandi terbuka, lantas Kaira mengalihkan tatapannya menatap Keyvan yang entah mengapa terlihat sangat tampan dengan air yang menetes dari jambul rambut suaminya tersebut.

"Gue tau gue tampan, jadi gak perlu sampai segitunya kalik!" seru Keyvan terkekeh menyadarkan Kaira dari keterpesonaannya kepada sang suami.

"Apaan sih, ge'er banget jadi cowok! Dahlah, Ai mau tidur bay!" ketus Kaira menutupi wajah merahnya karena tertangkap basah.

"Masa? Udah sih ... kalau lo terpesona bilang aja, gue seneng kok. Serius deh!" goda Keyvan.

"Allecio diem deh, Ai mau tidur dan jangan ganggu!"

Deg!

"Lo manggil gue apa barusan?"

"Allecio, kenapa? Gak boleh ya? Yaudah kalau gak boleh, maaf."

"Gak, gue suka panggilan itu! So ... mulai sekarang cuma lo yang boleh panggil gue dengan sebutan Allecio, sweetyheart!"

"Ih ... apaan sih, Ai tau kalau Ai manis ... tapi jan panggil sweetyheart juga kali!"

"Kenapa? Malu ya ... cie cie ... istri Cio tersapu malu nih ... aduh ..., " tukas Keyvan semakin gencar menggoda istrinya.

"Mas Keyvan mau tidur di luar ya? Goda sekali lagi tidur di luar!" teriak Kaira mengancam.

Sungguh demi Jaemin yang seumuran dengannya, ia sangatlah malu karena godaan suami dingin dan cueknya ini. Andai mencekik suami sendiri tidak dosa, mungkin ia akan melakukan hal itu sekarang juga untuk menutupi rasa malunya saat ini. Keyvan yang mendengar ancaman Kaira langsung membulatkan matanya, hey ... mereka baru saja sah dan kini ia harus tidur di luar saat malam pertamanya dengan status baru?

Sangat tidak etis sekali seorang Keyvan harus tidur di luar hanya karena menggoda istrinya dan hal itu terjadi di malam pertama mereka, mau ditaruh di mana harga dirinya sebagai seorang suami cool ini? Tak bisa dibiarkan!

"Kok mainnya ngancem gitu sih Yank ... gak banget deh ah! Masa di malam pertama dengan status baru gue harus tidur di luar? Janganlah ... maafin yah Ferly Sayang? Janji akan ulangi lain waktu dan bukan sekarang!" cetus Keyvan menunjukkan dua jarinya.

"Kamu bilang apa? Janji akan ulangi lagi? Mau aku hantam kamu, ha? Awas aja ngulangi hal yang sama, aku cincang badan kamu!"

"Dan ... kamu panggil aku apa tadi?"

"Ferly Sayang, emang kenapa? Salah ya?" tanya Keyvan dengan watadosnya. (Wajah tanpa dosanya)

"Gak sih, geli aja dipanggil sayang. Wkwkkk .... "

"Dahlah tidur, besok kita keluar untuk borong semua buku yang ada di gramedia dan habisin semua mahar dari gue."

Kemudian setelah mengucapkan hal itu, Keyvan merebahkan dirinya di samping Kaira lalu memeluk erat tubuh mungil sang istri dengan erat. Sesaat tubuh Kaira menegang karena pelukan Keyvan, tetapi buru-buru ia menetralkan diri dan detak jantungnya yang mulai tak baik-baik saja.

"Gini aja Yank, aku ngantuk!" Tutur Keyvan saat Kaira menggerakkan tubuhnya tak nyaman karena pelukan tiba-tiba darinya, Kaira meminta maaf dan langsung menyusul Keyvan ke alam bawah sadarnya.

***
Pagi ini sesuai janjinya, Keyvan mengajak Kaira ke gramedia untuk menghabiskan seluruh mahar yang diberikan olehnya semalam. Ia pun berencana membawa Kaira ke rumah pribadinya sore nanti dan membuatkan perpustakaan khusus untuk semua buku milik Kaira di rumah baru mereka nantinya.

"Mas Cio, ini beneran kita borong semua bukunya? Aku gak mungkin bisa selesaikan baca bukunya dalam waktu cepat Mas, mana kita kan harus sekolah dan mengerjakan tugas serta praktek yang ada nantinya."

"Udahlah gak papa, yuk kita ke manager gramedia-nya langsung!" ajak Keyvan memeluk pinggang Kaira possesive.

"Huft ... yaudah iya! Tapi mau ditaruh di mana buku-bukunya ini, Mas? Kan perpustakaan pribadinya belum dibuat."

"Udah gak usah banyak protes, okey? Semuanya udah gue selesaikan dan lo tinggal terima beresnya aja!"

Keyvan membawa sang istri menuju ruangan sang manager gramedia dengan tetap mempertahankan posisinya yang memeluk pinggang Kaira possesive. Beberapa kali Keyvan mengetuk pintu ruangan manager tersebut, hingga pada akhirnya terdengar suara seseorang yang menyuruh mereka masuk.

"Ada apa, ya? Ada yang bisa saya bantu Mas, Mbak? Atau ... pelayanan kamu kurang memuaskan?" sambuy sang manager yang ber-name tag Rudy Riantoro.

"Tidak Pak, hanya saja ada hal penting yang ingin saya sampaikan."

"Apa itu?" tanya Rudy penuh akan rasa penasaran.

"Saya ingin membeli seluruh buku bahasa, ilmu pengetahuan, dan seliruhnya. Itu semua akam kami bayar tunai hari ini juga, bolehkah?" ucap Keyvan to the poin.






To be continue ....

Bisakah Aku Bahagia? (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang