"ku mengerti tapi tak bisa, kuingin cinta apa adanya"
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.*****
Setelah melakukan itu semua dihadapan semua sahabat Tiara, tidak ada rasa bersalah pun dalam diri Anrez ia hanya ingin menunjukan apa yang menjadi miliknya tidak boleh disentuh oleh orang lain.
Tiara menarik tangan Anrez dengan paksa membawa pria itu keluar dari tempat ini ia benar-benar tidak habis pikir mengapa Anrez melakukan ini dihadapan semua sahabatnya.
"Kenapa kamu melakukan ini hah?" Tanya Tiara dengan nada melirih
"Untuk memberitahukannya jika kamu adalah milikku"ucap Anrez santai
Tiara menggeleng pelan" Saya bukan milikmu pak"
"Kamu milikku Tiara dan segera menjadi milikku" ucap Anrez dengan nada dingin
"Tidak, saya bukan barang, saya tidak akan menjadi milik siapapun karena saya bukan barang anda pak, dan bapak tahu semua ini hanya terpaksa saya lakukan karena penawaran anda demi menyelamatkan ayah saya"teriak Tiara cukup keras dengan tangis yang mulai terisak.ia merasa sudah sangat sesak dengan semua ini, ia lelah harus tetap berusaha kuat menerima ini semua
Rahang wajah Anrez mendadak menegang. Ia mengatupkan dengan kuat gigi-giginya "kamu milikku Tiara tidak perduli seberapa ingin kamu menolaknya kamu akan tetap menjadi milikku "teriak Anrez juga
Gadis dihadapannya ini terlalu keras kepala.selalu menolaknya walaupun tak secara langsung. Secara baik dan lembut tidak ia turuti dan mungkin bersikap dingin dan cuek adalah jalan satunya kali ini. Dan untuk pertama kali dalam hidupnya ia baru mengalami ada seorang wanita yang meneriakinya seperti ini
Ia tidak marah ataupun kesal, semua orang mungkin saja akan meneriakinya suatu hari nanti bahkan membencinya,namun ketakutan itu datang disaat bersamaan dengan gadis ini yang meneriakinya sekarang. Ia tidak ingin kehilangan Nauranya yang kedua kali lagi tidak akan pernah . Ia pastikan itu Takan pernah terjadi.
Tiara melangkah mundur setelah pria itu meneriakinya. Tidak bukan ini yang ia mau .seorang pria berteriak kepada wanita? Apakah pria ini berhak menjadi suaminya? Disaat ia semakin tahu seperti siapa lelaki ini. Tiara berbalik dan segera berlari pergi ia bahkan tidak ingin menoleh karena merasakan bulir bening itu jatuh dari pelupuk matanya. Untuk apa ia menangis? Pernikahan ini hanya sebuah tawaran untuk dirinya bukan? Jadi, apa yang ia harapkan dari pernikahan ini yang jelas-jelas tidak didasari akan cinta tapi keterpaksaan.
Anrez menatap punggung Tiara yang mulai menghilang bersamaan dengan pintu taksi yang tertutup dengan sangat keras.ia mengangkat kepalanya menghadap kearah langit,mengepal tangannya, memejamkan matanya dan menghela nafas dengan berat
Tidak ada yang tahu luka yang pernah ia rasakan bahkan tidak ada yang mengerti seberapa besar luka ini.tidak ada yang tahu seberapa takutnya dia saat rasa takut itu selalu menghampiri seolah mencekiknya setiap malam. Ia juga tidak ingin memberitahukan rasa sakit ini kepada siapapun. Ia memang sedang berusaha untuk mencintai Tiara tanpa melihat ada bayangan Naura dalam gadis itu. Ia berusaha keras tapi apa dayanya ia masih kalah saat memori itu datang hanya Naura yang selalu ia Lihat
Bahkan untuk saat ini ia ingin sekali melakukan hal yang belum pernah sempat ia lakukan dengan Nauranya, melakukan semua hal yang pernah Nauranya dulu inginkan namun tidak pernah sempat. Ia ingin mengabulkan semua itu lewat gadis ini.

KAMU SEDANG MEMBACA
I Love You ( On Going )
Fanfiction"kita mungkin bersama tapi tak membuat kita sama-sama bahagia maafkan aku" ~ Anrez "mengapa ini harus terjadi padaku disaat aku ingin bahagia dan ingin dicintai" ~ Tiara