"ku mengerti tapi tak bisa ku ingin cinta apa adanya"
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.*****
Bosan. Itulah yang menggambarkan keadaan Tiara saat ini.setelah melakukan video call dengan ketiga sahabatnya ia bingung ingin melakukan apa lagi. bahkan novel yang ia beli kemaren pun belum dibaca sama sekali olehnya, padahal itu adalah novel kesukaannya. Pikirannya sibuk memikirkan hal lain. Anrez? Ya, dia sibuk memikirkan pria dingin itu.
"Telpon gak ya"gumam Tiara ragu
Ia berjalan mondar-mandir seperti orang kebingungan. Tangannya ingin menekan sebuah nama yang bertuliskan "pria aneh" di handphone nya. namun, selalu tidak jadi karena ia tidak mau lelaki itu berpikir jika dirinya saat ini sedang menghawatirkannya. Waktu menunjukkan pukul 12 malam namun lelaki itu masih belum pulang juga.memang seharusnya ia tidak perduli kepada lelaki itu tapi entahlah hati kecilnya sangat bertolak belakang.
"kenapa dia tidak pulang ini sudah larut malam"sambungnya lagi dengan nada khawatir.
Antara kesal dan cemas semuanya bercampur aduk menjadi satu.kesal karena dirinya tiba-tiba bersikap seperti ini mencemaskan pria menyebalkan yang selalu bersikap dingin padanya.bukan kah seharusnya ia bersikap bodohamad saja terhadap pria itu entah pulang atau tidak itu bukan urusannya bukan. Tiara ingin sekali bersikap seperti itu tapi nyatanya ia tidak bisa.
"Nona.sedang menunggu Tuan muda?"ucap Madam Bella menghampiri majikannya
"I..ya Madam. Apa dia menelpon madam?tanya Tiara pelan
"Maaf nona.Tuan muda tidak ada menelpon saya"jawabnya
Tiara menggigit bibir bawahnya.ia tidak mengerti saat ini ia sangat mencemasi lelaki itu.ia merutuki dirinya yang bersikap seperti ini.lelaki itu bahkan tidak mengabarinya sama sekali lalu untuk apa ia khawatir sekarang.bukankah sudah jelas mereka bukan siapa-siapa hanya sebatas hubungan diatas perjanjian.
"Madam tidur saja, sepertinya Anrez tidak akan pulang hari ini"ucap Tiara
"Baik nona saya permisi dulu"pamit madam berjalan masuk kedalam kamarnya.
Malam semakin larut, Tiara masih setia menunggu Anrez. Tapi tetap saja tidak ada tanda-tanda jika pria itu akan pulang. Ia sesekali menguap tidak dipungkiri jika rasa kantuk mulai menyerangnya sekarang
"5 menit lagi jika dia masih belum datang juga maka aku akan masuk ke kamar"gumam Tiara pada dirinya sendiri.
Ia memegang ponselnya lagi, tangan itu sekali lagi menekan sebuah nama yang bertuliskan "pria aneh"
"Telpon atau tidak?Aku takut pria menyebalkan itu malah kepedean nanti kalau aku menelepon nya"gumam Tiara dengan wajah kesal
"Lagian kenapa aku mencemaskan dia
padahal aku yakin pria itu sebelumnya pasti selalu begini"ucap Tiara lagi5 menit sudah berlalu,dan kalian pasti sudah bisa menebak jika Anrez masih belum menampakkan dirinya sama sekali.and finally, Tiara memutuskan untuk naik menuju ke kamarnya karena ia yakin sepertinya lelaki itu tidak akan pulang ke apartemen malam ini.
"Sebaiknya aku tidur saja, dia pasti akan pulang juga nantinya. kan ini apartemennya tidak mungkin dia tidak pulang" batinnya kemudian mulai memejamkan matanya dan tertidur.
.
.
.
."Mereka tidak mau menerima ganti rugi sir bahkan mereka tetap bersikeras untuk membawa masalah ini ke pengadilan"ucap max membuat Anrez menggeram kesal
"Baiklah jika mereka tidak mau masalah ini diselesaikan secara damai, maka ikuti saja max.kita sudah punya bukti dari dokumen yang dikirim James dan dokumen yang telah kita semua rapatkan tadi. nama dua dokter itu yaitu Dr.Morgan dan Dr.Stevin sama sekali tidak ada dalam dokumen asli kita"

KAMU SEDANG MEMBACA
I Love You ( On Going )
Hayran Kurgu"kita mungkin bersama tapi tak membuat kita sama-sama bahagia maafkan aku" ~ Anrez "mengapa ini harus terjadi padaku disaat aku ingin bahagia dan ingin dicintai" ~ Tiara