Bab 14b

4.8K 278 14
                                    


"Ternyata, begini yang kamu lakukan saat di belakangku."

"Darel, jangan mengatakan sesuatu yang kamu nggak tahu." Putri Jelita mengelus lembut lengan tunangannya. "Ini hanya reuni biasa. Ngomong-ngomong, kamu ada acara apa di sini?" Dari sudut matanya, ia melihat empat laki-laki berjas yang ia duga adalah teman-teman Darel. Keempatnya berdiri di dekat meja kosong dan kini menatap ke arah mereka.

"Reuni? Atau pertemuan yang sengaja kamu rencanakan dengan dia?" Darel menunjuk Reiga yang duduk di depannya dengan dagu. Mengabaikan pertanyaan sang tunangan.

"Bukan begitu, kamu lihat,'kan kami rame-rame."

Putri Jelita mengedarkan pandangan malu pada teman-teman di mejanya. Ia sama sekali tidak menyangka akan kehadiran Darel yang tiba-tiba dan membuat suasana jadi canggung.

"Sayang, kita bicara di sana." Ia berucap lembut sambil menunjuk teras restoran.

Darel mengernyit, tidak memedulikan ajakan Putri Jelitan maupun tatapan ingin tahu dari teman-teman tunangannya. "Kenapa harus ada dia, Putri? Bukanya aku pernah bilang kamu sama sekali nggak boleh ketemu dia?" Kali ini menunjuk terang-terangan ke arah bagian kepala Reiga.

"Reiga dan aku satu kuliah dulu," jawab Putri Jelita.

"Alasan, bilang saja kalian ingin berselingkuh di belakangku!"

"Darel! Bukan begi--,"

"Sebaiknya kalian keluar kalau ingin berantem dan bisa nggak jangan bawa-bawa aku." Merasa gerah karena namanya dibawa-bawa, Reiga bangkit dari kursi dan menatap bergantian ke arah Putri Jelita dan Darel. "Kami hanya bertemu untuk makan, ada teman-teman yang lain sebagai buktinya." Masih dengan suara lembut, Reiga menunjuk teman-temannya.

Darel berkacak-pinggang. "Ada banyak restoran yang lain, kenapa kalian memilih restoran di dalam hotel? Pasti ada maksud terselubung!"

"Jaga ucapanmu! Kamu bilang begitu berarti merendahkan tunanganmu sendiri!" sela Reiga keras.

"Jangan sok ngatur-ngatur!"Darel berucap tak kalah keras.

Putri Jelita menyelinap masuk di antara Reiga dan tunangan. Ia merasakan tusukan rasa malu karena pertengkaran keduanya. Terlebih semua terjadi karena salah paham. Ia malu menjadi tontonan banyak orang.

Suasana restoran mendadak sunyi, denting peralatan makan beradu pun terhenti. Semua orang yang ada di ruangan, dari mulai pengunjung sampai pelayan memperhatikan dengan was-was. Mereka bahkan takut beranjak dari tempat masing-masing, seakan takut akan pecah pertengkaran yang lebih hebat jik itu mereka lakukan. Begitu juga teman-teman Darel yang tidak beranjak dari tempat mereka. Terlebih melihat sikap Darel yang berdiri menatang.

"Sayang, kamu salah paham. Ayo, kita bicara di luar."

Darel mengibaskan tangan Putri Jelita. Menatap sinis pada tunangannya. "Dari tadi kamu terus menerus membelanya. Ada apa denganmu, Putri? Bilang saja kalau kamu masih cinta sama dia!"

"Bu-bukan begitu!" Putri Jelita berucap gugup. "kami hanya berteman, tidak lebih!"

"Halah! Bullshit! Kalian pikir aku nggak tahu apa yang kalian lakukan di belakangku?"

**

Tersedia di Karya Karsa untuk pembelia per part.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Dec 17, 2021 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Dear OmTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang