"Don't leave me, please stay here with me "
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.*****
Tiara membuka matanya dengan perlahan. hal pertama kali yang ia lihat saat dirinya terbangun adalah menyadari jika dirinya bukan tidur diruang rawatnya sendiri, melainkan sekarang ia terbangun diatas ranjang pasien milik pria itu.Anrez.
Ingatannya kembali berputar ketika Malam tadi mereka larut dalam obrolan yang sangat panjang bahkan Tiara tidak tahu jam berapa keduanya tertidur karena terlalu asik bercerita bahkan bercanda. Dan tentu saja itu adalah kali pertama keduanya bisa seperti itu semenjak menikah.
"Kak Tiara sudah bangun?"
Suara itu sontak saja Membuatnya sedikit tersentak dikala Ceelsy memanggil namanya.bukan hanya Ceelsy saja yang datang melainkan ketiga sahabat Anrez yaitu Jack,James dan Brian yang kini sudah berdiri didepan pintu kamar rawat
Ia menoleh ke seluruh sudut ruangan. Namun seseorang yang ia cari sedari tadi tidak menampakan dirinya.
"Dia kema...?"
"Anrez sedang ditaman bersama Bunda Adelia" potong James yang seakan mengerti
"Ya. Sepertinya mereka sedang membicarakan hal yang sangat serius karena aku tidak sengaja melihatnya tadi"sambung Brian
Tiara hanya mengangguk pelan sebagai pertanda ya meskipun sebenarnya ia sedikit penasaran hal apa yang sedang dibicarakan oleh ibu dan anak tersebut.
"Nona sepertinya kondisimu sudah membaik bahkan wajahmu terlihat sangat cerah hari ini. Sudah siap untuk pulang?" Tanya Jack
"Mungkin"jawab Tiara dengan seulas senyuman.
.
.
.
.****
"Aku bermimpi bunda. Dalam mimpiku Naura ingin aku melupakannya"lirih Anrez
Adelia mencoba untuk tersenyum. Ia kemudian duduk disebuah bangku yang berhadapan dengan putranya.ia tahu bagaimana rasa sakit yang putranya rasakan setiap kali mimpi itu datang. Ia menggenggam tangan putranya
"Bunda tahu itu adalah permintaan yang sangat sulit bagimu nak bahkan kau mungkin tidak sanggup melupakannya, tapi Naura sangat mencintaimu nak, dia ingin melihatmu bahagia sekarang dia tidak mau melihatmu terus terkurung dalam masa lalu dan rasa bersalah itu. Begitupun dengan kami semua Bunda, Ceelsy dan sahabat mu kami ingin melihat mu bahagia bersama Tiara"
Adelia diam sejenak mengusap rambut putranya "melihat kondisimu kemaren itu benar-benar membuat bunda sangat takut bahkan bunda tidak bisa membayangkan jika harus kehilanganmu nak. Kamu dan Ceelsy adalah alasan bunda tetap bernafas didunia ini kalian berdua adalah sumber kebahagiaan bunda. Namun bunda tahu meskipun kamu hidup sekarang bahkan bernafas, jantungmu berdetak tapi jiwamu mati nak. Kau selalu menginginkan kematian lebih dari apapun. Dan kamu tahu nak itu membuat bunda merasakan rasa sakit yang luar biasa.bunda sangat merindukan Anrez yang dulu anak yang selalu menjadi sumber kebahagiaan bagi orang sekelilingnya. Jangan pernah kamu menyalahkan Tuhan nak dengan semua takdir yang terjadi saat ini.Bunda tidak ingin melihatmu terkurung dalam masa lalu karena itu juga sangat menyakitkan bagi Bunda"
Tanpa sadar setetes bulir bening itu jatuh dari pelupuk mata Anrez saat mendengar ucapan bundanya
"Bunda"lirih Anrez

KAMU SEDANG MEMBACA
I Love You ( On Going )
Fanfiction"kita mungkin bersama tapi tak membuat kita sama-sama bahagia maafkan aku" ~ Anrez "mengapa ini harus terjadi padaku disaat aku ingin bahagia dan ingin dicintai" ~ Tiara