9. Belanja Buku dan Cafe

906 68 1
                                    

Perkataan Keyvan mengejutkan sang manager gramedia tersebut, memborong semua buku? Apakah ia tak salah dengar?

"Me ... memborong semuanya? Apakah Anda bercanda?"

"Tidak! Istri saya ingin membeli semua buku yang ada di toko ini dan dibayar tunai!" tegas Keyvan.

"B ... baiklah jika seperti itu."

"Berapa seluruhnya?" Keyvan bertanya dengan wajah datar dan tatapan tajamnya hingga sang manager sedikit gemetar ketakutan dibuatnya.

Kaira yang melihat raut manager itupun memukul tangan suaminya sedikit keras dan berkata dengan tatapan garang dan tajamnya.

"Biasa aja tatapannya bisa nggak, sih? Dia takut karena tatapanmu, Mas!"

"Ya maaf Sayang, refleks," balas Keyvan menetralkan tatapannya.

"Jadi ... berapa kira-kira harganya, ya Pak?" tanya Kaira lembut.

"E ... eum ... dua puluh juta rupiah, Mbak."

"Baik, silahkan minta kepada semua karyawan Anda untuk menyiapkan pesanan istri saya selagi saya mengurus pembayarannya."

"Si ... siap Mas!"

"Mas, jangan bikin orang takut bisa nggak sih?" Kaira kesal dan kembali memukul pelan lengan suaminya saat mereka telah menyelesaikan pembayarannya.

"Gue nggak ada niatan takut-takutin manager itu Ferly, serius deh!"

"Ya tapi sikap cuek kamu bikin dia takut, ditambah tatapan dingin nan tajam kamu itu Mas Cio ... ih!"

Keyvan hanya berdecak pelan membalas perkataan istri kecilnya karena tak ingin berdebat lebih lanjut, maka dengan sekali gerakan Keyvan memasuki mobil mewahnya dan melajukan kendaraan beroda empat tersebut membelah jalanan di Jakarta.

Selama perjalanan hanya diisi oleh suara kendaraan sebab di antara keduanya sibuk dengan kegiatan masing-masing, Keyvan yang fokus memperhatikan jalan raya dan mencari celah untuk menyalip kendaraan di hadapannya. Sedangkan Kaira, gadis itu tengah fokus membaca novel yang baru saja dibelinya sesekali melihat gedung-gedung tinggi dari kaca jendela mobil, sampai suara Keyvan mengalihkan perhatian Kaira yang masih setia pada kegiatannya.

"Untuk uang yang tiga puluh juta itu, mau lo gunain buat beli apalagi?"

"Sebelum Ai jawab pertanyaan Mas Keyvan, bisa nggak sih, kalau panggilannya pake aku-kamu dan jangan lo-gue?"

"Emang kenapa?"

"Ya ... kita udah nikah ni ya ... masa panggilannya tetap lo-gue, kan nggak banget gitu."

"Emangnya kalau lo-gue panggilannya kenapa Ferly istriku sayang?"

Blush!

Entah kenapa mendengar panggilan Keyvan membuat dirinya tersipu malu seketika dan hal itu membuat Kaira gugup.

"Y ... ya ... harusnya pake aku-kamu biar ... biar ... romantis gitu," gugup Kaira memelankan suaranya.

Mendengar ucapan sang istri membuat Keyvan terkekeh geli, oh ayolah ... ia sangat kaku dan masih belum pro dalam hal percintaan seperti teman-temannya yang lain. Tetapi demi istri kecilnya, ia akan belajar dan mencoba untuk menjadi suami idaman yang sangat romantis hingga Kaira akan terus meneteskan air mata kebahagiaan karenanya.

"Okey, akan aku coba demi istriku tersayang ini."

Iyya tersayang, karena saat ini Keyvan masih belum bisa mencintai Kaira sepenuh hatinya. Akan tetapi mungkin ia akan mencoba untuk bisa mencintai istri kecil yang entah sejak kapan mulai disayang olehnya.

Bisakah Aku Bahagia? (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang