Semua mata menyorot tak percaya, saat Rio melangkah perlahan mendekati kursi Felicia. Tindakannya menimbulkan banyak pertanyaan tentang apa yang terjadi. Karena tidak biasanya seorang idola kampus mendatangi kelas yang bukan jurusannya, apalagi kali ini demi menghampiri seorang gadis.
Kasak kusuk dan spekulasi berdengung di seluruh ruangan, semua kepala menoleh ingin tahu. Banyak yang menduga jika Rio datang untuk menghampiri Amber, meski kenyataannya bukan begitu. Beberapa orang yang semula ingin keluar, membatalkan niat mereka.
Felicia mematung, menatap tak percaya pada sosok Rio yang berdiri salah tingkah di depannya. Bahkan Amber yang biasanya terlihat tak peduli, kini melirik ingin tahu.
“Fel, gue mau ngomong,” ucap Rio dengan wajah gugup.
“Ada apa?” Felicia menatap takut-takut, terlebih saat ia teringat akan sikap Rio yang pemarah. Ia baru masuk setelah beberapa hari izin sakit, dan Rio mendatanginya. Sungguh hal yang di luar dugaan.
Rio menggaruk kepalanya. “Sebenarnya, gue ada kirim pesan buat lo tapi kayaknya lo blokir nomor gue.”
“Memang,” jawab Felicia cepat. “Ada apa? Gue setuju buat putus, jadi harusnya lo jangan temunin gue lagi.”
Untuk sesaat Rio terlihat seperti kebingungan. Dia menatap bergantian pada Felicia dan Amber. Mulutnya menganga lalu kembali menutup.
“Fel, gue minta maaf.” Perkataannya keluar setelah jeda kesunyian beberapa menit.
Kali ini bukan hanya Felicia yang kaget, Amber yang semula sibuk bermain ponsel, kini menoleh pada cowok di samping mereka.
“Apa?” tanya Felicia tak percaya.
Rio menarik napas panjang lalu berucap lebih tegas. “Gue minta maaf soal kemarin. Gue harap, lo maafin dan kita nggak ada lagi dendam. Intinya, kita putus baik-baik.”
Penjelasan panjang lebar dari Rio membuat Felicia takjub. Ia merasa heran karena seseorang dengan rasa egois tinggi seperti Rio mau mengucapkan kata maaf. Ia tak tahu apa yang terjadi, tapi semestinya ia menyambut baik hal ini. Demi kenyamanan bersama.
Mengabaikan Amber yang menatap penasaran ke arah mereka, ia tersenyum ke arah Rio. “Gue udah maafin lo, tapi gue harap kita nggak berhubungan lagi. Mulai sekarang, anggap kita nggak saling kenal.”
“Deal,” ucap Rio lemah. “Thanks, gue keluar dulu.”
Di bawah tatapan orang-orang yang ada d ruangan, Rio bergegas pergi. Felicia menatap punggung cowok yang menghilang di balik pintu dengan perasaan lega. Akhirnya, ia terbebas dari perasaan aneh yang selama ini mengikatnya dengan Rio.
“Hei, kenapa dia minta maaf?” Amber mencolek lengannya.
Felicia mengangkat bahu. “Karena sudah bersikap macam-macam selama kami berpacaran.”
“Macam-macam kayak gimana?”
“Banyaak, pokoknya macam-macam. Lo nggak usah tahu. Yang penting, gue dah terbebas dari dia dan legaaa!” Felicia memekik sambil merangkul sahabatnya.
Amber yang tidak tahu menahu duduk persoalannya, membiarkan dirinya dipeluk sementara pelbagai pertanyaan berkecamuk di otaknya.
Setelah permintaan maaf hari itu, Felicia semakin jarang melihat Rio. Ia juga mendengar desas-desusu jika Miranda mencampakkan cowok itu demi laki-laki lain. Saat gosip siapa yang ditaksir Miranda menyebar, yang mengamuk justru Amber.
“Dasar dada palsu sialan! Bisa-bisanya dia naksir Pak Reiga. Dia nggak tahu kalau Pak Reiga itu milik guee!”
Felicia menelan perkataannya. Ia tercabik keinginan antara mengatakan hubunganya dengan Reiga, atau membiarkan sementara waktu. Sedangkan persaingan perebutan perhatian Reiga antar mahasiswi beken, makin menjadi-jadi.
![](https://img.wattpad.com/cover/228352432-288-k378184.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Dear Om
RomanceFelicia 20 tahun, gadis ceria yang patah hati karena pacar yang mencampakkannya. Pernikahan papanya membawa jalan kedekatanya dengan Reiga Pratama, laki-laki tampan yang merupakan adik dari sang mama tiri. Hubungan aneh, lucu, menggemaskan dan terla...