Saat ini, Kaira sedang berkutat dengan alat-alat dapur di atas perapian untuk memasakkan makanan favorit Keyvan sang suami tercinta. Setelah matang, Kaira menata hasil masakannya di atas meja lalu pergi ke kamar untuk membersihkan diri dan menunggu Keyvan pulang.
"Mas Cio ke mana, ya? Kok belum pulang? Biasanya kalaupun dia ada masalah atau kesibukan di luar, pasti pukul tujuh tepat sudah berada di rumah. Aneh," monolog Kaira khawatir.
Jam sudah menunjukkan pukul delapan malam, akan tetapi Keyvan masih belum pulang hingga Kaira pun merasa khawatir dibuatnya. Tak lama kemudian, terdengar suara pintu terbuka dan tampaklah sosok yang sejak tadi Kaira nantikan kedatangannya.
Kaira menghela napas lega saat melihat suaminya telah datang, lantas gadis tersebut menghampiri Keyvan yang sedang membuka sepatunya.
"Mas Cio, alhamdulillah Mas udah dateng. Kamu dari mana aja sih, Mas? Aku khawatir tauk! Gak biasanya kamu pulang malam kek gini, ada masalahkah?" sambut Kaira tersenyum manis.
"Minggir, gue mau mandi!" sentak Keyvan membuat Kaira terkejut.
Kok Mas Cio kelihatan marah gitu, sih? Tadi pagi aja pas mau berangkat sekolah baik-baik aja deh, malahan dia bersikap semanis gula ke Ai. Ada apa sama kamu Mas Cio? Mudah-mudahan besok dia balik ke sifat lemah dan lembutnya deh, aamiin .... –batin Kaira resah.
Kaira berlari ke atas tangga guna menyiapkan pakaian santai yang akan Keyvan kenakan, pilihannya jatuh pada kaos oblong hitam dan celana dengan panjang di atas lutut.
Ceklek.
Suara pintu mengalihkan tatapan Kaira pada sang suami, tanpa berkata lagi Kaira mengambil handuk di pintu dan mendekati Keyvan untuk membantu pria itu mengeringkan rambutnya yang basah. Namun sebelum itu terjadi, dengan meninggikan suara dan nada menusuk, Keyvan menolak mentah-mentah perbuatan baik istri kecilnya.
"Gausah sok peduli sama gue, Ferly! Lebih baik sekarang lo keluar dari kamar gue, cepat!"
Deg!
"Okey, aku keluar sekarang. Aku tunggu kamu buat makan malam ya Mas, aku udah masakin makanan favorit kamu." Kaira memaksakan senyum manis dan tatapan teduhnya saat Keyvan pria yang dicintainya dengan berani meninggikan suara padanya.
Dialah orang pertama yang berani meninggikan suaranya, ayahnya saja tidak berani meninggikan suara padanya. Akan tetapi Keyvan suaminya? Dengan mudahnya ia meninggikan suaranya hanya karena Kaira hendak membantunya.
Okey sabar Kaira ... istighfar, dia pasti capek dan mungkin lagi ada masalah. Anggap saja ini ujian pertamamu setelah menyandang status sebagai seorang istri.
***
Seminggu sudah Keyvan bersikap buruk pada Kaira tanpa alasan yang jelas, selama seminggu itu pula Kaira terus-menerus bersabar dan beristighfar menerima setiap bentakan dan perlakuan buruk suaminya itu. Dan yah, akhir-akhir ini Keyvan suka sekali pulang larut entah hal apa yang dia urus hingga dirinya lupa akan waktu dan lupa bahwa di rumahnya terdapat seseorang yang tidak tidur hanya untuk menunggu kedatangan pria itu.
"Ai, lo kenapa sih? Kok dari tadi melamun mulu?" tanya Arini menyadarkan Kaira dari lamunannya.
"E ... eh, iya kenapa Rin?"
"Iya nih Kaira, lo lagi mikirin apa, sih? Sini cerita kalau lagi ada masalah, jangan dipendam sendirian ... gak baik!" timpal Aliza.
"Nggak kok, gue gak kenapa-kenapa."
"Kai, lo gak bisa bohong sama kita!"
"Iya nih, Kaira ih ... suka mendem masalah sendirian."
"Oh iya, hubungan lo sama kak Key .... "
KAMU SEDANG MEMBACA
Bisakah Aku Bahagia? (END)
Teen Fiction"Ayah, bunda, bisakah aku bahagia?" "Ayah, bunda, aku lelah. Bolehkah aku pergi menyusul kalian saja?" "Tuhan, bisakah aku bahagia? Walau sesaat saja, bisakah aku mendapatkan kebahagiaanku di dunia yang kejam ini?" "Tuhan, tak bisakah aku mendapatka...