23. Bang Rey?

953 51 0
                                    

Kaira kembali bangkit dari keterpurukannya dan mencoba untuk mengikhlaskan putra yang beberapa waktu lalu telah pergi meninggalkan dirinya. Hubungan Kaira dengan Keyvan pun semakin merenggang karena Kaira yang selalu menghindar saat bersitatap dengan sang suami, sikapnya pun akhir-akhir ini selalu dingin saat Keyvan berusaha untuk mengajaknya berinteraksi.

Mereka bagaikan dua orang asing yang tinggal satu atap dengan kamar yang kembali terpisah walau beberapa kali Keyvan membujuk sang istri untuk tidur satu kamar, Kaira tetap menolak ajakan tersebut. Tanpa Keyvan ketahui, setelah kejadian buruk yang mengakibatkan sang putra meninggal, Kaira akhirnya kembali terjun ke dalam dunia balap untuk menuntaskan emosi yang kian hari kian tak terkendali setiap bertemu dan bersitatap dengan Keyvan.

Walaupun hubungannya dengan Keyvan semakin merenggang, akan tetapi hal itu tidak menjadi alasan bagi Kaira untuk berhenti melakukan kewajibannya sebagai seorang istri seperti memasak, menyiapkan pakaian serta keperluan Keyvan, membersihkan rumah, dan lain sebagainya dengan bantuan bi Marni. Mau bagaimanapun saat ini dirinya masih berstatus sebagai istri sah Keyvan di mata agama dan negara, sudah seharusnya ia tidak meninggalkan kewajibannya sebagai seorang istri untuk melayani suaminya.

Seperti pagi ini, Kaira langsung pergi ke sekolah setelah membangunkan Keyvan dan menyiapkan sarapan untuk suaminya. Wanita itu tak peduli mau Keyvan memakan masakannya atau tidak sama sekali, yang terpenting adalah dirinya telah melakukan kewajiban seperti biasanya. Selain untuk menghindari Keyvan, Kaira berangkat pagi untuk menemui seorang pria bernama Rian yang merupakan tangan kanannya dalam dunia balap guna membahas tantangan balap dari musuhnya nanti malam.

"Assalamualaikum ukhty," salam seseorang saat Kaira berjalan santai di koridor utama sekolah.

"Waalaikumussalam."

"Masyaallah ... ternyata jika dilihat secara langsung lebih cantik nan memukau daripada yang ada di foto."

"Maaf sebelumnya, Kakak bicara sama saya?" tanya Kaira menunjuk dirinya.

"Iya atuh Sayang, bicara sama siapa lagi kalau bukan kamu. Kan cuma ada kamu di sini, gak ada yang lain."

"Maaf, tapi kalau boleh tau Kakak ini siapa ya? Kok seenak jidat panggil saya Sayang? Kalau ketahuan abang saya, nantinya Kakak bisa dihajar habis-habisan loh."

Pria tersebut tertawa pelan dan berkata dengan nada lembut. "Maaf-maaf, saya Reyhan Fernando Wirawa dan saya Abang kandung kamu!"

Deg!

"Ng ... nggak mungkin, ayah dan bunda pernah bilang kalau Abang Rey udah gak ada. Abang Rey udah meninggal," balas Kaira tak percaya.

"Abang belum meninggal, Sayang ... Abang masih hidup! Buktinya saat ini Abang ada di hadapan kamu, memang selama ini mereka mengira bahwa Abang udah meninggal karena hanyut di sungai tepat di bawah jurang."

"Maaf, Anda jangan mengada-ngada karena saya tidak percaya bahwa Anda adalah Abang kandung saya, yaitu Abang Rey! Sepertinya Kakak habis terhantuk ke dinding hingga menyebabkan Kakak berkata omong kosong seperti ini, saya permisi."

"Dek, dengerin Abang dulu, Kaira!"

"Maaf, saya permisi dan assalamualaikum!"

"Waalaikumussalam."

Pria yang mengaku Reyhan abang Kaira itu langsung tertunduk lesu dan menyandarkan dirinya pada dinding koridor, ia bingung bagaimana cara untuk meyakinkan Kaira bahwa dirinya adalah Reyhan Fernando Wirawan, yaitu abang kandung Kaira sendiri. Tak lama kemudian, datanglah pria remaja berseragam SMA sama sepertinya menghampiri Reyhan dengan wajah yang penuh akan rasa penasaran.

"Bang Nando, gimana? Adik kandung Abamg itu percaya kalau Abang masih hidup?" tanyanya yang dibalas gelengan oleh Reyhan.

"Nggak Ren, dia gak percaya sama Abang. Abang bingung harus kaya gimana agar Kaira bisa percaya kalau Abang masih hidup, padahal Abang rela kembali mengenakan pakaian SMA kaya gini untuk ketemu sama Kaira adik kandung Abang."

Bisakah Aku Bahagia? (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang