12. Hukuman

1.1K 78 0
                                    

Kaira dan Hanung berjalan beriringin sembari bergandeng tangan memasuki sebuah mansion mewah, sudah lama Kaira tidak menginjakkan kakinya di mansion mewah penuh akan kenangan masa kecilnya yang sangat indah. Tidak ada yang berubah, baik interior maupun desain mansion tersebut tetap sama saat terakhir kali ia berkunjung ke sana, yaitu sebelas tahun yang lalu.

Hanung yang melihat adik kecilnya memperhatikan surga dunianya yang penuh akan kenangan indah terkekeh geli dan langsung mengelus kepala Kaira yang terlapisi hijab syar'i.

"Adik Abang udah liatin surga dunia kita waktu kecil? Kalau udah yuk ke kamar, oleh-olehnya ada di kamar. Ayo Sayang!"

"Hehehe ... iya Bang, gak nyangka aja kita sekarang udah pada dewasa dan gak bisa main kaya dulu lagi pas kita masih kecil. Jadi pengen balik ke masa indah itu deh," lirih Kaira di akhir kalimatnya.

"Iya juga sih, tapi yaudahlah ya ... kita naik dulu ke atas buat ambil oleh-oleh kamu."

"Ay-ay kapten!"

Kaira langsung lari terbirit-birit menuju kamar Hanung untuk mengambil oleh-olehnya, sifat kekanakan gadis itu tak akan pernah hilang sampai kapan pun.

"Ya Allah, Dek ... jangan lari-lari, entar jatoh! Santai aja jalannya, gak akan ada yang ambil hadiah kamu juga kok!"

Hanung menggelengkan kepalanya sembari terkekeh geli, lantas pria itu mengejar sang adik ke kamarnya dan melihat apa yang kini adiknya lakukan.

Seperti dugaannya, kini Kaira telah duduk manis di atas kasur king size miliknya dengan koper besar yang kini sudah berada di pangkuan gadis itu dan mulai membongkar semua hal yang berada di dalam koper besar tersebut hanya untuk mencari oleh-oleh yang sudah dia siapkan untuk Kaira sang adik kesayangannya.

"Kebiasaan, ih ... setiap di kamar Abang pasti ngeberantakin semuanya dengan gak berperasaan hanya untuk kesenangan diri sendiri. Awas aja entar gak diperbaiki dan dikembalikan ke tempatnya, Abang buang kamu ke rawa-rawa!" decak Hanung melangkahkan kaki panjangnya ke dalam kamar mandi.

Kaira mengabaikan decakan sang abang, kini fokus gadis itu hanyalah mencari barang incarannya yang sudah ia pesan jauh-jauh hari sebelum Hanung kembali ke Indonesia.

Setelah mendapatkan apa yang ia cari, akhirnya gadis berstatus istri dari seorang Keyvan Alecio Edwardo itu memutuskan untuk menghabiskan waktunya bersama sang abang dan bisa dikatakan bahwa ia ingin melepas rindu dengan Hanung tanpa tau hal buruk apa yang akan terjadi padanya nanti.

***
Sepulangnya dia dari rumah abangnya, gadis berpakaian hodie hitam dan rok jeans dipadukan dengan kerudung berwarna dongker itu memasuki rumah dengan hati riang gembira sesekali bersenandung kecil dan gadis itu adalah Kaira.

Saat memasuki halaman depan rumah, Kaira mengernyit bingung saat melihat pintu rumah yang terbuka lebar serta mobil milik Keyvan yang terparkir sembarangan di depan rumah.

Apa temen mas Cio ya, yang datang? Karena gak biasanya dia buka pintu saat pulang dan markirin mobil sembarangan gini,-batin Kaira penuh tanya.

Tanpa memikirkan hal itu, Kaira memasuki rumahnya dengan yang wajah penuh akan kebahagiaan, ia sangat bahagia karena hari ini dirinya bisa menghabiskan waktu bersama orang yang amat ia rindukan. Yah, menghabiskan waktunya bersama Hanung sang Abang tersayang. Namun, kebahagiaan itu sirna seketika saat melihat pemandangan yang membuat hatinya begitu tersayat, bagaimana tidak tersayat?

Orang yang amat ia cintai dan sayangnya berstatus sebagai suaminya kini tengah duduk manis bersama seorang gadis lain di rumah mereka saat dirinya tidak berada di rumah. Dan yang lebih menyesakkannya lagi adalah gadis atau bisa dikatakan seorang wanita itu Nindy Meilinda Putri, orang yang pernah bermasalah dengannya.

Bisakah Aku Bahagia? (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang